Ruangan serba putih dan hanya terdengar suara mesin monitor jantung itu terasa sunyi. Wendy terbaring koma dan entah kapan akan membuka kembali matanya.
Pintu ruangan terbuka dan masuklah yoongi. Dia mendekati Wendy dengan tatapan nanar. Yoongi duduk di bangku dan jemarinya menggenggam erat jemari sang wanita.
"Ini sudah delapan hari dan kau belum membuka matamu, wendy ah. Semua orang sudah merindukanmu. Apa kau bisa mendengar suaraku? Aku juga merindukan mu. Aku rindu mendengar suara ketusmu, tatapan bencimu padaku, dan wajah masammu. Tahu kah kau, Wendy ah? Aku lebih baik melihatmu membenciku, daripada melihat dirimu yang terbaring tak berdaya seperti ini. Bangunlah, Wendy ah. Aku akan menjauh darimu lagi jika itu yang kau inginkan,"
Yoongi berbisik lirih tepat di telinga wanita itu. Namun, dia tetap bergeming. Matanya tetap terpejam membuat hati yoongi seperti tertusuk duri.
Dia mengusap kasar air matanya lalu mengecup kening wendy dengan lembut. Kemudian dia keluar lalu ruangan.
"Sohee belum datang?"
"Belum, Tuan. Mungkin sedang di jalan menuju kemari," jawab Jungjin.
"Kita ke kantor sekarang. Pastikan semua tempat hingga sudut lantai ini aman semua," perintahnya pada Dongyeon, tangan kanan Jungjin. Pria kekar itu mengangguk.
****
Choi Grup yang heboh selama beberapa hari terakhir karena percobaan pembunuhan terhadap Presdir mereka, memunculkan desas desus di kalangan semua karyawan dari bawah hingga atas, bahwa Wendy kepala devisi marketing yang baru adalah kekasih sang Presdir.
Bagaimana mungkin seorang karyawan biasa, sering berada di ruangan sang bos dan mendapat pelayanan istimewa berupa makan siang bersama.
Irene terpekur di atas meja kerjanya. Wanita manis dengan rambut panjang itu melamun sambil memainkan sebuah pena dan memutarnya di atas meja.
"Irene ah... Kau tidak menjenguk Wendy? Kalian kan sahabat," Jisoo teman satu devisinya duduk di depan.
"Kemarin aku kesana tapi, tidak bisa masuk karena pengawalan ketat dari pengawal si Presdir."
"Mwo? Sampai di jaga ketat seperti itu ruangan nya?" Jisoo menatap tidak percaya pada temannya.
Beberapa wanita yang mendengar teriakan jisoo langsung menghampiri mereka.
"Apa yang dijaga ketat?"
"Ruangan nya Wendy dijaga ketat?"
Tiga wanita yang ikut merubungi Irene sambil menatap ke arahnya dengan penasaran. Irene mencebik ke arah mereka.
"Ayo irene ah, cerita sama kita. Temanmu itu ada hubungan ya sama Presdir?" Ji-hoo ikut menimpali.
"Dan aku mendengar, sebelum Wendy keracunan makanan itu, dia sudah diangkat jadi sekretaris pribadi Tuan Yoongi," timpal Hyojin.
"Yang benar? Dapat gosip darimana kau?"
"Dari orang atas lah. Itu makanya, Heesun meradang dan benci sekali sama Wendy."
"Hush... Sudah sudah. Kalian ini kalau ada gosip cepat sekali menyambung nya. Itu semua hanya rumor. Kalau bener, Wendy pasti cerita dengan ku. Sudah sana, bubar," usir Irene gemas membuat ketiga wanita itu mencebik dan kembali ke meja mereka masing masing.
"Kau sih, bicara pelan pelan bisa tidak?" Semprot Irene pada jisoo yang cengengesan.
"Tapi beneran ya, Irene ah.... Ruangannya Wendy dijaga ketat?" Jisoo mengulangi pertanyaan karena penasaran. Irene mengangguk sendu.
"Tidak hanya ruangan, tapi Tuan yoongi menyewa satu lantai, untuk perawatan Wendy."
"Hah!?" Jisoo terhenyak dengan mulut menganga lebar yang langsung di tampol oleh Irene.

KAMU SEDANG MEMBACA
Two Brother ✅
Misteri / ThrillerKarena Kematian Ibunya, Yoongi Harus Berpisah Dengan Seokjin Adiknya. Yoongi Diangkat Anak Oleh Seorang Konglomerat, Sedangkan Seokjin Dimasukkan Ke Panti Asuhan. Awal : 13 Agustus 2022 Akhir: 29 Mei 2023