14

2.3K 223 27
                                    



Selamat membaca!

.

.

.

BUGH

"apa-apaan bangsat!!"

Sunghoon yang tidak terima itu membalas pukulan Jay dan keduanya terlibat perkelahian. Sekolah sudah sepi karena memang waktunya pulang, Sunghoon yang terbiasa pulang terakhiran itu terkejut ketika mendapatkan pukulan di depan pintu kelasnya.

"brengsek!! Lo apain jake hah?!!"

Mendengar nama yang membuatnya uring-uringan saat ini membuat kepalanya ikut memanas, "lo apa-apaan anjing!!"

"lo gak tahu kan—"

"gua tahu! Dia kabur gak tahu ke mana!!"

Jay melepaskan cengkramannya, lalu dirinya memandang Sunghoon yang sedang berusaha untuk berdiri itu.

"lo pikir gua gak cari dia? Gua cari dia tapi gak ada!!"

Sunghoon menengadahkan kepalanya menghalau untuk air mata itu terjatuh di wajahnya. Melihat itu semua membuat Jay terdiam, dia semalam diberitahu oleh ayah Jake kalau Jake kabur dan hal itu pikirannya langsung mengarah ke Sunghoon.

"lo, lo apain jake sampai dia kabur?"

Bilang saja Sunghoon pengecut, "mana gua tahu bangsat! Apa lo gak lihat gua juga pusing cari dia?"

.

.

.

Di tempat lain ada seorang laki-laki manis yang sedang mencuci piring.

Shim Jake.

Jake ingin tertawa, seumur hidup dia tidak pernah mencuci piring dan melakukan hal kasar lainnya. Namun lihat dia sekarang, harus bekerja untuk menyambung hidup.

"jaeyun nanti buang sampahnya jangan lupa"

Jake menganggukkan kepala, jangan heran kenapa namanya berubah. Jake memilih untuk memperkenalkan diri sebagai Jaeyun daripada Jake saat ini. Itu adalah nama pemberian bundanya, namun ayahnya lebih memilih untuk menggunakan nama Jake untuknya.

Jemarinya mengambil sebuah kotak yang sedikit besar berisikan sampah di dalamnya. Dengan hati-hati dia membawa itu dan membuangnya di tempat sampah yang berada di luar. Sebelum masuk netranya melihat ke arah sekitar.

Tidak ada yang mengenalinya sama sekali.

Tempat yang tepat untuk memulai kehidupannya yang baru.

.

.

.

Sunghoon menggenggam surat yang baru saja dia terima, dia mendapatkan beasiswa lagi untuk melanjutkan kuliahnya. Meletakkan surat itu dan menyenderkan badannya di kursi belajarnya. Matanya terpejam dengan beberapa pikiran.

Di mana Jake? Sudah hampir empat bulan laki-laki manis itu menghilang.

Jake. Manisnya. Cantiknya. Miliknya.

Tanpa sadar air mata jatuh dari mata Sunghoon yang masih terpejam itu.

Dia berniat untuk menghancurkan Jake bukan terperosok ke dalam pesona laki-laki itu.

"ibu, sunghoon ngelakuin kesalahan. Apa yang harus sunghoon lakuin?"

.

.

.

Jake sedang memasuki pekarangan rumah yang dia kontrak selama ini. Perutnya sudah sedikit membesar, tidak heran masa kehamilannya sudah memasuki lima bulan. Dan entah kenapa Jake tidak pernah mengalami masa ngidam atau mual lagi, hanya di awal kehamilan dia mual lalu setelahnya tidak ada yang menyusahkannya.

Menaruh makanan yang diberi oleh pemilik toko tempat dia bekerja dan mulai memakannya.

"kamu gak nyusahin papa sama sekali yaa?"

Sembari memakan makanannya Jake mengusap pelan perutnya itu.

"nanti... jangan malu ya kamu cuma punya papa... maaf papa juga bakal buat hidup kamu susah, tapi papa bakal janji untuk menuhin kebutuhan kamu nantinya"

Tidak sesekali Jake menerima pandangan yang mencemooh untuknya. Jake hanya bisa maklum dengan itu, bagaimanapun dia sudah melanggar norma yang ada. Makin ke sini Jake tidak pernah menggerutu dan mengumpat lagi seperti dahulu, sudah terlalu lelah dengan pekerjaannya hingga untuk mengeluhpun tidak bisa.

"pantes aja sunghoon dulu pendiam"

Tak sengaja Jake menyebutkan nama itu karena pikirannya yang berkelana. Ketika dia sadar Jake mengetuk pelan kepalanya.

"udah gak usah pikirin"

.

.

.

"urrrghhh"

Sunghoon kembali memuntahkan cairan bening di toilet kampusnya yang sepi. Beberapa bulan terakhir dia mengalami mual dan hanya memuntahkan cairan bening. Dirinya sudah memeriksakan diri ke rumah sakit dan tidak ada yang aneh dengannya.

Membasuh wajahnya dengan air dan melihat pantulan dirinya di cermin lalu tertawa sarkas.

"lima bulan... kandungannya udah lima bulan kan?"

Diam-diam Sunghoon menghitung masa kehamilan Jake.

"kayanya anak kita gak mau nyusahin kamu jake, makanya dia buat aku gini"

Sunghoon menundukkan kepalanya. Seharusnya dia tidak berada di sini, seharusnya dia menemani Jake yang entah bagaimana nasibnya di luar sana.

Hidupnya makin baik, entah kenapa Taehyung, ayah Jake, laki-laki brengsek itu membantunya dalam hal pekerjaan ataupun segala biaya yang Sunghoon butuhkan. Dirinya sudah menolak secara halus karena dia tidak mau melihat wajahnya itu, jika dia melihatnya terus pupuk benci dan dendam itu makin membuncah untuk keluar.

Tapi nampaknya laki-laki itu tidak menyerah bahkan mengatakan kepadanya bahwa sejak Jake menghilang dia telah menganggap Sunghoon anaknya sendiri. Dia suka dengan Sunghoon karena cerdas, tidak banyak tingkah, dan pekerja keras. Bahkan lelaki brengsek itu mengatakan 'lupakan saja anak tidak tahu diri itu, saya sekarang sudah punya kamu, sunghoon'.

Sekali brengsek memang brengsek.

Dia menghancurkan hidup Jake karena mengira ayahnya yang brengsek itu akan hancur. Memang benar, tapi hanya di awal saja karena laki-laki itu mengadopsi dirinya dan mengakui dirinya sebagai anak.

Persetan. Dirinya sudah kehilangan Jake dan ini yang didapatkannya? Bukan ini yang diharapkannya brengsek.

Sunghoon memejamkan mata dan menghela nafasnya, kenapa seperti ini? Bukan seperti ini yang dibayangkannya. Tak lama kemudian mata itu terbuka dan dirinya melangkah untuk keluar dari sana.

Dia akan menjalankan posisi sebagai anak angkat yang baik dan menjalankan dendamnya kembali. Bagaimana bisa laki-laki itu melupakan anak kandungnya sendiri? Setelah itu baru dia akan mencari dan mendapatkan Jake kembali di sisinya.

.

.

.

TBC

Tanggapannya gimana yang baca nih wkwkwk, makasih ya udah bacaa!

SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang