Bab 23 Perdebatan Sengit

652 39 8
                                    

Kara memposisikan tubuhnya duduk bersandar dengan nyaman sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. Matanya menatap tajam ke arah Andra dan Bella yang duduk bersebelahan di hadapannya. Apalagi tanpa malu dan dengan manjanya tangan Bella bergelayut pada lengan Andra seakan takut Andra akan lari darinya. 

Bella sengaja bertingkah manja pada Andra agar Kara cemburu dan iri padanya karena hal itu telah membuktikan bahwa dia lebih unggul dari Kara.

Saat ini mereka telah berada di rumah, Andra beranggapan lebih baik mereka menyelesaikan permasalahan mereka di rumah saja dari pada di kantor yang pastinya akan menjadi bahan gosip para karyawan.

Dessy juga ikut hadir duduk disitu. Tentu saja dia harus ikut andil dalam pembicaraan ini. Karena semua ini bermula dari dirinya.

"Untuk apa kamu membawa perempuan itu ke rumah kita" ujar Kara sambil menatap sinis pada Bella, dia tidak menutupi ketidak sukaannya pada Bella.

"Hei, ini akan menjadi rumahku juga. AKu akan tinggal disini juga kedepannya. Aku kan istrinya Andra juga. iya kan sayang?" ujar Bella sambil menatap Andra dengan manja.

Andra tidak mengiyakan pertanyaan Bella dia masih bingung tidak tahu harus bagaimana.

"Lagi pula dia kan sudah tahu tentang pernikahan siri kita. Jadi tidak apa-apa aku tinggal disini, aku juga istri kamu jadi aku juga berhak tinggal di rumah ini" Bella terus berceloteh tanpa peduli pada Andra yang terus membisu.

"Iya benar. Kamu boleh tinggal disini juga. Istrinya Andra sekarang kan bukan hanya Kara. Tapi kamu juga sudah menjadi istrinya dan kamu juga berhak tinggal di rumah suamimu" Bela Dessy yang ikut mendukung Bella.

"Jadi kalian sudah menikah siri tanpa meminta ijin aku terlebih dahulu?" tanya Kara dengan tatapan marah pada Andra.

Andra hanya bisa duduk membeku di tempatnya, sedari tadi tubuhnya menjadi membeku setiap mendapat tatapan tajam dari Kara. Ada amarah dan benci di mata itu. Tatapan yang belum pernah Andra lihat pada Kara. Apakah dirinya telah melukai perasaan Kara begitu dalam?. Ada perasaan takut yang mulai menjalari perasaan Andra. yaitu perasaan takut kehilangan. Dia takut Kara akan lepas darinya.

"Iya benar mereka sudah menikah siri. untuk apa meminta ijin padamu? cukup ijin dari aku sebagai orang tua Andra, dan itu sudah bisa membuat Andra menikahi Bella" seloroh Dessy dengan angkuhnya.

"Karena sekarang kamu sudah tahu semuanya, mulai sekarang kamu harus bisa berbagi suami dan juga menerima madumu itu tinggal di rumah ini bersama kita" lanjut Dessy memberi perintah pada Kara.

"Bagaimana kalau aku menentang pernikahan mereka?"

"Apa hak kamu menentang? Kamu itu sudah cacat. tidak bisa melayani suamimu lagi. Andra berhak menikah lagi agar kebutuhan biologisnya terpenuhi. Justru kamu harusnya berterima kasih pada Andra, karena dia yang bersikeras untuk tetap mempertahankan kamu di rumah ini. Kalau bukan karena belas kasihan Andra, sudah lama kamu ditendang dari rumah ini dan menjadi gembel di luar sana." Ujar Dessy panjang lebar, agar Kara menyadari posisinya di rumah ini bukanlah siapa-siapa.

"Aku lebih memilih bercerai dari pada dimadu" tentang Kara dengan tegas sambil menggertakkan giginya dengan geram melihat perlakuan Dessy yang sewenang-wenang pada dirinya.

"Kara..jaga ucapanmu" Bentak Andra yang sedari tadi bersikap pengecut kini akhirnya mengeluarkan suaranya.

Kara menatap Andra dengan sengit "Kamu harusnya masih ingat apa yang aku katakan saat kita menikah dulu" 

"Tapi ini situasinya berbeda sayang..harusnya kamu bisa memaklumi.."

"Memaklumi? Apa yang harus aku maklumi? perselingkuhanmu?"

FRIGID !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang