Bab 38 Dengki

422 39 5
                                    



"Bagaimana kamu bisa ada di pesta ini? Apa kamu tidak salah masuk? ini adalah pesta kalanga atas, bukan untuk wanita rendahan sepertimu." Tegur Bella secara beruntun. Wajahnya terlihat kesal pada tatapan Andra yang tak berkedip menatap Kara. Terlihat jelas bahwa pria itu terpesona pada penampilan Kara malam ini.

"Jangan-jangan kamu menyelinap ke pesta ini secara diam-diam ya? mau cari mangsa dari kalangan atas?" Tuding Bella yang terus menerus berusaha mencela Kara.

Kara hanya tersenyum tipis mendengar ejekan Bella, dia tidak berusaha memberikan penjelasan. Untuk apa? Karena apapun alasan yang akan dia utarakan nantinya tidak akan di dengarkan oleh orang yang selalu mencari keburukan di dirinya. Jadi Kara tidak akan merepotkan dirinya hanya untuk memberikan pembelaan terhadap tudingan-tudingan yang diberikan Bella padanya.

Melihat Kara hanya diam dan  membalas ucapannya dengan senyuman tipis, Bella jadi semakin merasa diatas angin.

"Betul tebakanku? hahaha...kasihan sekali kamu, setelah tidak mendapat nafkah dari Andra sekarang kamu mencari pria kaya lain untuk kamu tumpangi hidupnya" tawa Bella yang semakin merasa diatas angin dan semakin semangat mengejek Kara.

"Bella.."  Andra merasa ucapan Bella sudah mulai keterlaluan. Andra tidak ingin mendapat kesan jelek di hadapan Kara.

"Kenapa?? itu kenyataannya kan? dia sendiri yang dengan sombongnya tidak mau di poligami dan meminta cerai. Sekarang hidupnya susah tanpa ada sokongan uang dari seorang suami. Aku yakin kamu kesini untuk menangkap pria kaya untuk dijadikan sapi perahnya" ejek Bella sambil menatap Kara dengan sinis.

"Siapa yang hidupnya susah? Jangan lupa bahwa aku masih mempunyai uang dari hasil penjualan rumah. Uang itu cukup untuk  bersenang-senang tanpa bekerja dan hidup tenang untuk beberapa tahun" balas Kara sambil menyunggingkan senyum sambil menaik turunkan alisnya menampar telak ucapan Bella.

Bella menggertakkan giginya kesal, "Itu bukan uangmu. Kamu mencuri uang itu dari Andra. Dan lihat saja nanti, Papaku akan mencarikan pengacara handal untuk menuntut hak atas rumah itu" dengus Bella dengan angkuh.

Kara kembali menaikkan kedua alisnya "Oh ya?..." Kara melirik Andra dengan tatapan sinis, "Pasti kamu senang mendapatkan istri yang siap melakukan segala hal untukku"

"Tentu saja.  Andra beruntung menikah denganku. Dia pun akan ikut terjun ke dunia politik seperti papaku, suatu hari dia akan menjadi pejabat berkat bantuan dari papaku, Aku yakin Andra akan semakin sukses berkat aku" ujar Bella dengan penuh percaya diri.

Kara mengangguk-angguk berpura-pura mendengarkan segala bualan Bella.

"Sepertinya hidup kalian sangat bahagia sekarang" ujar Kara sambil menyunggingkan senyum sarkas.

"Pastinya dong. Apalagi sekarang aku sedang Hamil anak Andra" ujar Bella dengan penuh percaya diri.

Andra yang belum mengetahui kabar itu seketika menatap Bella dengan tak percaya "Benarkah yang kamu katakan itu?" tanya Andra tak percaya.

"Iya, aku baru memeriksanya beberapa hari lalu, tadinya aku mau mencari waktu yang tepat  untuk memberi kejutan. Tapi aku rasa memberi tahu kamu sekarang juga tidak apa-apa. Apakah Kau bahagia Sayang??" ujar Bella menatap Andra dengan tatapan bahagia, Karena kini diperutnya ada anak buah cinta dirinya dan Andra. Dan dia senang memamerkan kebahagiaannya di depan Kara. Bella yakin Kara akan memanas melihat kemesraan mereka.

"Tentu saja sayang, aku senang mendengar kabar bahagia ini" Seru Andra dengan antusias dan wajah bahagia.

"Kamu hamil? benarkah?" tanya Kara  tak percaya.

FRIGID !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang