Bab 19 Pertemuan

503 30 4
                                    

Happy Reading
Yuk vote dulu sebelum lanjut baca🙏😊

Kara telah tiba di tempat yang  ditentukan oleh Shaka. Lagi-lagi restoran yang di datanginya adalah restoran yang terlihat berkelas. Tampaknya pria itu sudah terbiasa makan di tempat yang mahal. 

Untung saja hari ini Kara berdandan dan tampil lebih rapi. Jadi dia tidak akan membuat teman semejanya merasa malu.

Kara disambut di depan pintu masuk. Hanya dengan menyebutkan nama Shaka si pegawai langsung mengerti dan langsung mengantar Kara ke tempat yang telah dipesan oleh pria itu.

Kara dibawa melewati meja para pengunjung. Dia dibawa ke ruangan lebih dalam dan lebih sepi pengunjung hingga akhirnya mereka tiba di depan sebuah pintu yang bertuliskan VVIP.

" Silakan nona, tuan Shaka sudah menunggu anda di dalam ruangan" ujar pegawai itu dengan santun sambil mempersilakan Kara masuk ke ruangan itu.

" Terima kasih" angguk Kara.

Di depan pintu Kara tampak ragu untuk masuk. Dia jadi berpikir menjadi seorang Pengacara ternyata penghasilannya luar biasa. Bahkan ketika keluarga suaminya masih berjaya saja dia tidak pernah bisa masuk ke restoran ini apalagi mendapatkan ruangan VVIP.

Apakah dia sanggup membayar biaya jasa pengacara. Kalau dilihat dari gaya hidup pria itu yang flamboyan pastinya bayaran pria itu sangat tinggi.

Sejenak Kara menajdi ragu dan berniat mengurungkan niatnya untuk memakai jasa pengacara pria bernama Shaka itu. Dia berniat kabur saja dari sini.

Saat hendak berbalik pergi, pintu ruangan seketika terbuka menampilkan wajah tampan yang seketika membuat Kara menahan nafas.

"Aku mendengar langkah di depan pintu tapi pintu tidak kunjung dibuka.  Jadi aku penasaran apa yang kamu lakukan di depan pintu. Apakah kamu berniat pergi?" Seringai pria itu sambil menatap mata Kara dalam.

Kara mereguk air ludahnya karena tenggorokannya tiba-tiba terasa kering.

"A..aku.." kara tidak tahu harus berkata apa. Menatap wajah pria itu saja sudah membuat jantungnya berdetak tidak karuan.

"Ayo kita bicarakan saja di dalam. Tidak enak berbicara sambil berdiri." Ajak Shaka sambil mempersilakan Kara masuk.

"Tapi sepertinya restoran ini sangat mahal. Aku takut tidak sanggup membayar makanannya.." Kara mencoba mencari alasan untuk kabur.

"Aku yang akan membayar semua tagihannya nanti"

Kara hendak menolak dan mencari alasan lain tapi sepertinya Shaka tidak mau dibantah lagi, pria itu berjalan kembali ke meja.

"masuklah" Panggil Shaka saat melihat Kara masih terdiam di tempatnya.

Kara masuk ke ruangan itu dengan terpaksa, mengambil bangku di hadapan Shaka.

Seorang pelayan datang untuk melayani mereka. lebih tepatnya hanya Shaka yang sedang dilayani.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Shaka sambil menatap Kara.

"Terserah" ujar Kara sambil berpikir bahwa bukan dirinya yang membayar makanannya jadi dia akan memakan apa saja yang dipesankan oleh pria itu.

Shaka memesan beberapa menu pada pelayan itu kemudian setelah pelayan itu berlalu, Shaka kembali fokus pada Kara yang sedari tadi terlihat duduk dengan tidak nyaman.

"Jadi...apa yang kamu inginkan?" Shaka mulai membahas inti dari pertemuan ini.

Kara tidak menjawab. Dia merogoh tasnya dan mengeluarkan beberapa berkas yang dia bawa dan menyerahkan semua itu di hadapan pria itu.

FRIGID !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang