Suspect

191 32 15
                                        

Tidak berapa lama, Wendy memasuki ruangan yoongi dengan malu malu.

"Kemarilah." Yoongi tersenyum lembut dan memberi isyarat padanya agar duduk di sampingnya. Dia memeluk Wendy dari samping dan mengecup pipinya hingga wendy terkekeh geli.

"Kau memanggilku bukan karena pekerjaan?" Wendy melirik pada yoongi yang masih memeluk nya dengan menempelkan hidung nya di ceruk lehernya.

"I miss you." Bisik nya membuat tengkuk Wendy berdesir oleh hembusan nafas yoongi.

"Apakah setiap ada tamu, kalian selalu minum seperti ini?" Tanya Wendy sambil menatap botol wine yang tinggal sedikit. Yoongi mendongak dan menatap nya sayu.

"Sayangku tidak suka?"

Wendy salah tingkah. Dia tidak ingin terlihat seperti mengatur calon suaminya ini. Dia tahu kehidupan yoongi dari dulu seperti ini. Tapi, sebagai seorang wanita, apakah salah jika tidak menyukai calon suaminya dari minuman seperti itu? Army saja setuju.

"Mmm... Bukan begitu." Jawab nya gugup.

Yoongi tertawa geli karena dia tahu Wendy merasa sungkan untuk melarang ini itu padanya.

"Aku sudah mengurangi nya. Dan terus dukung aku agar benar benar lepas dari alkohol."

Wendy tersenyum lega. Pipi nya merona dengan pandangan yoongi yang tidak mau beralih dari wajahnya. Yoongi semakin mendekatkan wajahnya dan mengulum bibir Wendy dengan lembut. Dia melepas pangutannya dan jarinya menyeka bibir merah wanita itu karena basah.

"Sayang... Boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya yoongi lembut. Dan Wendy mengangguk.

"Sebenarnya selama ini aku penasaran akan sesuatu hal. Ini mengenai... Jwan ssi." Wendy sedikit terkejut saat yoongi menyebut nama Jwan atau seokjin.

"Memang nya dia kenapa?" Wendy menatapnya cemas dan membuat yoongi tertawa.

"Aku geli setiap mendengar cerita dia saat kau menjelekkan aku." Ujar nya membuat wendy malu dan langsung menundukkan kepalanya.

"Mianhaeyo..." Lirih nya dan yoongi langsung mengusap lembut wajah nya.

"Tidak apa apa, sayang. Mungkin saat itu kau sangat kesal padaku. Tapi, yang membuat aku heran... Kenapa kau bilang pada namja itu kalau aku seorang namja yang genit, tua dan doyan yeoja?" Wendy membelalakan matanya dan menutup wajahnya karena malu.

"Saat itu aku benar-benar kesal sama sikap aroganmu," lirih nya dengan kedua tangan masih menutupi wajahnya. Yoongi tertawa lagi dan membuka kedua tangan wendy lalu menciumi pipi nya dengan gemas.

"Terus setelah nya kenapa kau tidak terus terang saja kalau Presdir yang kau benci itu adalah aku?"

Pertanyaan yoongi membuat Wendy tertegun. Dia menundukkan kepalanya dengan wajah cemas. Jemari nya saling bertaut menandakan jika dia sedang gugup.

"Ada yang kau sembunyikan dari aku, sayang?" Yoongi menyelipkan anak rambut di belakang telinga Wendy. Tangan nya meraih dagu Wendy agar menatapnya.

"Hmm..." Dia menunggu jawaban Wendy dengan menatapnya lembut. Wendy terlihat salah tingkah dan gugup.

"Itu... Mmm itu... Karena..." Dia terdiam untuk mengatur nafas.

"Karena aku tidak enak jika kau tahu tentang Jwan."

"Tidak enak? Memang nya kenapa?"

"Aku memasukkan Jwan untuk bisa bekerja disini, meski hanya untuk jadi kuli angkut di gudang. Aku... Melakukan nepotisme dengan menitipkan anak itu pada kepala devisi gudang karena dia tidak punya ijazah sama sekali." Wendy menundukkan kepala dengan takut. Dia sangat gugup dan takut yoongi marah. Wendy menarik nafas panjang.

Two Brother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang