Halo jumpa lagi 👻
Jangan lupa untuk vote and coment dulu yuk sebelum baca ⭐
Follow akunViPril_Aprilia untuk mengikuti perkembangan penulis 💯
Happy reading 🧘🏻♀️
∅⁰∅⁰∅
"Kita akan membeli beberapa perlengkapan untuk tahun ajaran baru Eren," jelas Jeffry dengan mengeluarkan sebuah catatan yang semalam telah mereka buat.
Eren Koctha begitu orang memanggilnya. Gadis muda yang memiliki nama keluarga Koctha ini sedang mengunyah marshmellow sambil mendengarkan ceramah kakaknya.
"Kau butuh tongkat sihir, batu mana, gelas ramuan, dua buah pena burung merak, satu sapu terbang. Tiga seragam musim panas dan tiga seragam musim dingin." Jeffry kakak dari Eren menjelaskan apa yang dibutuhkan oleh adiknya. Ia memiliki usia dua tahun lebih tua dari Eren.
Rambut biru tua adalah ciri-ciri keturunan Koctha. Keduanya adalah anak dari penyihir kerajaan yang termasyur di tanah Serven, tempat yang paling tertutup.
"Dengarkan aku," decak Jeffry dengan mengambil bungkus marshmellow yang adiknya pegang. Ia terlihat marah, adiknya tak mendengarkan apa yang ia coba jelaskan.
Eren menoleh dengan wajah melas. "Ayolah kakak, aku bisa menggunakan pakaian bekas tahun pertama milikmu saja. Kita tak perlu repot-repot mengeluarkan uang untuk membeli perlengkapan akademi," kilah Eren yang menolak untuk di ajak keluar untuk pergi ke beberapa toko.
Sebenernya alasan Eren menolak karena tak ingin pergi di siang hari yang terik ini, ia lebih memilih tinggal di rumah yang beratap.
Tanpa menjawab Jeffry langsung mengeluarkan sihirnya dan kini mereka telah sampai di toko pakaian. "Aku bahkan tak menyangka bahwa Eren lupa bahwa kakaknya adalah laki-laki. Jangan banyak protes cepat beli baju seragamnya," desak Jeffry melihat adiknya tersungkur di lantai.
Mata milik Eren membola. Bokongnya terasa sakit, kakaknya tega mengeluarkan sihir perpindahan tempat tanpa melihat posisinya terlebih dahulu. Lihatlah sekarang ia sudah terjatuh di lantai. "Kakak!"
"Selamat datang tuan muda Koctha, apakah ada yang bisa saya bantu?" sapa satu pramuniaga dengan wajah ramah. Ia mendekati dua pengunjung yang datang ke toko mereka.
Jeffry menganguk, menarik tubuh Eren yang tadinya duduk di bawah. "Aku butuh seragam untuk gadis muda ini. Tiga untuk musim panas dan tiga untuk musim dingin," pinta Jeffry kepada pramuniaga tadi.
Dengan gesit pramuniaga langsung mengeluarkan buku catatan. "Apakah untuk murid baru?" tanyanya untuk memastikan keakuratan pesanan.
"Iya, untuk kelas pertama," jawab Jeffry dengan wajah serius.
Sementara Eren melihat beberapa orang juga seperti memesan pakaian untuk pergi ke akademi. Ada beberapa gadis muda dengan dibantu oleh pramuniaga tengah mencocokkan ukuran seragamnya dengan keinginannya. Jadi ia bangun dengan cepat.
"Ingin yang satu ukuran lebih besar, pas di tubuh atau yang lebih kecil?" Pramuniaga itu memberikan pilihan. Pasalnya banyak gadis yang memiliki keinginan untuk membeli seragam yang lebih kecil.
Mereka lebih suka jika seragam membalut tubuhnya dengan sangat ketat. Bentuk tubuhnya bisa terlihat jelas jika dibandingkan dengan sesama muridnya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roos
Fantasy"Tolong jadikan aku rakyat biasa." Perkataan dari anak perempuan itu membuat satu aula terdiam. "Tapi kau berada di nomor dua puluh empat dari tahta," ucap kaisar yang juga kakeknya. "Benar, kau putri satu-satunya kekaisaran," jelas raja tak terima...