49. Bisakah Kita Menuju Pragma?

32 2 1
                                    

Bisakah Kita Menuju Pragma?

.

Ketika matahari beranjak lelah, aku menata meja untukmu

Senyapmu adalah musik dan tawamu adalah candu

Secawan anggur yang ingin selalu kuteguk

Ketika semburat jingga mengalahkan awan putih, aku mengajakmu berjalan di pasir berbuih

Wajah sendumu melayangkan benakku pada mozaik St. Maria

Terpatri tanpa cela, abadi sebagai mahakarya

Surya senja menyiramimu cahaya

Kau terlihat bak malaikat yang dibakar api surgawi

Jatuhlah ke bumi, lenganku senantiasa menanti

Ketika nyalang merah lebih garang dari gradasi abu,

Di situlah aku tercenung dan membatu

Jiwamu, dan wujudmu, mengalihkan duniaku telah sejak lama

Dada ini sesak bukan karena oksigen yang semakin tercemar

Melainkan karena tiap embusan napas mengandung namamu

Parasmu, pesonamu, kasihmu

Denganmu, aku ingin hidup lebih lama

Bisakah kita menuju pragma?

.
.
.

Sajak Ash untuk Will
Ditulis di bawah lonceng Gereja St. Irene

.
.
.

Pic on header: https://pin.it/15OOzDl

SemidevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang