Pagi yang sudah di sambut dengan hujan gerimis membasahi bumi. Yoongi sedang membereskan beberapa dokumen penting dan dimasukkan dalam sebuah tas saat pintu kamarnya diketuk seseorang.
"Masuk," sahut nya singkat sambil masih sibuk berbenah.
"Kau tidak sarapan, nak?" Tuan jeong muncul dari balik pintu dan menghampirinya.
"Belum lapar." Jawabnya tanpa menoleh ke arah daddynya.
Pria paruh baya itu duduk di sofa memperhatikan putra nya yang masih sibuk. Yoongi yang merasa diperhatikan terus merasa risih dan jengah. Dia menoleh dan menatap daddynya dengan datar.
"Ada yang ingin daddy sampaikan padaku?" Pria itu tersenyum hangat.
"Duduklah kemari. Sudah lama kita tidak berbincang."
"Aku ada meeting penting, daddy. Tidak bisakah kita bicara lain waktu?" Tolak yoongi mencoba menghindar dari tatapan hangat sang daddy. Tatapan daddynya yang hangat dan penuh kasih sayang semakin membuatnya sedih dan merasa bersalah.
Dia belum bisa bersikap baik dan menyayangi orang tua satu satunya itu. Terlebih lagi, dia akan menghancurkan perusahaan daddynya sendiri. Maka dari itu, dia tidak mau hatinya terbebani oleh sikap hangat penuh kasih sayang dari daddy nya.
"Tidak kah kau mau menemani orang tua ini sebentar saja, yoongi ah?" Tuan Jeong menatap nya penuh harap.
Yoongi mendesah pelan dan akhirnya mengalah lalu duduk di depan daddy nya.
Dia menyulut sebatang rokok lalu menyandarkan tubuhnya pada dinding sofa dengan santai.
"Bagaimana perusahaan mu? Semua lancarkan?"
"Begitulah. Daddy seorang pebisnis, tentu saja lebih berpengalaman dari aku," jawabnya malas. Tuan jeong tersenyum.
"Syukurlah jika semuanya lancar. Karena Jeong Grup sedang tidak baik baik saja sekarang. Saham perlahan mulai turun dan juga banyak kehilangan beberapa pemegang saham yang handal karena mereka tiba-tiba menarik kembali sahamnya." Pria itu menatap yoongi dengan senyum membuat nya mengerutkan keningnya.
Bagaimana daddynya bisa setenang ini menghadapi perusahaan nya yang mulai mengkhawatirkan?
"Yoongi... Apapun yang kau lakukan, jika itu membuatmu puas dan bahagia, maka daddy tidak akan keberatan." Tuan Jeong menatap putranya dengan sorot teduh.
"Apa maksud daddy?"
"Tidak ada, yoongi ah. Daddy hanya mengatakan, apapun yang kau lakukan, daddy tidak keberatan jika itu membuatmu puas dan bahagia."
Yoongi termenung dengan ucapan daddynya. Dia seperti menyadari sesuatu. Sebelum dia sempat menyahut, daddynya telah berkata lagi.
"Jangan pernah lupakan daddy, yoongi ah. Kelak... Orang tua ini membutuhkan doa darimu. Boleh daddy meminta sesuatu darimu? Jika umur daddy tidak panjang, maka daddy ingin tidur di samping eommamu." Mata tua itu berkabut menatap putranya.
"Daddy bicara apa eoh?" Ucap yoongi ketus. Hatinya mencelus mendengar perkataan sang daddy. Tuan Jeong tertawa kecil.
"Ini permintaan tulus dari seorang daddy yang selama ini tidak bisa membahagiakan putranya. Daddy hanya ingin dekat dengan eommamu, itu saja." Wajah pria itu sendu menahan tangis.
"Bolehkah daddy memeluk mu, uri aegi?" Lanjut nya sambil berdiri. Yoongi terdiam dan akhirnya berdiri menuruti kemauan sang daddy.
Pria itu memeluk putra nya erat dan hangat. Sebulir air mata meluncur tidak terkendali di pipinya.
"Jaga Choi Grup dengan baik, agar harabeoji mu bangga mempunyai cucu seperti mu."
Kemudian pria itu melepas pelukannya, menepuk bahu putranya dengan lembut lalu pergi keluar dari kamar yoongi dan membuat nya tertegun. Apa maksud daddy nya dengan semua ini? Kenapa pagi ini daddy nya terlihat tidak biasa?

KAMU SEDANG MEMBACA
Two Brother ✅
Mystère / ThrillerKarena Kematian Ibunya, Yoongi Harus Berpisah Dengan Seokjin Adiknya. Yoongi Diangkat Anak Oleh Seorang Konglomerat, Sedangkan Seokjin Dimasukkan Ke Panti Asuhan. Awal : 13 Agustus 2022 Akhir: 29 Mei 2023