Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu,kediaman Rasyan dan Qinza yang tadinya ramai didatengi oleh teman-teman dan juga tetangganya,kini hanya terdengar suara jangkrik bersenandung malam hari ini.
"Kok mukanya sedih gitu,kenapa sayang??".
"Aku ngerasa bersalah karna nggak pergi ziarah ke makam bunda!!".
"Kenapa mikirnya gitu??".
Mendekatkan tubuhnya dan memegang jari jemari tangan Qinza dengan halus.
"Pasti bunda nungguin terus kedatangan aku sama ayah,apalagi bunda Liza.pasti dia sedih karna lebaran pertamanya dia.kami bertiga nggak ada disana buat nemenin dia".
"Kata siapa mereka sedih disana??justru disana bunda bahagia sekali.karna dari sini ada anak cantik mereka yang selalu ngirimin hadiah buat mereka setiap harinya tanpa lelah".
"Maksudnya??".
Lirih Qinza mendongakkan kepalanya menatap Rasyan dengan wajah yang sedih.
"Doa serta istighfar yang kamu kirimkan untuk mereka adalah hadiah terbaik buat bunda ayu sama bunda Liza disana.sayang,sejauh ini kamu udah bertahan,kamu adalah wanita kuat yang selalu sabar atas ujian yang Allah berikan.jadii,jangan sedih lagi yaa,nanti kalok kamu udah lahiran kita langsung kesana buat ketemu sama bunda".
"A',aku nggak tau kalok nggak ada kamu,dunia aku akan sehancur apa!! terimakasih kamu udah mau nerima aku yang nggak sepadan sama kehidupan kamu, bahkan jauh dari kata pantas buat jadi istri kamu".
"Ngomongnya jangan gitu,aku yang seharusnya berterima kasih sama kamu,karna udah ngasih aku kesempatan lagi buat jadi imam kamu".
Qinza terkekeh kecil menepis pelan pergelangan tangan Rasyan.
"Kamu ngomong kayak aku udah nolak kamu aja".
"Bukannya dulu waktu SMA kamu pernah kabur dari rumah,karna nggak mau dijodohin??".
"K-kok kamu tau,kalok aku udah pernah kabur dari rumah?? jangan-jangan yang mau dijodohin sama aku k-ka....".ujar Qinza menatap Rasyan terkejut.
"Kamu salah faham waktu itu,bukan kamu yang mau dijodohin.dan lagi pun kita nggak pernah di jodohin!!"
"Terus siapa??kok kamu bisa tau kalok aku kabur dari rumah karna nggak mau dijodohin??".
"Kak Nanda!!!" Lirih Rasyan kembali membuat Qinza terkejut.
"K-kak Nanda??".
"hhmmm,,,dulu waktu itu,Buya sama ayah berniat jodohin kak Nanda sama teh Halimah.tap....".
"Kak Halimah??kak Nanda sama kak Halimah mau dijodohin??" Kekeh Qinza tertawa ngikngik.
"Tapi nggak jadi,karna kak Nanda nolak tawaran ayah, alasannya karna nggak pantes buat teh Halimah.nggak lama kemudian kamu kabur dari rumah,kamu nggak sengaja denger percakapan ayah sama Abuya lewat telfon.dan kamu salah faham sama ucapan mereka.makanya sayang kalok lagi marah jangan ngambil keputusan cepet-cepet,buat orang khawatir tau nggak sama kamu waktu itu".
"B-berarti kamu udah lama dong kenal sama aku??".
"Udah lama,malah lama banget.dulu waktu masih kecil,ayah sama bunda sering kok bawa kamu sama kak Nanda kerumah,dan kita sering ketemu".
"T-tapi waktu nikahan anaknya utz,Adi.mereka bilang baru ketemu pertama kali setelah sekian lama,dan hilang kabar".
"Yaa memang benar,karna dulu ayah pindah ke Jakarta waktu kamu masih umur lima tahun,dan setelah itu nggak ke Bandung lagi.kamu lahir di Jakarta tapi waktu umur satu bulan setelah ayah felix nikah sama bunda Liza,mereka tinggal dibandung,dan kembali ke Jakarta lagi karna ayah felix nggak sanggup kalok harus bolak-balik Bandung-Jakarta".
KAMU SEDANG MEMBACA
RaQueenza 🍑(END)
General Fiction❗❗❗❗❗WAJIB FOLLOW,DAN JIKA SUDAH MEMBACA UTAMAKAN MEMBAYAR PARKIR DENGAN CARA MEMBERIKAN VOTE DAN KOMEN‼️‼️‼️‼️‼️