Peringatan

336 48 17
                                    

Siang yang terik, yoongi duduk di mejanya sambil membaca buku catatan yang di buat oleh jimin.

*Selasa, 10.15 , jungkook tiba tiba menyerang taehyung. Tidak ada yang membantu nya, bahkan anggota gengnya raib entah kemana.

*Rabu, 05.30, jungkook di temukan gantung diri di pohon belakang sekolah oleh penjaga sekolah.

*06.35, polisi dan ambulance datang.

*07.45, jenazah taehyung di bawa ambulance.

Ada sebuah surat yang tergeletak di bawah pohon, yang berisi : aku telah memfitnah dan menghajar taehyung, maafkan aku. Appa, eomma, dongsaeng ku tersayang, aku sudah tidak kuat dengan semua ini. Maafkan aku, jeon jungkook.

"Kau handal kalau jadi detektif" ucap yoongi sambil menepuk bahu Jimin.

"Nee aku tahu dia hyungmu, but my feeling tetap kekeh mengatakan ada yang aneh" ucap jimin sambil melihat langit yang biru melewati jendela.

"Apa kau tidak bisa menyelidikinya, yoongi ah? Misalnya, masuk ke kamarnya diam diam dan mencari sesuatu begitu. Biasanya seorang pembunuh akan meninggalkan jejak di kamar atau rumahnya" ucap Jimin yakin.

"Aishhh... Kebanyakan baca Conan, kau " yoongi tertawa sambil menoyor kepala sahabatnya itu.

BRAK!

Yoongi dan jimin seketika menoleh pada sumber suara. Terlihat Wendy membanting tasnya di atas meja dengan sengaja.

Yoongi hanya melirik wajah Wendy yang masam. Sedangkan jimin tidak berani menyapa, karena ia tahu tabiat Wendy jika sudah marah atau tidak enak hati, maka ia akan menyemprot siapa saja yang berani menganggunya.

"Aku mau ke halaman belakang dulu" pamit yoongi pada jimin.

"Mau smoking ya? Itu tidak baik untuk kesehatan, yoongi ah. Lagian tempat favorit mu itu, bekas jungkook..." Jimin tidak meneruskan ucapannya karena tiba-tiba bulu kuduk nya berdiri.

"Kalau kau takut, nanti arwah penasaran jungkook ssi datang pas kau sedang tidur" yoongi menoyor mulut Jimin sambil tertawa.

"Si kulkas.... Sekya!" Jerit Jimin, yang membuat yoongi malah tertawa keras. Yoongi berdiri di depan pohon jambu, tempat jungkook gantung diri, dan juga tempat favoritnya.

Ia menyulut sebarang rokok, lalu mulai mengitari pohon yang masih terpasang police line itu, perlahan. Dengan cermat, ia mengamati setiap jengkal batang pohon.

Tiba tiba matanya menangkap sebuah tulisan kecil dengan di pahat menggunakan pena. Ia mengambil kamera di saku, lalu memotret nya. Pahatan itu kecil dan terletak di bawah pohon, hampir menyentuh tanah. Jadi sangat bisa lepas dari perhatian orang. Ia menggigit bibir bawahnya tanda berpikir.

"Apa yang anda lakukan disini, tuan muda?" Seorang pria setengah baya menghampiri nya.

"Hanya merokok" jawab yoongi singkat.

"Siswa menengah pertama seharusnya belum boleh merokok. Tapi mungkin itu pengecualian untuk anda" ucap orang itu dengan tajam.

"Mungkin benar, mungkin tidak" sahut yoongi acuh.

"Saya melihat seseorang dengan jaket hitam, masuk sekolah ini, malam itu " namja itu seperti berbicara pada dirinya sendiri.

"Lalu kenapa tidak melaporkan nya pada pihak berwajib?" Sahut yoongi sambil mengepulkan asap rokok nya.

"Karena itu percuma. Jika ia salah satu murid sini, maka orang itu pasti berasal dari keluarga terhormat dan kaya raya. Bukankah hukum bisa di beli?" Jelas penjaga sekolah itu. Yoongi menoleh padanya.

Two Brother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang