24. Berbagai Tempat

2.4K 242 3
                                    





Jumpa lagi♥️

Vote and Komen dulu yuk ♥️

Jangan lupa untuk follow akun
ViPril_Aprilia supaya bisa terhubung dengan penuh sama penulis🔜






Happy reading 🧘🏻‍♀️



∅⁰∅⁰∅




Akademi Aranda dibangun di tanah seluas lebih dari dua hektar. Sistem yang diterapkan juga bermacam-macam mulai kelas untuk rakyat biasa hingga bangsawan. Para rakyat yang menempuh pembelajaran bersama dengan para bangsawan memiliki ruang belajar yang berbeda.

Tenang bukannya kasta yang membedakan kelas mereka, tapi tergantung nilai tes masuk yang mereka peroleh.

Ada tiga bangunan utama yang tak bisa dimasuki oleh sembarang orang yang kelas sihir, kelas militer dan kelas ramuan. Ketiga bangunan ini hanya bisa diakses oleh para siswa yang memiliki keterampilan khusus, biasanya untuk biaya pembelajaran masing-masing individu membayar biaya tambahan untuk segala jenis kebutuhan penunjang.

Biaya yang lebih mahal tidak menjadi penghalang bagi kebanyakan orang tua. Mereka malah mewajibkan anaknya untuk mengikuti bimbingan belajar sebelum dapat mengikuti ujian masuk.

Beberapa ketrampilan juga tersedia seperti olahraga, berkuda, menyulam, menari, menyanyi, alat musik hingga bisnis itu semua tersedia hanya saja tak sepopuler kelas khusus. Untuk biayanya sendiri termasuk sudah masuk ke dalam anggaran.

Biasanya mencegah hal tak masuk akal para bangsawan sengaja membayar biaya pembelajaran hingga tahun terakhir. Mereka lebih memilih untuk menjauhkan hal-hal yang tak diinginkan seperti kebangkrutan dan lain-lain.

Di sebuah kamar berukuran tak terlalu besar seorang anak laki-laki sedang membaca sebuah buku. Bernan harus puas untuk dipisahkan dengan adiknya.

"Serena aku merindukan dirimu," lirih Bernan menatap sebuah buku yang berisi lukisan adiknya. Ya sedari tadi ia bukan membaca tapi memandangi lukisan ia dan adiknya sewaktu main di sungai.

Beberapa barang miliknya telah dikirim dari kediaman. Tak ada pelayan yang melayani dirinya, ini sudah peraturan akademi baik pangeran tak boleh melanggarnya.

"Kau tau jika tahun depan kau belajar di sini kau akan marah karena tak ada lord Gara," kekeh Bernan dengan tertawa membayangkan hal itu terjadi.

Suara pukulan sebuah palu dan besi yang baru dipanaskan mengisi gendang telinga beberapa murid. Semuanya tampak fokus memperhatikan apa yang disampaikan gurunya.

"Lihat, kalian harus memastikan bahwa bara api ini sudah sangat panas. Barulah kalian bisa membentuk parang sesuai dengan keinginan kalian."

Siapa yang menjadi guru mereka? dia adalah grand duke Yuran. Yang dikatakan membawa putrinya bermain adalah salah, ternyata ia mempunyai kelas untuk mengajar. Sambil menyelam minum air sekalian saja ia membawa Serena turut serta.

"Baik guru," jawab murid secara serentak. Beberapa dari mereka kebanyakan anak laki-laki dengan presentase hingga delapan puluh persen, kebanyakan terdiri dari anak bangsawan dan beberapa anak yang terpilih.

Serena duduk bersama lord Gara. "Apakah semua kakakku mengikuti kelas ini?" tanya Serena dengan memakan biskuit dengan krim stroberi.

"Tidak semuanya nona," sangkal lord Gara yang ikut memakan biskuit, matanya ikut menonton bagaimana cara tuannya mengajari para muridnya.

RoosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang