Beberapa bukan kemudian
"Kara, tolong antar ini ke meja no.5"
Sebuah panggilan dari senior di tempat kerjanya membuat Kara menghentikan kegiatannya yang sedang merapikan sebuah meja.
"Baik mbak" jawab Kara sambil mengangguk cepat. Dengan cekatan perempuan itu segera membawa nampan yang berisi makanan pesanan ke meja yang dimaksud.
Ya, Kara sekarang sudah bekerja, dia tidak menyia-nyiakan waktunya untuk bersantai. Sudah beberapa minggu Kara bekerja di restoran ini.
Sebuah restoran yang sederhana, bukan restoran yang berkelas. Walau terlihat sederhana restoran ini mempunyai banyak pelanggan. Restoran ini selalu ramai, terutama di jam makan siang selalu banjir pengunjung sehingga hampir semua pekerja tidak akan sempat beristirahat walaupun hanya duduk sebentar.
Pelayanan yang baik dan cepat, serta masakan yang lezat dan nikmat adalah ciri khas restoran ini. Tidak heran jika restoran ini selalu banyak pengunjung dari kalangan menengah hingga kalangan atas pun selalu datang demi menikmati makanan lezat disini.
Karena Andra, Kara tidak bisa bekerja di kantoran. Entah bagaimana caranya. Andra berhasil membuat Kara tidak bisa diterima di semua perusahaan yang dia lamar. Kara tidak menyangka ternyata Andra cukup memiliki kuasa atau relasi dengan perusahaan lain.
Setidaknya Kara merasa bersyukur karena dia bisa bekerja di restoran ini sehingga dirinya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
" Awass...." Kara spontan panik saat tiba-tiba tubuhnya tersenggol dengan pundak seseorang.
Kara hampir saja menjatuhkan semua isi nampan yang saat ini sedang dia bawa.
Orang yang menabrak bukannya meminta maaf malah menatapnya dengan sewot seolah-olah Karalah yang salah "bawa yang benar. Hampir saja kamu menjatuhkan semua pesanan pelanggan yang sedang aku bawa"
Padahal sudah jelas yang hampir celaka adalah Kara. Kara sadar orang itu sengaja ingin mencari masalah dengannya.
Tidak ingin menimbulkan keributan di tengah keramaian pengunjung Kara hanya menunduk diam dan melanjutkan langkahnya dengan mengabaikan teguran orang itu.
Rika, nama si penabrak tadi. sama-sama bekerja di rumah makan ini. Sejak hari pertama bekerja di tempat ini, Rika terus menerus menunjukkan rasa tidak sukanya pada Kara.
Rika terus mencemooh Kara dan mengatakan Kara sebagai penjilat dan mencari perhatian atasan mereka dengan berpura-pura rajin dan cekatan.
Kara tidak ingin mencari musuh, dia hanya ingin bekerja dengan baik. Tapi sepertinya tidak dengan Rika. Entah apa yang membuat wanita itu tidak menyukai Kara.
Kara tidak menyadari bahwa beberapa hari yang lalu saat Rika sedang memarahi seorang anak kecil yang menabraknya, Kara datang membela anak kecil itu. Hal itu yang membuat Rika tidak suka pada Kara.
"Kamu tidak usah sok baik hati. Bagaimana jadinya kalau semua isi nampan ini tumpah gara-gara anak kecil ini yang berlari-lari seenaknya?" omel Rika sambil menunjuk-nunjuk pada anak perempuan yang sudah tampak ketakutan. Wajah anak itu terlihat sudah memerah dan hendak menangis.
"Tapi kan tidak tumpah mbak, lagian anak ini sudah minta maaf berkali-kali dari tadi" Kara berkata pelan dan lembut berusaha meredakan kemarahan Rika.
"Kamu pikir minta maaf saja sudah bisa menyelesaikan masalah? Dan Kamu bocah tengil, apa kamu tidak dididik orang tua kamu ya? Masa di tempat seramai ini lari-lari seenaknya" Rika melotot marah pada anak perempuan itu.
Anak perempuan yang berusia sekitar 7 tahun itu langsung terlihat ketakutan.
" Maaf tante..saya tidak sengaja. Saya sedang kebelet banget makanya saya lari" Tangis anak itu akhirnya pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIGID !!
RomanceKehidupan rumah tangga Kara dan Andra berubah drastis sejak mereka kehilangan putri tercinta mereka yang baru berusia 4 tahun dalam sebuah kecelakaan tabrak lari. Kejadian tersebut membuat Kara sangat terpukul apalagi suaminya justru menyalahkan Ka...