"Biarkan aku pergi" Desis Kara dengan suara bergetar, dia mencoba meredakan amarahnya yang semakin bergejolak di dalam dadanya.
"Tidak...Aku masih membutuhkanmu" suara Andra terdengar begitu lirih dengan tatapan menghiba. Rasa sayangnya pada Kara masih besar. Dia belum siap melepaskan wanita itu dari hidupnya. Andra jadi menyesal karena sikapnya selama ini ternyata telah menorehkan luka yang dalam dihati wanita itu.
"Beri aku kesempatan sekali lagi Kara, Aku akan memperbaiki kesalahanku" Mohon Andra dengan suara menghiba.
"Kamu sudah kehilangan Kesempatan itu sejak setahun yang lalu" Balas Kara cepat dengan suara yang dingin.
"Sayang..aku tidak sanggup hidup tanpa kamu di hidupku. Hanya kamu yang bisa mengurusi semua kebutuhanku di rumah ini"
"Sekarang kamu punya istri baru, dia yang akan menggantikan semua tugasku" balas Kara dengan sinis.
"Dia berbeda dengan kamu..." bantah Andra berusaha mencari alasan.
"Aku sudah tidak peduli dengan segala alasan kamu. Lepaskan" potong Kara yang sudah tidak tahan dengan berbagai alasan yang diutarakan Andra. Kara berusaha melepaskan tasnya dari cekalan Andra.
"Kamu tidak boleh pergi" bentak Andra dengan marah dan tetap tidak mau melepaskan pegangannya pada tas Kara.
"Kalau kamu memaksa pergi, kamu harus pergi dengan tangan kosong. Tidak ada satupun barang pemberianku yang boleh kamu bawa keluar dari rumah ini" Ancam Andra. itu adalah jalan satu-satunya yang terpikir olehnya agar Kara mengurungkan niatnya. Dia berpikir Kara pasti tidak akan bisa bertahan hidup diluar sana tanpa harta pemberiannya.
Mata Kara membulat menatap Andra tak percaya. Dia tidak percaya Andra akan sangat perhitungan. Dadanya semakin bergemuruh karena amarah yang semakin besar.
"Jadi selama bertahun-tahun aku tinggal disini aku tidak memiliki hak apapun di rumah ini? bahkan satu barangpun aku tidak punya??" Tanya Kara dengan amarah yang bergejolak.
"Aku yang bekerja selama ini, aku yang membiayai hidup kamu selama ini. Semua barang-barang yang kamu miliki selama ini dibeli dengan menggunakan uang dariku. kamu tidak menghasilkan uang sepersen pun dan kamu selama ini hanya menggantungkan hidupmu padaku. Makanya jangan pergi. Apa kamu bisa membayangkan bagaimana hidupmu diluar sana tanpa aku? Siapa yang akan menopang hidupmu selain aku?" peringat Andra panjang lebar, memperingatkan Kara akan kontribusinya di hidup Kara.
"Aku masih bisa mengandalkan diri aku sendiri. Jangan lupa aku yang lemah ini sebelum mengantungkan hidup padamu pernah berjuang hidup seorang diri"
Terlihat Dessy memasuki kamar dan kembali ikut campur.
"Andra, untuk apa kamu merendahkan dirimu memohon padanya untuk tetap tinggal. Kalau dia memang mau pergi biarkan saja dia pergi, justru bagus kalau kamu terlepas dari benalu seperti dia. Biar dia jadi gembel diluar sana. Sombong sekali lebih memilih cerai dari pada dipoligami" ujar Dessy dengan sengit. Dia terlihat kesal karena Andra masih saja berusaha mencegah kepergian Kara.
"Tidak...Kara tidak akan pergi. Aku yakin dia hanya butuh waktu. Suatu saat dia akan bisa menerima kehadiran Bella sebagai madunya" tandas Andra dengan penuh keyakinan.
" Tidak akan" balas Kara keras.
"Tuh, kamu dengar sendiri jawabannya. Sudahlah usir saja dia dari rumah ini" teriak Dessy yang mulai kesal.
" Aku yakin dia akan bisa menerima secara perlahan." bantah Andra sambil kembali menatap Kara "Kita bisa hidup bersama dengan damai, aku berjanji aku akan berlaku adil" ujar Andra penuh keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIGID !!
RomanceKehidupan rumah tangga Kara dan Andra berubah drastis sejak mereka kehilangan putri tercinta mereka yang baru berusia 4 tahun dalam sebuah kecelakaan tabrak lari. Kejadian tersebut membuat Kara sangat terpukul apalagi suaminya justru menyalahkan Ka...