Selamat membaca!
.
.
.
Empat Tahun Kemudian
Seorang pria memasukkan kertas yang dipegangnya ke dalam saku celananya. Netranya memandang pintu rumah yang besar itu dengan pandangan tidak yakinnya. Namun, tak lama kemudian dia mengetuk pintu itu.
Sedikit lama dia menunggu hingga pintu itu terbuka dan menampilkan sosok yang ia tidak ketahui siapa.
"paman cari ayah?"
Dirinya menunduk untuk melihat anak perempuan yang cantik dan seperti sedang bersiap untuk pergi ke sekolah itu.
"sayang! Makan sarapannya dulu, itu si-apa..."
Jake yang menyusul anaknya yang membukakan pintu karena lebih lincah darinya itu terkejut melihat siapa yang datang.
Itu adalah ayahnya.
"ssayang, ke sini ayo"
Bahkan untuk mendekati ayahnya itu Jake tidak berani. Bagaimana jika dia dipukul lagi seperti dulu? Bagaimana jika dia diseret untuk pergi dari sini?
Anak perempuan yang sudah lebih tinggi itu hanya menuruti perkatan orangtuanya. Kepalanya sedikit menoleh karena dia penasaran, "papa kenapa?"
Bagaimana Wonyoung tidak bertanya ketika melihat papanya yang manis itu tadinya tersenyum seperti di pagi-pagi biasanya saat ini menunjukkan raut masamnya.
"gak apa-apa sayang, sekarang kamu siap-siap ke sekolah aja ya?"
Wonyoung hanya dapat mengangguk dan berlarian ke dalam rumahnya meninggalkan sang papa dengan tamu tak diundang. Sedangkan Jake hanya dapat diam, menunggu ayahnya itu untuk berbicara.
"jake"
Suara yang beberapa tahun belakang ini kembali mengisi hari-harinya masuk ke dalam indra pendengaran milik Jake. Membuatnya berbalik dan mendapati Sunghoon di sana.
"aku yang bakal ngomong"
"gak usah, biar aku aja. Kamu antar wonyoung kaya biasa"
"tapi—"
"ini ayahku, jadi aku yang bisa menghadapinya"
.
.
.
"jadi kenapa ayah ke sini dan dari mana ayah tahu kami tinggal di sini?"
Tanpa basa-basi, setelah Wonyoung dan Sunghoon berpamitan pergi tadi, Jake langsung menanyakan inti dari perihal kedatangan ayahnya yang tiba-tiba saat ini. Tampak bahwa pria yang menyandang status sebagai ayah kandungnya itu hanya menatapnya dalam diam membuat Jake sedikit kesal.
"ayah! ayah mau ngapain—"
"kondisi kamu baik kan, jake?"
Mendengar pertanyaan seperti itu terlontar dari ayahnya membuat Jake mengedipkan matanya dengan perlahan. Dan yang dilakukan Jake hanyalah menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"kamu... udah nikah sama sunghoon?"
Mendengar itu membuat Jake menundukkan kepalanya dan memainkan jemarinya yang tidak berhiaskan cincin apapun. Menggelengkan kepalanya dengan pelan, "kami... belum menikah"
"kenapa?"
Jake mengangkat kepalanya dan bersitatap dengan ayahnya itu, "sunghoon tidak mau menikahiku karena belum mendapatkan restu dari orang yang berstatus sebagai ayah kandungku"