Bab 31 Kabar gembira

668 46 6
                                    

Kara mengenali sosok tinggi menjulang itu.

"Pak Shaka" seru Kara kaget, dia tidak menyangka pengacara yang dia minta untuk menjual rumahnya akan muncul disini disaat yang tidak tepat.

Andra melihat Shaka dengan tatapan tidak suka karena percakapannya dengan Kara diinterupsi.

"Siapa dia?" Andra memicingkan matanya menatap Shaka dengan tidak suka.

"Kenapa kamu bisa kenal sama pria ini?" tanya Andra curiga. Selama ini Andra selalu berhasil mengekang Kara dengan lebih banyak mengurung istrinya di dalam rumah tanpa boleh bergaul dengan siapapun, jadi Andra heran bagaimana Kara bisa mengenal seseorang, bahkan seorang pria.

"Hanya kenal sekilas" jawab Kara Asal karena enggan menjelaskan dengan detail.

Andra menatap Shaka dengan tatapan tidak suka dan permusuhan.

"Saya adalah suaminya dan Ini adalah urusan rumah tangga kami, Anda tidak berhak ikut campur dalam permasalahan kami. pergilah" usir Andra tidak ingin percakapannya dengan Kara disela oleh pria itu.

"Saya berhak ikut campur, karena tampaknya wanita itu merasa terancam oleh tindakan anda" ujar Shaka dengan sikap santai. Dagunya diarahkan pada tangan Andra yang terlihat memaksa Kara.

"Lagi pula wanita ini adalah klien istimewa saya. Jika anda menyakitinya, anda bisa kami tuntut" 

Andra langsung melepaskan cekalannya karena takut  begitu mendengar akan dituntut.

Andra menatap Shaka dengan tak percaya "Kamu seorang pengacara?"

"Ya, saya pengacara wanita ini. Kalian sedang dalam tahap bercerai kan? Dan dia menggunakan jasa saya untuk mengurusi perceraian kalian." ujar Shaka dengan lugas dan penuh keyakinan.

Kara mendelik pada Shaka dengan rasa kaget, sejak kapan dirinya meminta Shaka untuk mengurus perceraiannya? dia tidak memiliki cukup uang untuk membayar pria itu.

Untuk urusan jual beli rumah, Kara bisa membayar biaya pengacara dan notaris dari hasil penjualan rumah nanti. Tapi rumahnya kan masih belum laku, jadi Kara belum berani mencari pengacara untuk mengurus perceraiannya.

Shaka mengerling pada Kara " Tenang saja, Kara. Saya akan membuat proses perceraian ini berjalan cepat"

"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kami tidak akan bercerai" bantah Andra dengan marah.

"Itu menurutmu, tidak dengan istrimu" ujar Shaka sambil melirik Kara meminta dukungan.

"Ya, dia benar. Aku ingin perceraian ini di proses secepat mungkin." Kara membenarkan ucapan pengacara itu.

"KARA!!" bentak Andra marah.

"Hati-hati dengan kata-katamu, jangan katakan itu saat kamu sedang emosi. Aku yakin saat ini emosi kamu sedang tidak stabil. Aku akan memberimu waktu lagi untuk menenangkan diri"

"Aku mengatakan itu dengan pikiran jernih kok. Dan aku tidak butuh waktu untuk mengajukan perceraian. keputusanku sudah bulat" balas Kara dengan yakin.

Andra menatap Shaka dengan tidak suka "Pasti kamu yang telah mempengaruhi Kara."

Kemudian tatapan Andra beralih pada Kara dengan tatapan curiga "Sejak kapan kalian saling kenal??"

"Jangan-jangan kamu diam-diam sudah lama berhubungan dengan pria ini di belakangku?" tuding Andra.

"Jangan sembarangan. Aku tidak seperti kamu yang suka berselingkuh di belakangku" sindir Kara tajam.

"Jangan balik menuduhku. Aku tidak pernah berselingkuh dibelakangmu. Kesalahanku hanyalah Bella. itu juga karena mama yang memaksaku untuk menikahinya" sangkal Andra yang masih saja berbohong.

FRIGID !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang