12

732 92 44
                                    

Masih banyak typo. Jangan lupa vote guyss 🙏

Happy reading and enjoy 💙❤

PSYCHOPATH

~?~

Setelah turun dari bus Barcode berjalan santai menuju sekolahnya. Memandangi langit biru yang di hiasi awan putih berjalan pelan di langit. Sesekali remaja itu bermain ponsel sambil bertukar pesan pada temannya. Barcode terus fokus pada chatnya tanpa melihat jalan. Tiba-tiba saja ada yang menyenggolnya membuat ponselnya terlepas dari tangannya. Barcode membungkuk untuk mengambil ponselnya namun kedahuluan oleh orang yang menabraknya.

"Maaf aku tidak sengaja."

Mendengar suara sipenabrak membuat Barcode mematung seketika. Suara itu sangat mirip dengan suara orang itu. Orang yang berada di dalam gedung olah raga saat penusukan.

"Ti-tidak apa-apa." Barcode mencoba mengambil ponselnya dengan menahan suaranya agar tidak bergetar.

"Sepertinya kau mengenali suaraku?" orang itu menjauhkan ponsel itu dari Barcode.

Barcode tidak berani untuk sekedar melihat wajah orang itu. Remaja itu terus menunduk menahan rasa takut pada orang itu.

"K-kembalikan ponselku?" dengan suara pelan nyaris tak terdengar Barcode meminta ponselnya kembali.

"Kau benar-benar mengenaliku." suara itu semakin dingin dan menakutkan. Tangan orang itu menarik tangan Barcode untuk di genggam. Genggaman kuat sampai membuat Barcode meringis kesakitan.

"Ini sakit..." Barcode memandang orang itu dengan memohon agar di lepas. Mata yang sama saat melihatnya dengan pandangan dingin dan intimidasi. Mata yang sama dengan milik kakak dari temannya.

"Jangan takut. Aku tidak akan melukaimu jika kau tetap diam seperti ini, baby." tangan yang lain orang itu mengusap kepala Barcode membuat Barcode sedikit mundur karena takut.

"A-aku tidak memberitahukan pada siapapun."

"Baguslah. Jika kau berani memberitahukan pada orang-orang. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada Detektif Apo."

"Tidak. Jangan lukai kakakku."

"Atau mungkin kau yang akan ku lukai..." orang itu mengeluarkan pisau lipat dari saku jaketnya memperlihatkan pada Barcode.

Barcode mengikuti arah mata pisau tajam itu. Orang itu membawa pisau itu pada pergelangan tangan kanan remaja yang terlihat sangat ketakutan. Pisau itu digoreskan sedikit pada kulit tangan Barcode sampai darah keluar dari goresan itu sedikit. Lalu orang itu menjilat darah yang berada pada pisau itu dengan memandang Barcode tajam.

"Manis sama seperti orangnya."

Barcode telah menangis tanpa suara. Remaja itu rasanya ingin berteriak namun suaranya terasa menghilang dari tempatnya. Bahkan orang-orang yang melewati mereka sama sekali tak melihat jika remaja itu ketakutan dan terluka. Mereka pikir kedua orang yang satunya duduk dan satunya berjongkok sedang mengobrol santai di sisi jalan. Mereka tidak melihat pisau yang telah melukai tangan remaja itu.

"Aku bahkan belum memulai tapi kau sudah menangis duluan. Itu tidak seru." orang itu memberikan ponsel yang langsung di terima Barcode. "Teruslah menjadi anak manis seperti ini."

Orang itu berjalan pergi meninggalkan Barcode yang masih bergetar tubuhnya karena ketakutan yang mendalam. Walau ada rasa lega karena dirinya tidak dilukai lebih jauh tapi siapa yang tahu kapan orang itu akan melukainya. Rasa takut itu terus muncul. Air mata terus mengalir tanpa adanya suara yang keluar sama sekali darinya.

PSYCHOPATH (BIBLEBUILD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang