Masih banyak typo. Jangan lupa vote guyss 🙏
Happy reading and enjoy 💙
PSYCHOPATH
~?~
"Dengarkan Ayah. Berjanjilah apapun yang terjadi kalian bertiga harus tetap bersama. Kalian harus terus bergantengan tangan. Saling melindungi satu sama lain dan jangan pernah saling menyakiti, mengerti?" Ayah dari ketiga anak itu berlutut di hadapan ketiga anaknya yang memandang sang Ayah dengan derai air mata.
Laki-laki itu menggunakan setelah oren dengan di dada kiri tertulis nomor penjara. Hari ini adalah jadwal hukuman mati sang Ayah. Ibu mereka hanya menyaksikan dalam diam pada ruangan persegi itu. Menahan air mata yang akan jatuh melewati pipi. Tidak kuasa melihat suaminya akan dihukum mati dan meninggalkan dirinya juga ketiga anaknya yang masih membutuhkan Ayahnya.
"Ayah jangan pergi." anak paling bontot memeluk sang Ayah. Tidak ingin melepaskan Ayahnya untuk pergi mengikuti polisi yang sudah menunggu di depan pintu.
"Ayah tidak pergi kemana-mana." sang Ayah tersenyum lembut.
"Apa Ayah marah padaku. Aku tidak akan nakal lagi. Tapi Ayah tetap bersama kami." anak yang memiliki pupil mata coklat gelap ikut memeluk Ayahnya.
"Walaupun Ayah sudah tidak bersama kalian. Ayah akan selalu ada di sini" menunjuk dada kiri sang anak sambil mempertahankan senyum lembutnya.
"Ayah..."
"Kamu harus baik pada adik dan kakakmu ya. Jangan pernah bertengkar. Terutama Phi dan kamu." laki-laki itu menunjuk anak pertama dan keduanya bergantian. "Kalian berdua bersaudara. Ayah meminta pada Phi untuk menjaga kedua adikmu dengan baik."
Remaja empat belas tahun itu hanya mengangguk dengan wajah merahnya. Dia tahu di balik senyum lembut sang Ayah ada rasa kesedihan disana. Hanya saja Ayahnya menyembunyikan itu semua darinya juga kedua adiknya. Laki-laki itu beralih pada sang istri yang sudah melihat kearah lain.
"Maafkan aku tidak bisa memenuhi janji untuk kita berlima berlibur bersama kali ini. Tolong jaga anak-anak kita. Aku mencintaimu. Aku cinta kalian." wanita cantik itu hanya menangis tanpa suara dalam pelukan suaminya.
Setelah itu laki-laki itu di bawa oleh polisi ke tempat di mana laki-laki itu akan di eksekusi. Ketiga anak itu memeluk sang Ibu dengan air mata yang terus mengalir.
Seminggu setelah pemakaman Ayah mereka. Dirumah kayu sederhana itu anak bungsu keluarga itu berjalan memasuki rumah. Berjalan kedalam menuju kamar Ibunya. Saat pintu kamar itu terbuka lebar pemandangan yang seharusnya tidak dia lihat terpampang di depan mata. Didepannya Ibunya telah tergeletak tak bernyawa dengan darah yang menalir dari pembuluh darah tangan kanan wanita cantik itu. Bahkan bau aneh tercium dalam kamar itu. Bau yang dihasilkan dari bakaran arang. Dia baru menyadari jika kamar Ibunya semua jendela tertutup rapat tidak ada celah sama sekali.
"Ibu?" panggilnya pelan.
"Ibu... Ibu..." anak itu memeluk jasad Ibunya dengan terus memanggil. Menangis sejadinya melihat apa yang terjadi.
Dari pintu masuk terlihat anak kedua memasuki kamar itu.
"Hiks... Ibu bangun." anak kedua itu melihat adiknya yang masih memeluk Ibunya dengan menangis tersedu.
"Tidak perlu di tangisi. Wanita itu mati atas pilihannya sendiri."
"Ibu jangan tinggalkan kami. Ibu bangun."
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOPATH (BIBLEBUILD)
Fanfiction[(To Be Continue)] He has no love, no trust, and no sympathy in his life. But there is a speck of light his deepest heart. // Pairing: ✔ Bible Sumettikul ✔ Build Jakapan Couple : BIBLEBUILD (BBB) WARNING!!! ✔ Yang suka jangan lupa vote ✔ BxB Boyslo...