💚pUlang dAri ruMah sakIt_13💚

83 9 0
                                    

"Katanya ada urusan,kok masih disini?"lirih Qinza kepada Rasyan ketus.

Rasyan yang tidak peka hanya sibuk mengetik.

"Abi,,,,sini yuk temenin kakak,,,nanti kakak kasi coklat"panggil Qinza kepada Albi yang duduk disamping Rasyan.

Albipun dengan Segera turun dari sofa dan beranjak untuk mendekati Qinza.

"Mau naik?"tanya Qinza tersenyum yang di angguki oleh Albi.

Albi terus melompat-lompat,dan Qinza berusaha mengulurkan tangannya untuk meraih tubuh mungil Albi.

"Eh Lo bantuin Albi sini"ucapnya sambil menatapkan pandangannya pada Rasyan.

Tetapi Rasyan terlalu kalut dalam pekerjaan.sampai Qinza berusaha untuk meraih tangan Albi.

Rasyan yang melihat itu langsung membuka suaranya.

"Albi,,,nggak boleh disitu,,anti juga kenapa bebas gerak,nanti kalo darah nya naik di selang gimana,nanti kalo anti jatuh gimana" ungkap Rasyan dengan cepat menghampiri Qinza dan Albi.

"Yyaudah,ngga usah marah gitu,lagian tadi gue panggil-panggil buat bantuin Albi naik malah dicuekin"lirih Qinza pelan menghadap samping,tidak nyangka reaksi Rasyan bakalan seseram itu.

"M-maaf saya tadi tidak mendengarnya"lirih Rasyan dengan suara kembali dingin.

"Anti minta tolong kenapa?"tanya Rasyan membuyarkan keheningan selama beberapa detik itu

"Minta tolong Albi pengen naik kesini,tolong dinaikin"ujar Qinza masih dengan wajah kesalnya.

"Anti istirahat saja Albi biar sama saya,kepala anti Masi sakit kan,jadi lebih baik tidur aja"lirih Rasyan sambil membawa Albi ke gendongannya.

"Udah nggak,sini gue mau main sama Albi,cepet siniin Albi" kata Qinza mencoel-coel kaki Albi yang membuat Albi tertawa kekeh.

Rasyan pun menurunkan tubuh Albi ke ranjang Qinza,membuat Qinza berubah langsung tertawa begitupun dengan Albi semakin gemas.

"Tantiik aatiittt,,,,tantik aatiitt"lirih Albi sambil melihat tangan Qinza yang diinfus.

"Albi disini diem-diem ya,jangan gerak terus, Paman selesein kerja dulu bentar"lirih Rasyan dan kembali ke tempatnya tadi.

"Albi seneng ya punya paman yang dingin kayak balokan es batu gitu?"bisik Qinza kepada Albi yang berada disampingnya berbaring.

Albi hanya diam sambil memainkan kuku-kukunya mengerucutkan bibirnya gemas.

"Ih Abi dijawab dong,kan kak Qinza nanyak?"lirih Qinza menatap Albi cemberut.

"Tantikk,antukkk"lirih albi mendongakkan kepalanya
menghadap Qinza.

"Hah, ngomong apa dah lu cil?"bingung Qinza dengan ucapan Albi.

Tak tunggu lama,Albi terlihat memejamkan matanya disamping Qinza.

"Lah tidur,cil bangun,lu kan lagi nemenin gue cil,kok lu yang tidur"lirih Qinza sambil mencium kepala Albi menghirupnya dalam.

Rasyan yang fokus dengan laptopnya sampai lupa waktu,dan saat tersadar dia langsung menetapkan ke arah ranjang Qinza.

"Albi paman ud....., masyaallah lagi tidur"lirih Rasyan yang melihat Albi dan Qinza tertidur lelap,dengan posisi tangan Qinza menopang kepala Albi begitupun dengan Albi yang menaruh tangannya di atas perut Qinza.

Rasyan yang melihat itu tanpa sadar senyuman dari sudut bibirnya terukir, sampai seseorang datang menepuk bahunya membuyarkan pandangan nya.

"Astaghfirullah"ucap Rasyan terkejut.

RaQueenza 🍑(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang