Aku memang merindukan dirimu, tetapi bukan berarti aku mengharapkan kehadiranmu___
🦈🦈🦈🦈🦈
"Rasyan??"panggil Aziz saat melihat Rasyan berjalan didepan penginapan.
Rasyan memutar seluruh tubuhnya melihat siapa yang memanggil namanya "iyaaa ziz, kenapa??".
"Saya mau nanyak soal surat itu??"ujar Aziz dengan nafas yang menggebu.
"Kenapa??"
"Kamu sudah tau siapa yang ngirim surat seperti itu ke kamu selama ini??" Mengobrol sembari berjalan pelan.
Rasyan mengedipkan matanya pelan,dan kembali fokus berjalan kedepan tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Sudah tiga Minggu,tetapi kita belum tau siapa pengirim dari surat menjijikan itu"lirih Aziz meringis sinis emosi.
"Sudah tidak usah difikirkan,nanti juga kita bakalan tau siapa yang berani ngirim hal seperti itu" titah Rasyan lembut.
"Kamu sabar banget syan,saya salut sama kamu,padahal saya aja yang baca surat itu Sampai bergidik ngeri dengan kata-katanya,tetapi kamu sampai sekarang terlihat sangat santai"
"Saya serahkan semuanya sama Allah,dan Allah akan memberikan yang terbaik buat saya,saya hanya perlu sabar dan bertawakal saja"lirih Rasyan tersenyum adem.
"Kamu tidak marah??"
Rasyan menggelengkan kepalanya,dan menghentikan langkahnya berhadapan dengan Aziz.
"Tentu saja marah, bagaimana jika hal tersebut diketahui oleh istri saya.bagaimana sakit hatinya dia.tapi saya sembunyikan amarah itu sebaik mungkin agar masalah ini cepat terselesaikan!!".
Aziz menatap Rasyan dengan tatapan kagum sekaligus dengan mata yang berbinar.
"Rasyan apakah boleh saya suka sama kamu"titah Aziz yang membuat raysan langsung memukul bahu pria tersebut.
"Aaaww,sakit"titah Aziz meringis sambil mengusap-usap bahunya yang dipukul keras oleh Rasyan.
"Jangan membicarakan hal yang menjijikan"titah Rasyan menatap Azizi sinis.
"Saya hanya bercanda,mana mungkin juga saya suka sesama jenis,saya hanya kagum liat kamu yang begitu sabar dan alim.sungguh beruntung istri kamu memiliki suami seperti kamu." lirih Azizi tersenyum.
"Justru saya yang beruntung memiliki istri seperti Qinza".
••••
Dengan suasana yang sedikit tentram, Qinza dan Tira menikmati tiupan angin dibawah pohon,sembari mendengarkan musik dan memejamkan mata mereka satu sama lain."Raa,,,gue perhatiin sikap Lo akhir-akhir ini kalem banget??"lirih Qinza membuka suara dengan mata yang masih terpejam.
"Kalem gimana??"jawab Tira tersenyum manis.
Qinza membuka matanya perlahan "mulai dari cara bicara Lo yang lembut,teriak juga nggak pernah,jalan Lo kayak dirapiin gitu padahal biasanya lari-larian sambil teriak-teriak,juga kalok makan Lo selalu slay" toleh Qinza menatap Tira yang masih memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaQueenza 🍑(END)
General Fiction❗❗❗❗❗WAJIB FOLLOW,DAN JIKA SUDAH MEMBACA UTAMAKAN MEMBAYAR PARKIR DENGAN CARA MEMBERIKAN VOTE DAN KOMEN‼️‼️‼️‼️‼️