Memory

273 30 6
                                        

18 Tahun yang lalu...

"Maafkan eomma ya sayang, eomma belum punya uang untuk membeli makanan enak untuk kalian berdua." Ujar yuju dengan sendu.

"Jinnie bosan makan lauk ini terus eomma,"

"Jinnie, namdongsaeng, dengarkan eomma nee. Eomma memasak daun singkong terus karena hanya makanan itu yang sanggup eomma masak. Daun itu tinggal di ambil di belakang rumah kita jika jinnie mau sayur atau lauk lain, eomma harus membeli nya. Tapi uang nya darimana? Sedangkan setiap kita selesai jualan roti goreng, uang nya pasti untuk jinnie jajan." Ujar yoongi memberi pengertian pada seokjin.

"Hyung nim, kalau ingin memberi pengertian dengan dongsaeng nya jangan sambil marah seperti itu, sayang. Unggie Hyung kan sudah besar, jadi hyung nim lebih bisa mengerti apa yang eomma katakan. Jinnie, dongsaeng mu masih terlalu kecil untuk memahami." Ujar yuju sambil menatap kedua putranya dengan lembut.

"Jadi... Untuk jinnie, eomma mohon nee, makan ini nee. Eomma janji, kalau eomma gajian, pasti eomma akan masak ayam goreng bakar untuk jinnie."

"Jinjjayo eomma?! Ayam bakar yang di jual di pinggir jalan itu kan eomma?!" Teriak seokjin senang.

"Ayam bakar buatan eomma lebih enak dan lezat dari ayam bakar manapun hahaha," ujar yoongi sambil tertawa.

Yuju tersenyum melihat ke arah kedua putranya. Mereka berdua adalah harta paling berharga untuk nya.

Flashback end...

"Jwan, kenapa melamun? Kau menangis?" Ujar Wendy sambil menggoyang-goyangkan tubuh seokjin yang tertegun dan ada tetesan air mata di pipinya. Seokjin lantas menghapus air matanya yang ada di pipinya.

"Aku teringat dengan eomma, nuna. Rasa masakan ini persis sekali seperti masakan eommaku. Padahal Jwan sendiri sudah lama lupa bagaimana wajah nya. Tapi suara lembut eomma, senyuman nya yang menenangkan, dan rasa masakan eomma masih terekam jelas di otak Jwan, nuna."

Ucapan seokjin membuat wendy ikutan sedih dan teringat eommanya juga.

"Nunaaa, siapa yang memasak semua masakan ini? Rasanya seperti masakan eommaku. Aku - aku tidak pernah salah dalam mengenali sesuatu. Dulu, hampir tiap hari eomma memasak sayur daun singkong ini, karena daun ini di tanam oleh eomma dan bisa di petik langsung secara gratis. Dulu aku sampai bosan dan selalu menolak makanan ini dan sekarang bahkan untuk memakan nya setiap hari, aku tidak akan pernah bosan."

Wendy terkejut dengan ucapan Seokjin. Wendy pernah mendengar seseorang berkata hampir mirip seperti yang seokjin katakan. Dan Wendy baru ingat, itu ucapan yoongi beberapa tahun yang lalu. Dan kini seokjin juga mengatakan hal yang sama.

"Nuna, siapa yang memasak makanan ini?"

"Ah, eh, itu..., Salah satu pengasuh Presdir."

"Maksud nuna, apa? Pengasuh?"

"Jadi yang memasak itu seorang yeoja tua yang dulu mengasuh eommanya Presdir. Dan dia memberikan makanan ini tadi padaku karena tidak habis."

"Pengasuh eommanya Presdir? Tapi kenapa rasanya mirip dengan masakan eomma?" Gumam seokjin heran.

"Mungkin bumbunya mirip, Jwan."

"Ya sudah kalau begitu, aku habiskan ya nuna." Seokjin lalu memakannya dengan lahap hingga habis membuat Wendy tersenyum.

" Seokjin lalu memakannya dengan lahap hingga habis membuat Wendy tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Two Brother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang