💚sip'Ar_34💚

77 8 0
                                    

Terkadang,air mata juga tidak semata-mata untuk menenangkan,bahkan air mata lebih bahaya dari pada perkataan, seseorang bisa terhindar dari perkataan tapi kebanyakan orang tidak bisa terhindar dari air mata,air mata adalah musuh besar tetapi juga bisa menjadi sahabat terbaik kala dibutuhkan, isak tangis begitu terdengar,bahkan luka yang awalnya hanya sebuah goresan kini menjadi luka yang dalam.

"Saya sama ayah akan kerumah buat nemuin mama kamu Minggu depan".

Dengan cuaca yang tidak bersahabat,dengan rintikan air yang membuyarkan semangat,dan dengan dinginnya udara yang menerpa kulit sangat menyengat.

Sore ini ketika Tira pulang dari kampusnya,cuaca sudah begitu mendung sampai akhirnya Nanda berfikir bahwa tidak aman untuk membiarkan kekasihnya untuk pulang sendirian,sampai dia meninggalkan pekerjaan demi mengantarkan kekasihnya untuk sampai tujuan dengan selamat.karna hujan begitu deras dan jalanan pun terlihat cukup licin untuk dilaluinya, merekapun memutuskan untuk makan dicafe terdekat dari kampus Tira.

"Hujannya udah berhenti,kita jalan aja yuk" lirih Tira mengalihkan topik pembicaraan mereka.

Nanda hanya tersenyum, lagi-lagi setelah beberapakali,hari ini Tira terus saja mengalihkan pembicaraannya ketika Nanda mulai membahas tentang hubungan mereka.

"Yaudah yuk,nanti kemaleman".

Merekapun meninggalkan cafe tersebut dan masuk kedalam mobil untuk pulang.

Sesampainya dirumah,Tira langsung membuka mobil dan berpamitan seperti biasa kepada Nanda."aku masuk dulu,kamu hati-hati dijalan"ujar Tira tersenyum kecil menatap Nanda dan langsung masuk ke dalam rumahnya.

Setelah Nanda mengantar Tira pulang,dia tidak kembali ke kantor melainkan langsung pulang karna sudah cukup malam untuk kembali ke kantor pada jam segini.ketika Nanda sudah sampai dirumah ayah Felix yang melihat Nanda baru masuk langsung menarik tangan Nanda dan mengajaknya untuk duduk diruang keluarga.

"Ayah udah pulang??".

"Tadi ayah keruangan kamu dikantor tapi kata sekretaris kamu,kamu udah pulang,tapi kenapa nggak ada dirumah,abis ketemu sama Tira?".

Nanda menganggukkan kepalanya menatap fokus kedepan."Nanda kamu serius dengan keputusan kamu??"tanya ayah Felix menatap Nanda dalam.

"Yaah,,Nanda egois yaa??"lirih nanda tersenyum simpul.

Ayah felix mengusap wajahnya kasar "Seharusnya dari awal ayah larang kalian bersama"ujar ayah Felix sambil menepuk bahu Nanda dan meninggalkan nanda yang masih terdiam disana.

••

"Raa,tunggin gue disini bentar yaa"lirih Qinza sambil membereskan buku-bukunya diatas meja.

"Lo mau kemana??".

"Gue mau sholat".

"Gue ikut!!"ujar Tira ikut memasukkan bukunya.

Qinza tersenyum menatap Tira "nggak usah liat gue senyam-senyum gitu" lirih Tira menatap Qinza sinis.

"Demi siapa nih??"ungkap Qinza menggoda Tira.

Tira langsung menyenggol badan Tira dan melalui nya membuat Qinza menggelengkan kepalanya tersenyum.

"Lo mau nunggu diluar doang??".

"Emang gue boleh masuk,gue kan lagi Dateng bulan??lirih Tira yang sudah berada didepan gerbang mesjid bersama dengan Qinza.

"Terus ngapain ikut kesini??".

"Yakan biasanya juga gue ngikut lo terus"ujar Tira memutar bola matanya.

"Yakan waktu itu nggak dateng bulan,kalok dateng bulan nggak boleh masuk dong "balas Qinza .

"Ck gitu yaaa,yaudah gue tunggu disini aja".

RaQueenza 🍑(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang