A Number Of

202 32 6
                                    

Sebuah taksi berhenti di sebuah depan pasar tradisional dan seokjin turun. Seokjin melewati jalan samping pasar dan menuju ke belakang pasar itu. Di belakang pasar terdapat beberapa gudang penyimpanan yang disewakan milik beberapa Tuan tanah daerah tersebut. Seokjin memasuki salah satu gedung yang dijaga dua orang preman.

"Kau sudah di tunggu di dalam." Ucap salah satu preman pada seokjin.

Seokjin masuk ke dalam gudang dengan ruangan yang cukup luas dan segera menuju ke sebuah ruangan yang tidak terlalu besar dan agak gelap.

"Ada apa, Hyung nim?" Seokjin menghampiri Hyunsoo yang sedang mengisap rokok nya.

"Tuan Hoseok baru saja memberi perintah untuk mu. Tumbangkan dulu orang orang di sekitar Presdir Choi." Ucap Hyunsoo yang memiliki luka panjang di pipinya.

"Rencana itu mau saya jalankan, Hyung nim." Ucap seokjin sambil memantik api pada rokok nya sendiri. 

"Ini untuk mu." Hyunsoo melempar sebuah amplop coklat yang terlihat tebal pada seokjin.

"Kau hebat, bisa membuat Tuan Hoseok menyukai mu. Pertahankan itu jika kau ingin jadi orang kaya " ucap pria itu sambil terkekeh. Seokjin mengambil amplop cokelat itu sambil tersenyum.

"Kamsahamnida, hyung nim. Aku akan habisi satu persatu para bodyguard Presdir itu." Seokjin menyeringai sambil menatap ke arah amplop cokelat itu.

🏔️🏔️🏔️🏔️🏔️🏔️🏔️

"Seokjin ah, nanti temani Hyung ke pesta temannya Hyung nee." Ujar namjoon sambil tangan nya sibuk mendorong kardus besar masuk ke dalam gudang. 

"Wahh, aku tidak bisa, Hyung. Aku nanti ada janji dengan seseorang."

"Cieee, sudah punya kekasih nee?" Goda namjoon pada seokjin.

"Bukan sama yeoja, namjoonie Hyung. Tapi sama minho Hyung. Aku nanti mau mengantarkan hyung ku ke rumah sakit." Jawab seokjin.

"Ohh ya sudah. Tapi kapan kapan kau harus mau nee."

"Siapp, Tuan Kim!" Seokjin tersenyum lebar pada namjoon.

Seokjin menyeka keringat menggunakan handuk kecil setelah pekerjaan nya mengangkat semua barang masuk ke dalam gudang selesai. Dia berjalan masuk ke dalam kantin melewati pintu belakang.

Itu memang kebiasaan nya untuk menemui ibu pemilik kantin yang baik padanya dan suka memberi seokjin makanan dan minuman karena seokjin suka membantu.

Jadi di kantin di gedung ini memiliki empat toko makanan dengan pemilik yang berbeda. Dan menu yang berbeda juga di setiap toko nya. Seokjin lebih suka memandangi kantin milik Park ahjumma, karena wanita itu paling ramah dari yang lainnya.

"Ahjumma... Ada yang perlu seokjin bantu lagi, tidak?" Tanya seokjin sambil mengangetkan wanita itu. Ada seorang pria kekar yang menatap tajam dan menusuk sedang duduk berhadapan dengan Park ahjumma.

"Ehh, seokjin. Sebentar nee, ahjumma mau bicara dengan Hyung ini nee." Ucap nya sambil melirik pada seorang pria dengan wajah garang itu. Seokjin mengangguk dan berdiri tidak jauh dari mereka.

"Siapa dia, ahjumma?" Pria itu menatap pada seokjin curiga.

"Dia seokjin, kerja disini juga. Di bagian gudang."

"Saat kejadian apa dia ada disini juga?"

Pertanyaan pria itu membuat seokjin tersentak. Tapi, seokjin hanya diam dan pura pura tidak tahu.

"Ada. Dia sering ke sini membantu saya " Jawab park ahjumma sambil melirik tidak enak ke arah pria itu. Pria itu menatap tajam ke arah seokjin.

"Kau tahu kasus keracunan pada Wendy ssi?" Tatapan nya penuh selidik pada seokjin. Seokjin menatap pria itu dengan santai.

Two Brother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang