Jumpa lagi♥️
Vote and Komen dulu yuk ♥️
Jangan lupa untuk follow akun ViPril_Aprilia supaya bisa terhubung dengan penuh sama penulis🔜
Happy reading 🧘🏻♀️
∅⁰∅⁰∅
Serena berjalan ke luar akademi dengan membawa sekantung cokelat pemberian dari kakek Perus. Lord Gara di sampingnya beberapa kali menanyakan apakah dirinya benar tak mau membagi beberapa cokelat untuknya.
"Satu cokelat saja nona. Saya akan mengurus kaktus anda untuk bisa dijual di pasar," rayu lord Gara dengan penuh harap. Ia menjanjikan hal menyulitkan karena sebuah cokelat.
Bagaimana tidak, cokelat yang diberikan oleh tuan Perus adalah cokelat termahal di Aranda. Bukan karena alasan ekonomi yang membuat harganya melambung. Itu terjadi karena biji cokelat ini hanya bisa pecah jika sudah waktunya untuk pecah. Kulit buahnya bahkan lebih keras dari batu, jadi tak bisa membuatnya menjadi pecahan kecil.
Pernah ada yang mencoba hal tersebut. Namun bukannya cokelat yang pecah malah kapak yang digunakan orang itu menjadi hancur, sampai melukai bola matanya karena butiran besi itu berterbangan.
Serena duduk di dalam kereta kuda seorang diri. Ayahnya dah lord Gara menunggangi kuda di depan kereta kuda yang ia naiki. "Ternyata jaraknya lumayan jauh," ucap Serena yang baru sadar bahwa letak akademi ini lebih mengarah ke tempat yang lumayan jauh dari permukiman.
Suara dari roda kereta mulai berbunyi. Serena dengan tenang menggenggam cokelat itu sambil melihat pemandangan sekitarnya. Siapa tahu ia akan memiliki kesempatan untuk pergi ke tempat ini lagi.
Yuran menunggangi kuda dengan wajah yang sangat serius. Matanya selalu waspada, untuk keluar bersama Serena ia perlu membawa sekitar tiga puluh prajurit berkuda dengan baju lapis baja lengkap. Formasi yang mereka gunakan adalah tiga kali sepuluh. Dimana satu kelompok berisi tiga orang.
Sebuah anak panah tiba-tiba melesat ke arah kereta kuda Serena secara tiba-tiba. Grand duke langsung berteriak untuk membentuk formasi siap menyerang.
Lord Gara langsung memacu kudanya ke arah tuannya. Dengan meraih tapi kekang kuda dengan sekuat tenaga ia mencoba mengendalikan kudanya yang berlari sangat kencang agar tak membuatnya terjatuh.
Kepulangan mereka saat itu menjadi sangat berantakan. Serena langsung tak sadarkan diri, cokelat di tangannya langsung berserakan di lantai kereta kuda.
Para prajurit langsung meluncur mengendong sang putri dan membawanya ke rumah terdekat untuk diobati. Tak jelas apakah sang putri sempat terkena anak panah atau tidak. Sekitar lima belas dari prajurit yang tersisa lima orang langsung bergegas menuju ke lima tempat yang berbeda. Yaitu kekaisaran, kerajaan, kediaman untuk mengambil pasukan, akademi untuk memberitahu infomasi kepada para putra Yuran dan terakhir adalah kuil suci tempat ibu Serena bekerja.
"Apakah dia terkena panah?" tanya Bernan dengan wajah khawatir. Ia melihat Serena berbaring dengan wajah pucat.
Jander memeriksa denyut nadi adiknya. Menggunakan metode akupuntur untuk mendapatkan reaksi gerakan dari adiknya. "Sepertinya ada yang memberikannya bubuk tidur," kata Jander yang melihat bahwa adiknya seperti orang terlelap.
"Apakah ada yang melindunginya diam-diam? saat aku melihat anak panah yang mengarah ke kursi yang Serena duduki itu memiliki akurasi tinggi itu tak mungkin gagal jika tak ada orang yang melindungi diam-diam," jelas Arthur mengamati ciri-ciri kekuatan anak panah yang dilesatkan untuk adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roos
Fantasy"Tolong jadikan aku rakyat biasa." Perkataan dari anak perempuan itu membuat satu aula terdiam. "Tapi kau berada di nomor dua puluh empat dari tahta," ucap kaisar yang juga kakeknya. "Benar, kau putri satu-satunya kekaisaran," jelas raja tak terima...