6

850 100 7
                                    

Masih banyak typo. Jangan lupa vote guyss 🙏

Happy reading and enjoy ❤

PSYCHOPATH

~?~

"Kau mengenalnya?" Build terus memandangi Bible yang terlihat mengkhawatirkan Nannakun.

"Ya. Dia adikku Detektif." jawab Bible memandang Build sebentar.

"Saya yang memanggil Tuan Sumettikul kesini." kata Ming setelah melihat tanda tanya pada kelima detektif itu. "Saya juga telah menelpon orang tua Garto. Sebenarnya saya juga sudah memanggil orang tua Barcode tapi saya hanya berbicara dengan asistennya."

Apo menoleh kearah Build yang juga sedang melihatnya. Mereka tahu jika orang tua mereka sedang tidak di rumah. Melainkan sedang menghadiri pertemuan di kota lain.

"Ayahmu menelponku itulah kenapa aku bisa mengambil kasus ini." kata Mile karena memang Ayah Apolah yang meminta bantuan Mile atas kasus ini. Ayah Apo tidak bisa tepat waktu untuk datang karena membutuhkan beberapa jam sampai ke Bangkok.

"Mari berbicara di kantor saya agar lebih tenang untuk membahas kasus ini." Kepala sekolah menyarankan untuk membicarakan kasus ini didalam kantornya. Juga agar tidak menimbulkan kekhawatiran berlebih pada siswa-siswi yang lainnya jika melihat segerombolan polisi berada di sekolah mereka.

Semua detektif juga ketiga siswa itu di tuntun menuju kantor kepala sekolah. Hanya Ming dan wakil kepala sekolah yang ikut masuk kedalam kantor sedangkan guru yang lainnya kembali mengajar karena jam sekolah masih berlanjut.

"Sangat kebetulan sekali sudah tiga kali ini kita bertemu disaat terjadi kasus." Build berbisik pelan pada Bible yang duduk di sebelahnya.

Saat ini mereka telah berada di kantor kepala sekolah. Apo masih menenangkan Barcode di kursi lain. Mile duduk bersebelahan dengan kepala sekolah. Ming, Garto juga orang tua Garto yang telah datang duduk di hadapan Build, Bible dan Nannakun. Sedangkan Bas dan Job masih berada di gedung olah raga.

"Mungkin hanya kebetulan saja." Bible memberikan Build senyuman.

Build mengalihkan pandangannya kearah lain. Senyuman Bible terasa menakutkan juga mempesona secara bersamaan.

"Jadi apa yang terjadi pada korban?" Mile mulai menanyakan kronologi awal.

Kepala sekolah meminta Garto dan Nannakun untuk menjelaskan kejadiannya karena merekalah yang pertama kali menemukan Loverrukk dan Barcode di gedung olah raga. Barcode belum bisa dimintai keterangan karena masih terguncang. Kedua siswa itu menjelaskan bahwa saat mereka memasuki gedung Loverrukk telah tak sadarkan diri dimana Barcode berdiri di samping Loverrukk dengan membawa pisau yang berlumuran darah. Garto berlari keluar memanggil guru sedangkan Nannakun dengan pelan menedekati Barcode yang berdiri diam dengan tubuh gemetar.

Setelah kepala sekolah juga guru-guru yang lain datang Barcode menjatuhkan pisau itu kelantai dan terduduk di lantai dingin itu sambil bergumam bukan aku yang melakukannya. Salah satu guru mengamankan pisaunya dan guru lainnya segera membawa Loverrukk kerumah sakit untuk segera ditangani karena jantung gadis itu masih berdetak. Nanankun yang melihat temannya menangis dalam ketakutan segera memeluk Barcode untuk menenangkan. Barcode menangis didalam pelukan Nannakun. Itu kenapa seragam Nannakun ikut terkena noda darah karena dirinya telah memeluk Barcode yang seragamnya juga terkena noda darah.

"A-aku hhanya mmenarik pisaunya i-itu saja." Barcode memberikan kesaksiannya dengan suara gemetar dan terbata.
"Phi bukan aku. A-aku bersumpah bu-bukan aku yang menusuknya hiks..." Barcode memandang Apo meyakinkan bahwa dirinya tidak bersalah.

PSYCHOPATH (BIBLEBUILD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang