Bab 28 Dipermalukan

572 33 4
                                    


"Iya" jawab Kara tenang, walau dalam hatinya dia tidak menyukai pertemuan tak terduga ini.

"Astaga Kara" Seru Dessy sambil menutup mulutnya yang membulat dengan kelima jarinya. Sikap Dessy seolah-olah dia sedih melihat kondisi Kara saat ini.

"Apa tidak ada pekerjaan yang lebih baik?. Malu-maluin kami saja, kamu malah berakhir jadi pelayan seperti ini" Hina Dessy sambil saling bertatapan dengan Bella. Mereka tersenyum senang mentertawakan keadaan Kara yang menurut mereka begitu menyedihkan.

"Makanya ga usah sok. Bukankah lebih enak jadi istri Andra jadi kamu tidak peelu bekerja seperti ini!"

"Seharusnya kamu terima saja dimadu. Setidaknya kamu bisa hidup lebih terjamin dan bisa hidup nyaman  tanpa memikirkan biaya hidup karena semuanya sudah ditanggung oleh Andra" Celoteh Dessy menceramahi Kara.

" Terjamin? Selama ini aku hanya dijadikan pembantu gratisan di rumah kalian. Apanya yang terjamin?" Balas Kara sarkas.

Tatapannya beralih pada Bella sambil berkata "kamu bersiap-siaplah menjadi babu gratisan mereka berikutnya" Seringai Kara mengejek.

"Enak saja, mana mungkin aku menjadi babu. Dirumah sendiri saja aku tidak pernah bersih-bersih"

" Tentu saja, tidak. Bella kan menantu kesayanganku, dia tidak perlu melakukan semua pekerjaan di rumah. Kita hanya perlu mempekerjakan seorang pembantu"

" Bukankah waktu itu ibu bilang memakai pembantu itu pemborosan?" Kara mengingatkan Dessy pada perkataaannya dulu.

" Ti..Tidak kok. Jangan asal bicara kamu" kilah Dessy sambil melotot pada Kara.

"Oh iya, Andra harus tau tentang ini" Seru Bella dengan semangat.

Bella mengambil ponselnya dan mengambil foto Kara. Dikirimnya foto itu pada Andra.

"Andra pasti terkejut kalau dia tahu pekerjaan kamu seperti ini" Cekikik Bella dengan senang.

"Aku tidak merasa malu dengan pekerjaanku. Setidaknya aku bisa menghasilkan uang sendiri dan tidak menjadi parasit" balas Kara sambil menatap Dessy penuh arti.

Dessy melotot marah "siapa yang kamu maksud parasit?"

"Oh..bukan siapa-siapa?" Kilah Kara sambil mengibaskan tangannya.

"Jadi, apa saja pesanan kalian?" Kara menyiapkan catatan untuk mencatat pesanan mereka. Dia harus mengakhiri percakapan mereka karena masih banyak pengunjung yang harus dia layani.

"Makanan paling mahal tentunya." Seru Bella dengan sombongnya kemudian Bella menyebutkan beberapa menu yang memang harganya paling mahal di daftar menu.

"Baiklah. Kami akan segera menyiapkan pesanan kalian." Kara masih tetap berusaha bicara sopan seperti dia melayani pengunjung yang lain. Kemudian Kara cepat berlalu dari sana sebelum kedua wanita beda generasi itu dengan kompak melanjutkan hinaan mereka padanya.

"Kara, tolong antarkan minuman ini ke meja 15" panggil rekan kerjanya.

"Mbak saja yang antar" Kara menolak dengan wajah penuh permohonan karena itu adalah meja yang ditempati Bella dan Dessy. Kara malas menghadapi dua orang itu.

"Mereka meminta harus kamu yang mengantarkan pesanan mereka" ujar rekan kerjanya itu dengan wajah meringis tak berdaya.

Kara menghela nafas berat. Dia hanya bisa pasrah dengan apa yang akan dia hadapi nanti.

Terlihat dari jauh Bella dan Dessy sedang menanti kedatangannya, senyum mereka terlihat mencurigakan.

Tiba di meja 15 baru saja Kara hendak meletakkan gelas ke atas meja. Dari samping terlihat Rika yang berjalan dengan tergesa dan menabrak Kara dengan keras.

FRIGID !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang