Jwan atau Seokjin

322 33 18
                                    

Ravi berdiri dan merogoh ponsel pada saku celananya. Dia terlihat menelepon seseorang.

"Shit! Don't pick it up!" Pria itu mengumpat lalu mencoba menelepon kembali.

"Hyung, donggeun itu siapa?" Tanya Jwan ingin tahu. Namun, Ravi hanya diam dan tetap mencoba menghubungi seseorang.

"Kenapa lama sekali diangkat? Apa benar Wendy sama kau sekarang?" Pertanyaan Ravi dengan seseorang di seberang sana, membuat seokjin dan Yura ahjumma semakin penasaran.

"Apa? Dimana?" Ravi berbicara di telepon sambil keluar dari rumah dan menuju mobilnya.

"Oke. Aku kesana sekarang."

Pria itu hendak pergi saat dia teringat pada Yura ahjumma.

"Nee ahjumma. Wendy kecelakaan. Aku mau kesana sekarang. Ahjumma jaga rumah, nanti tunggu kabar dari aku." Ucap Ravi sambil masuk ke dalam mobil.

"Aku ikut, Hyung!" Teriak Jwan sambil ikut masuk dan duduk di samping Ravi. Laki laki itu hanya diam dan membiarkan Jwan ikut dengannya.

Mobil meluncur dengan cepat membelah kota Seoul menuju ke sebuah rumah sakit. Tidak lama kemudian, mobil berhenti di tempat parkir dan mereka segera turun. Ravi berjalan dengan cepat menuju sebuah lift yang membawanya naik menuju ke kamar VIP dengan Jwan yang mengikuti nya dari belakang.

Pintu lift terbuka dan mereka berjalan melewati sebuah koridor yang menuju ke kamar tempat Wendy berada. Sebelum sampai, mereka dihadang beberapa bodyguard.

"Tidak ada yang boleh masuk." Ucap salah satu dari mereka ketus.

"Yaa, aku ini teman bos kalian." Ucap Ravi dengan sengit.

"Maaf. Tapi tidak ada yang boleh masuk."

Ravi dan Jwan sangat kesal dengan mereka. Lalu, Ravi mengambil lagi ponselnya untuk menghubungi seseorang saat Jungjin keluar dan membuat Jwan tersentak melihatnya.

"Tuan Ravi?" Sapa Jungjin ramah.

"Bagaimana keadaan wendy? Kecelakaan apa dia?" Tanya Ravi tidak sabaran.

"Wendy tidak sengaja memakan makanan yang sudah di racun. Keadaan nya koma sekarang. Tuan dan Sohee ssi ada di dalam menunggu nya." Ucap Jungjin membuat Ravi dan Jwan tersentak. Terutama Jwan. Pemuda itu terdiam dengan wajah yang memucat.

"Apa aku boleh masuk?" Tanya Ravi dan jungjin mengangguk mempersilahkan. Sementara Jwan perlahan memundurkan langkahnya dengan gemetar. Dia tidak sanggup masuk untuk melihat Wendy terbaring sekarat.

Jwan segera masuk ke dalam lift dan menjatuhkan tas yang isinya cokelat untuk Sohee. Jantungnya berdebar keras dengan keringat dingin mulai membanjiri punggungnya.

Ketika pintu lift terbuka, dia langsung berlari keluar menuju pintu belakang rumah sakit yang agak sepi. Jwan berhenti dan tubuhnya pun luruh. Dia terisak dengan meninju dinding pagar rumah sakit berkali kali. Kenapa harus wanita baik itu yang terkena racunnya? Kenapa harus kakak dari gadis yang dicintainya?

Racun yang dia berikan sangat keras. Bagaimana jika Wendy tidak selamat. Baru kali ini dalam hidupnya, dia menyesali kebodohannya. Jwan berjalan dengan gontai pulang menuju rumahnya.

Dia masuk ke dalam rumah dengan lemas dan langsung menyandarkan tubuhnya pada sofa ruang tamu. Satu tangannya menutup mata agar mau terpejam.

Minho keluar dengan mendorong kursi rodanya dan terkejut melihat keadaan Jwan.

"Kau kenapa? Jwan..." Minho menggoyangkan tubuh Jwan dengan cemas. Kuku kuku jarinya yang berdarah dan tubuh terlihat sangat letih membuat Minho khawatir. Jwan menurunkan tangannya dengan lemas dan membuka matanya yang sayu dan sendu.

Two Brother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang