9

2.3K 209 1
                                    



.

.

.

"gua ke rumah lo hari ini, jadi pulang bareng"

Jake memandang Jay dengan raut tidak setuju, "gak!"

"heh kenapa enggak? Udah lama gua gak ke rumah lo, lo juga udah lama ya gak ke rumah gua!"

"gua sibuk"

"sibuk apa? Sibuk berduaan sama sunghoon?"

Jake menggeplak kepala belakang Jay dengan keras, "diem, anaknya lagi belajar hehehe ganteng banget dari belakang"

"suara lo bahkan lebih besar dari suara gua"

Saat ini seperti biasa Jay dan Jake bertengkar dan Sunghoon tidak mengindahkan itu sama sekali.

"ck, yaudah. Hmhh padahal mau nginep sama sunghoon"

Jay memandang sahabat dari kecilnya dengan aneh, "lo.. beneran pacaran sama sunghoon?"

Jake hanya menganggukkan kepala dengan antusias dan tersenyum lebar ke arah Jay.

.

.

.

"jadi, gimana bisa lo sama sunghoon pacaran?"

Saat ini Jay sedang berguling tidak jelas di karpet yang ada di kamar Jake, sedangkan Jake berada di tempat tidurnya. Jake menatap Jay malas, ya masa dia membalas ucapan Jay 'iya nih, kapan hari gua sama sunghoon perang di atas ini'.

"kepo lo ah, yang penting perasaan gua terbalas yeeayy!!"

"tapi kenapa dia cuek sama lo kalau di sekolahan?"

"ya gak apa-apa, yang penting pas berduaan gak gitu kok dia. Dia suka ngelus kepala sama punggung akuu terus aku suka meluk dia hehehe"

"heh! Masih kelas dua menengah atas jangan kebablasan lo"

Jake memandang Jay, ck asal sahabatnya itu tau dia sudah jauh tahu. Memilih untuk merapikan rambutnya dan mengabaikan ucapan Jay.

"jake gua serius"

Terlihat bahwa Jay sudah ikut merebahkan badannya di samping Jake.

"iyaa, iyaa deehh"

"inget pacaran boleh, tapi jangan kebablasan"

"lo kayak bapak-bapak anjir!"

"yaiya kan bapak lo!"

Jay sudah menyentil dahi Jake yang menyebabkan empunya mengeluarkan ringisan. Memilih untuk memandang wajah Jake dari samping yang hanya memainkan handphonenya itu. Tersenyum lalu memejamkan matanya, semoga sahabatnya yang satu itu benar-benar mendapatkan kebahagiaan.

.

.

.

Sunghoon membersihkan lantai minimarket tempatnya bekerja. Jam menunjukkan sudah 10 malam, saatnya dia pulang. Setelah membereskan semuanya Sunghoon langsung melesat keluar dan mengunci pintu minimarket itu.

Berjalan di malam hari sudah menjadi rutinitasnya sejak dahulu. Entah kapan dirinya menjadi sosok yang pendiam, dahulu dia adalah sosok yang riang dan mudah tersenyum. Nampaknya ibunya memang memberikan dampak yang besar kepada Sunghoon.

Ya siapa sih yang tidak sakit melihat ibunya sendiri bunuh diri?

Rumahnya itu dekat dengan minimarket tempatnya bekerja, hanya membutuhkan waktu sepuluh menit dengan jalan kaki dia sudah sampai di rumahnya. Sesungguhnya rumahnya yang dahulu bukan di daerah sini, tapi dia memilih untuk menjualnya karena tidak tahan. Dia selalu teringat tentang kejadian itu, membuatnya tidak fokus.

Setelah masuk ke dalam rumahnya, Sunghoon memberikan makan untuk gaeul dan langsung membersihkan badannya. Setelah itu dia duduk dan mengambil tugas sekolah beserta handphonenya.

Ada pesan dari Jake.

Oh laki-laki manis kecil itu, mereka sudah dekat selama enam bulanan sepertinya. Melihat pesan-pesan dari Jake yang sedikit dia balas, karena dirinya memang bukan orang yang selalu memegang handphonenya.

Terlihat bahwa Jake mengirimkan foto anak itu dengan pesan berikutnya 'sunghoon lagi sibuk ya?:( yaaudahh semangat ya sunghoon! Aku lagi mau main di mall sama jayy, tenang aja! Jangan cemburu sama jay yaa? Aku cinta kamu sunghoon!'

Dalam hatinya, sungguh Sunghoon ingin seperti remaja lainnya, bermain bersama lalu pulang malam hanya untuk keesokan hari dimarahi guru karena tidak mengerjakan tugas. Tapi dia tidak bisa, kondisinya tidak bisa. Bagaimana beasiswanya jika dia tidak mengerjakan tugas dan menjadi ranking paralel? Bagaimana dia bisa makan jika dirinya tidak masuk kerja?

Mematikan handphonenya dan menaruhnya di lantai.

Sepi.

Dirinya kesepian.

"sepi tuh kaya gini. Lo mah masih bisa main ke mana karena ada uang, kalau gua gak bisa ke mana-mana"

.

.

.

Suara ketukan di mejanya membuat Sunghoon mendongak dan mendapati Jay di sana. Tumben anak itu datang pagi? Keadaan kelas hanya berisikan Jay dan dirinya karena memang Sunghoon terbiasa untuk berangkat pagi sekali.

"kenapa?"

Sunghoon bertanya kepada Jay dengan asal-asalan. Dia malas tahu? Kenapa dia harus meladeni orang itu?

"lo gak main-main kan sama jake?"

Oh, shim jake.

Sunghoon tertawa kecil lalu memilih untuk tidak menanggapi pertanyaan Jay. Jay yang kesal karena tidak ditanggapi membuatnya mendorong bahu Sunghoon.

"jawab anjing"

"hubungan gua sama jake bukan urusan lo. Emangnya lo siapa sih? Segitunya"

Ucapan Sunghoon membuat Jay tersinggung.

"ya gua bukan siapa-siapanya. Tapi please jangan sakitin jake, walaupun dia sering ngumpat dan kasar tapi dia gak tahu apa-apa dengan dunia ini"

Sunghoon hanya mengangguk, "gua tau"

"kalau ada apa-apa sama jake, lo berhadapan sama gua"

Sunghoon berdecak dan melihat Jay yang sudah keluar dari kelas mereka entah ke mana dia tidak peduli.

Sunghoon tidak takut. Dia bisa melawan Jay, yang penting dendamnya terbalaskan.

.

.

.

TBC

SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang