BAB 4 Kehilangan

511 26 5
                                    

Happy Reading🙏


"Bertahanlah sayang" Kara berseru dengan panik.

"Cherryl, sayang...mama mohon bertahanlah" Tangis Kara sambil meraung pilu sambil memeluk tubuh anaknya di dalam pangkuannya.

"Toooolongg" Kara menjerit dwngan perasaan putus asa.

"Tolonglah anak saya, kalian jangan hanya melihat saja" Kara berteriak kepada orang-orang yang dari tadi hanya melihat tanpa bertindak apa-apa.

Mereka dari tadi hanya berkomentar kasihan yang justru membuat Kara semakin kalut.

"Tenang Bu.. Kami sudah memanggil ambulance" Beberapa orang menyeruak kerumunan dan maju hendak memberikan pertolongan ala kadarnya dan berusaha menenangkan Kara yang panik.

"Tolong pakkk...tolong anak saya" kara memohon dengan sangat. Ratapannya begitu pilu. Tangisnya tidak bisa berhenti melihat kondisi Cherryl. Pikirannya benar-benar sudah buntu.

Untung saja akhirnya ada beberapa orang yang sigap menolongnya bahkan memanggilkan ambulance.

Begitu ambulance datang mereka langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.

Perjalanan terasa begitu lambat dan lama bagi Kara dimana nyawa Cherryl sedang dipertaruhkan disini. 

Tiba di IGD Cherryl langsung mendapat penanganan dari perawat dan Dokter dengan cepat.

Kara menanti Cherryl ditangani dokter dengan duduk seorang diri di luar ruangan ,  setiap menitnya terasa sangat lama. Kara sangat takut kehilangan Cherryl, anaknya yang cantik dan sedang lucu-lucunya sedang berjuang untuk hidup di dalam sana.

Kara baru sadar bahwa dia tidak  membawa apa pun saat ini sehingga dia tidak bisa menghubungi suaminya.

Pikiran Kara benar-benar sangat kacau saat itu, dia tidak  terpikir untuk membawa tas ataupun telepon genggamnya. Yang terpenting baginya saat itu adalah secepatnya membawa Cherry ke rumah sakit.

Hati Kara sakit bagai teriris sembilu membayangkan kejadian itu, teganya orang yang menabrak   justru melarikan diri dan tidak mau bertanggung jawab, bahkanmeninggalkan anaknya sekarat seorang diri ditengah jalan.

"Kara"

Sebuah panggilan menyadarkan Kara dari keterpurukannya. Kara melihat Andra tengah berlari kecil ke arahnya, penampilan pria itu tampak kacau. Mungkin Andra bisa tahu tempat ini dari info para tetangga dekat rumah.

Air Mata Kara kembali jatuh saat melihat kedatangan Andra. Dia butuh sandaran dan pelukan hangat suaminya. Kara butuh penopang yang bisa menguatkannya menghadapi musibah ini.

"Mas..."  

Kara segera bangkit dan berjalan menghampiri Andra, dia ingin menghambur ke dalam pelukan Andra untuk mendapatkan dekapan hangat yang menenangkan perasaan takut kehilangan Cherryl. 

PLAK......

Apa yang terjadi?! Kenapa justru sebuah tamparan keras yang Kara terima dari suaminya?

Kara terkejut dan terdiam di tempatnya. Kara menatap suaminya dengan bingung.

Bukan pelukan yang dia dapatkan. Justru sebuah tamparan yang begitu keras dan tiba-tiba yang dia terima dari suaminya.

Kara merasakan sakit yang membakar pipinya yang kini terasa begitu panas dan perih. Tapi tidak seperih hati Kara saat ini.

Wajah Kara menjadi membeku , Dia tidak menyangka jika suaminya tega menamparnya di situasi seperti ini.

"Kenapa Mas?....." Kara menuntut sebuah penjelasan.

FRIGID !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang