BAB 34 Tak Mendapatkan apa-apa

533 36 0
                                    

Andra,Dessy dan Bella tiba di restoran tempat Kara bekerja saat hari telah sore, di jam seperti ini mereka berharap Kara masih ada di restoran itu.

Mereka bergegas  turun dari mobil dengan wajah yang tidak mengenakkan. Terutama Dessy yang sangat ingin melabrak Kara.

Di depan pintu masuk restoran langkah mereka dihentikan Oleh Andra yang tiba-tiba berbalik dan menghadang Bella dan Dessy.

"Kalian tunggu diluar saja, biar aku saja yang masuk dan membawa Kara keluar. Kita jangan membuat keributan di dalam. Bisa-bisa kita diusir mereka" ujar Andra memberi peringatan.

"Benar juga. Bisa gawat kalau kita yang nanti justru dikeroyok oleh orang-orang di dalam" ujar Dessy yang teringat dengan kejadian sebelumnya dimana dia dan Bella justru diserang balik saat hendak mempermalukan Kara.

Akhirnya Dessy dan Bella memilih menunggu di luar dan membiarkan Andra membawa Kara keluar . Mereka menanti dengan perasaan menggebu-gebu. menggebu-gebu ingin memarahi Kara yang begitu lancang mencuri sertifikat rumah dari Andra.

DI dalam restoran, mata Andra mengitari ruangan makan mencari sosok Kara diantara banyaknya karyawan restoran yang berlalu lalang. setelah beberapa saat akhirnya Andra menemukan Kara yang baru saja keluar dari suatu tempat yang sepertinya adalah dapur.

Andra bergegas menghampiri Kara sebelum wanita itu menyadari kehadirannya. Dengan cepat Andra mencekal tangan Kara dengan kuat dan menyeret Kara agar mengikuti langkahnya yang cepat.

Tanpa bisa melawan, Kara mengikuti Andra hingga ke pintu luar dan berhadapan dengan Bella dan Dessy yang telah menunggu.

Andra menghempaskan tangan Kara saat mereka telah tiba di hadapan Dessy dan Bella.

Dengan wajah marah Dessy menghampiri Kara dan tangannya secepat kilat langsung melayang dan....

PLAKK...

Kara tidak bisa menghindari serangan Dessy yang tiba-tiba itu, kepala Kara sampai berpaling oleh tamparan yang keras.

"Dasar perempuan tidak tahu diri, berani-beraninya kamu mencuri sertifikat rumah dan memalsukan tanda tangan penyerahan hak kuasa, bahkan kamu menjual rumah itu tanpa izin kami" 

Dessy langsung menyerang Kara dengan kemarahan yang tergambar jelas di wajahnya.

Kara memegangi pipinya yang terasa terbakar dan panas. Matanya membalas tatapan Dessy yang melotot marah padanya seakan-akan wanita paruh baya itu ingin menelannya bulat-bulat.

"Kenapa aku tidak boleh melakukannya? Aku juga punya hak atas rumah itu." 

"Punya Hak???" Dessy, Bella dan Andra bersamaan mentertawakan pembelaan Kara.

"Kamu tidak punya hak apa-apa atas rumah itu. Andra yang membeli rumah itu dan rumah itu atas nama Andra. Kamu itu hanya menumpang hidup di rumah kami. Kamu itu cuma lintah yang hanya menggerogoti harga anakku. Untung sekarang kalian akan bercerai jadi kamu tidak bisa lagi menggerogoti kekayaan Andra, sudah bagus diberi makan dan tempat tinggal sekarang berani-beraninya kamu merasa punya hak atas rumah itu"

"Bagaimanapun aku adalah istri Andra. harta yang di dapat selama dalam pernikahan adalah harta bersama, jadi aku memang punya hak. Sedangkan tentang penyerahan hak kuasa, itu memang tanda tangan Andra sendiri. Aku tidak memalsukannya"

Andra mendengus "Kamu Jangan bohong, Aku tidak pernah ingat bahwa aku memberikan tanda tangan  di surat itu"

Kara menyeringai kecil masih memegangi pipinya yang pedih bekas tamparan " Benar kok. Kamu menandatangani surat itu saat kamu mabuk. Mungkin itu sebabnya kamu tidak ingat" 

FRIGID !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang