Bekerja

281 38 22
                                        

"Ayam bakar satu, nuna. Yang pedas." Seorang pemuda berdiri di hadapan Sohee yang sedang menghitung uang. Sohee memperhatikan pemuda itu dari ujung kaki sampai kepala.

"Oppa kan bisa pesan sama bagian dapur," jawab Sohee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oppa kan bisa pesan sama bagian dapur," jawab Sohee.

"Kan oppa sudah bilang, suka pesan langsung sama kamu," sahutnya sambil sedikit memajukan wajahnya dan tersenyum.

Sohee merengut. Pemuda ini sebenarnya langganan restorannya. Namun dia tidak suka dengan tattonya, meski dia tampan.

"Ayam bakar satu yang pedas, Jaerim oppa!" Teriak Sohee pada salah satu pegawainya. Pemuda itu tertawa melihat wajah gadis yang ada di depannya yang masih masam dan bersikap acuh padanya.

 Pemuda itu tertawa melihat wajah gadis yang ada di depannya yang masih masam dan bersikap acuh padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu, sudah siap. Kenapa oppa masih disini?" Pemuda itu mengambil sebuah kursi dan duduk di samping Sohee.

"Temani oppa makan ya, princess."

"Isshh oppa! Disini kasir. Makan disana saja." Sohee mencebik kesal.

"Shireo." Jawab Jwan santai sambil menggigit ayam nya di depan Sohee. Sohee meliriknya tajam. Namun dia tidak bisa berbuat apa apa karena tahu karakter pemuda ini.

"Sohee... Eonnie naik jabatan." Wendy yang baru datang langsung berlari memeluk adiknya.

"Beneran, Eonnie? Wahh, selamat ya."

"Naik jabatan jadi apa, Wendy ah?" Tanya Yerin ahjumma, orang yang selama ini seperti ibu kandung bagi Wendy dan Sohee.

"Kepala devisi, eomma," jawab Wendy senang.

"Ehhh, ada Jwanie. Sendiri saja, Jwan?" Wendy menatap jwan yang duduk di sampingnya nya Sohee dan sedang asik makan sambil kepedasan. Jwan mengangguk dan menyengir.

"Dapat banyak uang parkirnya, wannie?"

"Yah lumayan nuna, buat makan sehari hari."

"Kau mau bekerja di tempat nuna? Tapi hanya jadi kuli angkut barang."

"Wah, mau dong, nuna. Yang penting dapat penghasilan tetap, betul kan Sohee?" Jwan melirik pada Sohee yang membalasnya dengan mencebik.

"Tapi Jwan tidak punya ijazah, nuna. Apa bisa?" Jwan baru ingat jika sekolah dasar saja dia tidak lulus. Karena dulu, dia harus lari bersama Minho, saat dia masih duduk di bangku kelas enam. Wendy terdiam dan tampak berpikir sebentar.

Two Brother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang