Kara sedang membersihkan sebuah Meja tiba-tiba sebuah tangan mencekal tangannya dan dengan paksa menarik tangannya dengan kasar.
Kara berusaha mengikuti langkah si penarik yang berjalan begitu cepat dengan sedikit terseok-seok.
"Andra..kamu mau menarikku kemana?" panggil Kara saat mengetahui siapa orang yang menariknya dengan tiba-tiba.
"Ayo kita bicara diluar" balas Andra yang tetap melanjutkan langkahnya menggiring Kara keluar restoran.
Kara terpaksa menurut, jika mereka ribut di dalam restoran pasti akan menarik perhatian pengunjung lain. dan kejadian tempo hari akan terulang kembali.
setelah keluar dari restoran, Andra membawa Kara ke sebuah sudut di luar restoran yang terlihat sepi.
Andra berbalik menghadap Kara wajahnya terlihat gusar.
"Aku kira apa yang dikatakan Bella dan mama itu bohong. ternyata saat aku melihat langsung kesini ternyata kamu benar-benar bekerja jadi pelayan disini" ujar Andra sambil melotot pada Kara dengan marah.
"Memangnya kenapa kalau aku jadi pelayan?" balas Kara dengan tenang, matanya menantang Andra dengan berani.
"Setidaknya aku bisa mendapatkan pekerjaan" lanjut Kara kemudian.
"Kamu membuat aku malu. Apa yang orang-orang akan katakan jika mereka tahu istri seorang Andra Yudhistira menjadi seorang pelayan restoran." Mata Andra melotot lebih lebar, dia semakin berang melihat Kara yang terlihat tenang-tenang saja melihat kemarahannya.
Kara berdecih sambil berkacak pinggang sambil menatap Andra dengan sinis
"Bukankah kamu yang membuat aku berakhir seperti ini" tatap Kara menghujam tepat di manik mata Andra.
"Aku tidak bisa mendapat kerja di perusahaan atau kantor manapun. semua itu berkat kamu" ucap Kara dengan sarkas.
Bukannya merasa bersalah, Andra malah merasa bangga dengan perbuatannya itu.
"Memang benar, semua itu perbuatanku. Itu semua aku lakukan agar kamu menyadari bahwa kamu tidak bisa apa- apa tanpaku. Karena tempatmu adalah di rumah ku.. menjadi istriku"
"Oleh karena itu, kembalilah ke rumah dan keadaan akan kembali seperti dulu, walau kini ada Bella diantara kita,aku akan berlaku adil dalam memperlakukan kalian." Andra mencoba membujuk tanpa rasa malu sedikitpun.
Kara mendengus sinis mendengar ucapan Andra yang sangat percaya diri itu.
"Adil? Adil seperti apa yang kamu maksud? Tanpa Bella pun, kamu tidak pernah memperlakukan aku dengan baik selama ini. Antara aku dan mama pun kamu tidak pernah berlaku adil, Kamu hanya diam saja setiap aku di tindas oleh mamamu. Apalagi ditambah Bella, bisa-bisa aku semakin ditindas oleh kalian semua."
"Masalah mama Itu hal yang berbeda. mama tidak bisa dibandingkan dengan kamu. Karena dia adalah orang tuaku, orang yang telah melahirkan aku. Mama sudah sangat berjasa padaku, Jadi kita harus menghormatinya. Seharusnya kamu sebagai istri juga ikut menghormati mamaku, bukan malah selalu mencari ribut dengan mama"
" Sudahlah..." potong Kara cepat sambil mengibaskan tangannya dengan ekspresi muak.
"Kalau sudah membahas masalah mama kamu itu, aku selalu salah dimatamu dan sepertinya perempuan bernama Bella itu lebih bisa mengambil hati mamamu, jadi untuk apa kamu tetap bersikukuh mempertahankan pernikahan kita "
"Aku masih menginginkan kamu, dan aku masih mencintai kamu Kara." Andra mencoba meyakinkan Kara agar luluh pada rayuannya.
"Cinta? kamu bilang mencintai aku??? kalau kamu memang mencintaiku kamu tidak akan berpaling dariku dan menikahi wanita lain tanpa sepengetahuanku" ujar Kara dengan perasaan terluka yang sangat dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIGID !!
RomanceKehidupan rumah tangga Kara dan Andra berubah drastis sejak mereka kehilangan putri tercinta mereka yang baru berusia 4 tahun dalam sebuah kecelakaan tabrak lari. Kejadian tersebut membuat Kara sangat terpukul apalagi suaminya justru menyalahkan Ka...