14. Bentuk Penghormatan

285 28 1
                                    




Jangan lupa vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti akun aku terus ❤

Tandai jika kalian menemukan typo
🔍👀❗




Happy Reading ❤


°°°







"Aku tidak yakin pangeran akan mampu melewati setengah hari ini." Para tabib diam-diam sudah merasa putus asa, tidak ada satu pun dari usaha mereka membuahkan hasil.

Satu penjaga kuil suci paling senior datang. "Sepertinya pangeran memang sudah tidak memiliki niat untuk hidup."

Dengan sebuah tongkat tua berukiran rumit seperti jubahnya, penjaga kuil tersebut bahkan sudah sampai kesusahan untuk berjalan menyeret jubahnya sendiri.

Tidak salah banyak orang mengatakan jika semakin tinggi pencapaianmu, maka di masa tua hal-hal tersebut bisa berubah menjadi sangat menyulitkan.

Penjaga paling tua itu pernah melihat kejadian seperti ini sekitar seratus tahun lalu, saat putra mahkota terdahulu jauh sebelum kaisar saat ini lahir merasa menyerah pada hidupnya sendiri.

Beliau menang punya penyakit, tapi saat menghembuskan nafas terakhir. Peyakit tersebut tidak menjadi faktor pertama membunuhnya, ya selain dari pada akal ada kesepian dan keputus asaan yang bisa membunuh seseorang lebih cepat dari pada penyakit paling ganas sekalipun.

"Bagaimana ini, kita tidak mungkin mengumumkan pada rakyat jika kondisi pangeran sangat buruk."

"Pasti para pemburu berita sudah banyak mencetak kabar miring."

Penjaga paling tua tetap diam, ia mengulurkan telapak tangannya di depan tubuh sang pangeran.

Bibirnya begerak membacakan sebuah mantra, ia ingin tau hal apa yang sebenarnya ditunggu pangeran.

"Aku melihat mawar, apa pangeran punya ketertarikan dengan mawar?" Kembali membuka matanya, penjaga tidak boleh terlalu banyak menerawang tentang seseorang.

Selain ada rasa sakit akan muncul, kemungkinan paling buruk adalah mereka akan kehilangan banyak energi.

Semua penjaga saling diam, selama ini mereka tidak tau jika pangeran menyukai bunga.

"Apa pangeran bisa kembali sehat?" tabib bertanya karena penyembuhan luka bakar lumayan sulit untuk diobati.

"Tergantung, apa pangeran masih mau hidup atau tidak. Kita tidak bisa menentukan apapun, semuanya hanya ada pada keinginan pangeran."

Penjaga paling tua bahkan tidak bisa melakukan apa-apa. Punggung tuanya bahkan agak kelelahan, rasanya ia sudah hidup terlalu lama.

"Walau ketika dia sudah sadar, pangeran pasti akan menghabiskan sisa umurnya menutupi wajahnya dengan topeng." Tabib sudah yakin tidak ada banyak cara lagi.

"Aku harap pangeran cepat sadar, dia tidak boleh meninggalkan prosesi terakhir sebelum ayahnya pergi."

_____

Kereta kuda bergambar daun semanggi memasuki area pelataran istana. Di dalamnya terdapat tiga orang Rossa dan kedua anak tirinya Gani berserta Clathria.

Tidak ada percakapan yang terjalin di dalam, mereka sudah menundukkan kepala sejak kereta kuda mulai memasuki area utama istana.

Kepala Clathria sesekali ikut bergerak seiring laju roda kereta yang melewati jalan bebatuan. Telinganya bisa mendengar banyak rakyat bersorak saat kereta kuda melewati mereka.

RoosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang