39

312 52 27
                                    

Masih banyak typo. Jangan lupa vote guyss 🙏

Happy reading 💙

PSYCHOPATH

~?~

Burung berkicau riang di luar sana membuat tidur Build terganggu. Build membuka kedua matanya dan melihat jam masih pukul lima pagi. Build turun dari tempat tidur berjalan keluar kamar. Rumahnya terlihat sepi, sepertinya Bas dan Job belum bangun. Tentu saja ini masih jam lima pagi siapa yang bangun pagi-pagi sekali. Build berjalan menuju dapur mengambil sebotol air putih dari dalam kulkas dan meminumnya. Build hanya berdiri diam di depan kulkas tanpa melakukan apapun. Pikiran Build teringat kenangannya waktu kecil, mengingat kembali masa kecilnya saat berada di Chiang Mai bersama Bible. Build saat ini sangat merindukan pemuda itu.

"Apa cita-citamu Biu?" bocah umur lima tahun itu tak henti-hentinya tersenyum lebar dengan wajah penasaran jawaban apa yang akan ia dapat.

"Kalau kau ingin menjadi apa Bai?" Biu tidak menjawab justru menanyakan pertanyaan balik pada Bible kecil.

"Aku ingin menjadi polisi, emm... lebih tepatnya sebagai detektif." jawaban polos itu menciptakan kerutan di dahi bocah tujuh tahun itu.

"Detektif? Kenapa ingin menjadi detektif?" Biu sangan menyukai senyuman Bible yang menurutnya manis.

"Ayah selalu mengatakan, aku harus memiliki cita-cita yang bisa bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Aku pikir menjadi polisi itu sangat mulia. Karena tugas polisi untuk memberantas kejahatan, melindungi semua orang dari orang jahat. Aku ingin orang-orang hidup dengan aman." Bible tidak pernah menghilangkan senyumannya.

"Hei, pemikiran dari mana itu. Bagaimana bisa kau sudah jauh memikirkan hal itu. Aku saja belum tahu besar nanti akan menjadi apa." Biu mencubit pipi Bible gemas.

"Itu kalimat yang sering di ucapkan seseorang yang ada di tv."

"Siapa orang yang ada di tv itu sampai membuat Bible kecilku terkagum dengan kalimatnya?"

"Paman Jakapan."

"Huh? Ayahku?" Biu sedikit terkejut, orang yang menjadi panutan Bible adalah Ayahnya sendiri.

Bible mengangguk mantap. "Setiap kali Ayah menonton tv, wajah Paman Jakapan akan selalu muncul dan kalimat itu tidak pernah tertinggal Paman ucapkan. Aku ingin menjadi detektif seperti Paman."

"Wow Ayahku benar-benar menginspirasimu ya."

"Lalu cita-cita Biu apa?" Bible masih ingin tahu cita-cita Biu.

"Awalnya aku tidak memiliki cita-cita. Tapi setelah mendengar cita-citamu, ayo kita menjadi detektif bersama." Biu memandang Bible dengan senyumannya.

"Kau ingin menjadi detektif juga?"

"Ya. Ayo berjanji kita akan menjadi detektif suatu hari nanti untuk memberantas kejahatan bersama-sama." Biu memberikan jari kelingkingnya pada Bible.

"Hmm." Bible mengaitkan jari kelingkingnya pada  jari kelingking Biu.

Build tersenyum kecil mengingat percakapannya dengan Bible tentang cita-cita.

"Cita-cita itu sudah kau capai Bai, tapi tujuannya telah berbeda. Bible yang dulu ingin memberantas kejahatan tapi Bible saat ini hanya ada dendam. Kau menjadi detektif hanya untuk balas dendam. Kenapa takdir begitu kejam padamu."

"Takdir siapa yang begitu kejam?"

"Astaga! Bas sialan!" suara dibelakangnya mengejutkannya. Build membalikan badannya dan menemukan Bas berdiri memandangnya bingung.

PSYCHOPATH (BIBLEBUILD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang