Taehyung atau Byungmo

357 44 5
                                    

Gerimis turun di penghujung senja. Mobil hitam yang dikendarai byungmo bersama yoongi meluncur pergi meninggalkan rumah sederhana itu. Saatnya mereka kembali ke rumah taekwoon.

Hari ini taekwoon dan minji baru saja kembali dari bepergian ke luar negeri. Dan yoongi harus terlihat ada di rumah. Yoongi terlihat enggan masuk ke dalam rumah besar itu. Yoongi telah merasa nyaman berada di rumah byungmo. Yura ahjumma menyambut yoongi dengan tergopoh.

"Oalah, tuan muda manis. Kenapa wajahmu memar semua seperti ini?" Dengan lembut Yura ahjumma mengusap wajah yoongi.

"Terbentur sedikit kemarin karena jatuh, ahjumma" bohong yoongi. Yura ahjumma terlihat prihatin dan menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah. Masuk kamar dulu, untuk mandi. Sebentar lagi makan malam ya, tuan manis" yoongi hanya mengangguk dan beranjak pergi untuk naik ke lantai atas, kamarnya. Yoongi merebahkan diri di atas ranjang. Matanya menerawang memandang langit-langit kamar.

Entah kenapa, yoongi merasa hidupnya hampa. Padahal yoongi hidup dalam kemewahan. Tapi yoongi merindukan saat saat bersama sang eomma dan seokjin, yang setiap hari hanya bisa makan sayur daun singkong. Yoongi juga rindu saat menjajakan roti goreng buatan sang eomma. Bahagia sekali jika roti goreng itu bisa habis. Yoongi akan tertawa riang bersama seokjin.

Yoongi mengusap wajahnya, saat terdengar ada yang mengetuk pintu kamarnya. Ternyata seorang pelayan mengabarkan bahwa ia telah di tunggu oleh keluarga Jeong di meja makan. Dengan malas yoongi beranjak dari pembaringan dan keluar kamar.

Seluruh keluarga telah berkumpul. Dan mereka acuh dengan kehadiran yoongi. Hanya taekwoon yang tersenyum dan menyapanya. Hanya ia saja yang terlihat khawatir melihat wajah yoongi yang memar. Semua hanya memandang sinis terhadapnya. Kecuali taehyung. Namja itu terlihat acuh dan asyik dengan dirinya sendiri.

Makan malam penuh basa basi yang ingin segera ditinggalkan oleh yoongi. Mereka hanya membicarakan tentang perusahaan dan saham. Membosankan. Itu yang terlihat dari raut wajah yoongi.

Dan juga taehyung. Ia terlihat menghela nafas berkali kali seperti ingin cepat segera pergi dari tempat terkutuk itu. Taehyung memainkan sebuah pisau kecil pengiris daging. Ia memutar mutarkan pisau itu. Yoongi diam diam mengamati taehyung. Yoongi merasa takjub akan kelincahan jemari taehyung dalam memainkan pisau itu.

"Taehyung ah, letakkan pisaunya. Itu bisa melukai orang " sebuah suara mengangetkan yoongi dan taehyung. Taehyung menatap malas pada hoseok, hyung tertua nya itu.

"Aku tidak melemparkannya kepada siapapun" jawab taehyung santai.

"Tapi ini di meja makan. Pantaskah kau bermain pisau seperti itu?" Taehyung menatap tajam ke arah yoongi.

"Sudah sudah. Mungkin taehyung terlihat bosan mendengar percakapan kita. Dia masih belum mengerti tentang bisnis" bela taekwoon.

"Tapi taehyung harus ikut mendengarkan dan harus tahu. Karena kelak dia juga akan masuk perusahaan. Bukan begitu, dad?" Taehyung memandang pada taekwoon.

"Nee, tentu saja. Tapi sekarang ini dia masih senang bermain. Bukan begitu, taehyungie?" Tanya taekwoon. Lalu ia melanjutkan,

"Begitu juga dengan yoongi. Dia juga harus mempelajari bisnis dan perusahaan keluarga kita" semua orang terhenyak dengan pernyataan taekwoon. Bahkan yoongi sampai tersedak minumannya sendiri. Hanya taehyung yang tetap acuh.

"Sayang..." Minji memandang bergantian antara suaminya dan yoongi dengan jijik.

"Kenapa kalian semua terkejut? Bukankah yoongi juga anak daddy. Dongsaeng kalian. Dia juga berhak" ucap taekwoon merasa tidak bersalah.

Two Brother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang