Bab 32 Anton

610 40 5
                                    

"Kara, Pak Anton menyuruhmu ke ruangannya"

Salah satu rekan kerja Kara memanggil Kara saat wanita itu masuk ke dalam dapur hendak membersihkan piring-piring kotor yang bertumpuk.

Kara menghentikan langkahnya dan berbalik menatap rekannya itu.

"Kenapa Pak Anton memanggilku?" tanya Kara dengan dahi mengernyit.

"Mana aku tahu. Aku hanya disuruh untuk memanggilmu, cepatlah kesana" desak rekannya itu sambil meletakkan piring-piring kotor ke dalam wastafel kemudian berlalu pergi keluar untuk melayani para pengunjung yang saat ini ramai berdatangan tanpa henti.

Mau tidak mau Kara harus datang ke kantor atasannya itu. Kara tahu pria itu sudah memiliki istri dan sudah menjadi rahasia umum di tempat ini bahwa Rika memiliki hubungan spesial dengan pria genit itu. Mungkin karena hubungan itulah yang membuat Rika merasa berkuasa di tempat ini. Kara sudah bisa menduga kenapa dia dipanggil ke ruangan Anton. Pasti Rika telah mengadu pada pria itu.

Dengan enggan kara terpaksa nail ke lantai atas dan mengetuk pintu saat sudah tiba di depan ruangan Anton.

"Bapak memanggil saya?"

Anton yang sedang duduk di balik meja kerjanya mendongak mendengar sapaan Kara.

"Ya, Masuklah. Sekalian tutup pintunya" Perintah Anton dari balik meja kerjanya.

Kara tidak menuruti perintah Anton untuk menutup pintu, dia hanya berjalan masuk dengan pintu tetap dia biarkan terbuka agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Karena Kara tahu bahwa Anton adalah pria mata keranjang.

Dari awal dia bekerja saja pria itu sudah sering menatapnya dengan pandangan tak senonoh. Mungkin itu sebabnya Rika membencinya, karena Anton sedang tertarik pada Kara dan Rika takut posisinya direbut oleh Kara.

Anton menatap Kara dengan lekat, entah apa yang sedang dipikirkan oleh lelaki itu, dia kemudian berdiri dan berjalan menuju pintu dan menutup sendiri pintu itu. Perasaan Kara jadi sedikit was-was. Karena sekarang dia terkurung di ruangan ini dengan Anton.

Kara masih berusaha bersikap tenang " Ada masalah apa bapak memanggil saya?" tanya Kara dengan suara sedikit bergetar.

"Mengenai kejadian tempo hari dengan Rika. Apa benar kamu sengaja menyirami tangan Rika dengan air panas dispenser?" tanya Haris sambil berjalan menghampiri Kara.

"Benar Pak" jawab Kara dengan jujur dan tidak berniat mengelak dari perbuatannya.

"Perbuatanmu itu sangat merugikan restoran ini. Pertengkaran antar karyawan akan memberi dampak buruk jika sampai terdengar oleh para pelanggan." peringat Anton.

"Maaf pak. tapi dia yang memprovokasi saya terlebih dahulu" Kara mencoba membela diri.

"Rika sudah bekerja lebih lama darimu. Seharusnya kamu lebih menahan diri karena dia lebih senior dari kamu."

Kemudian Anton berbicara panjang lebar tentang kesalahan-kesalahan yang Kara perbuat dan melebih-lebihkannya. Kara tetap diam mendengarkan dengan baik setiap perkataan Anton.

"Karena perbuatanmu yang sangat merugikan itu maka kamu akan saya pecat mulai sekarang" ujar Anton akhirnya setelah berkeluh kesah tentang perbuatan-perbuatan Kara yang menurut dia tidak dapat ditoleril lagi.

"Kenapa hanya saya yang dipecat? Bukankah kerja Rika juga sebenarnya bermasalah, dia lebih banyak bersantai dari pada menjalankan tugasnya" Protes Kara tidak terima dirinya dipecat begitu saja.

"Kamu berpura-pura tidak tahu atau memang bodoh? Tentu saja Rika itu pengecualian karena aku membebaskan Rika berbuat sesukanya. Karena dia memberikan sesuatu yang aku inginkan darinya" ujar Anton dengan tatapan penuh arti. Kemudian Pria itu menatap Kara dengan wajah mesumnyamesumnya yang menjijikan.

FRIGID !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang