28. Aku Yang Sebenarnya

2.4K 197 2
                                    



Apa kabar kalian?

Semoga masih stay buat nunggu Roos♥️

Jangan lupa untuk vote dan komen, follow ViPril_Aprilia untuk mengikuti kegiatan penulis 👻








Happy reading🧘🏻‍♀️





∅⁰∅⁰∅











Eren melambaikan tangan ke arah kereta kuda ayahnya yang telah pergi menjauh. Saat ini ia sedang berdiri di depan gerbang akademi dengan menggendong sebuah ransel hitam. Sekelilingnya juga ramai oleh para siswa lainnya. Entah kelas berapanya yang pasti hari ini adalah hari pertama akademi kembali di buka. Para siswa senior telah kembali lagi dari liburan musim panas.

"Besar sekali," ucap Eren kagum mengamati bentuk arsitektur bangunan akademi yang terlihat sangat detail, walaupun telah berdiri selama puluhan abad tetap saja hal itu tak menghilangkan keindahannya yang semakin meningkat.

Tempat ini sangat besar sekali, dengan banyak lukisan di sisi kanan dan kiri. Dapat di lihat sepertinya ini adalah lukisan mengenai beberapa sosok penting atau potret beberapa para raja dan keluarganya.

Ada sebuah lukisan besar dengan satu orang raja dengan mahkota yang terlihat seperti sedang dinobatkan sebagai raja.

"Anak baru silahkan duduk dibagian sini," teriak beberapa siswa senior yang sepertinya bagian dari dewan siswa. Mereka berupaya mengumpulkan semua murid baru dalam satu tempat.

Dengan demikian Eren langsung berlari dengan kecemasan yang masih ia bisa kontrol. Ia tak memperhatikan di sekelilingnya juga banyak yang ikut berlarian agar mendapatkan kursi paling depan.

Duduk dibarisan ketiga itu adalah yang didapatkan oleh Eren. Di bagian depan telah terisi banyak bangsawan yang memiliki orang tua berkedudukan tinggi. Dengan aula yang bisa menampung banyak kursi sudah pasti panggung utama akan sangat besar, terlihat beberapa anggota dewan akademi sibuk berlarian mencari beberapa perlengkapan untuk menyempurnakan acara.

"Kau tau katanya hari ini penyambutannya akan menjadi hal bersejarah," bisik satu gadis di barisan kedua tepat di depan Eren.

Menaikkan alisnya, Eren merasa kakaknya tak pernah mengatakan  apapun. Jeffry hanya berpesan tak boleh mencari banyak sorotan, cukup menjadi murid yang baik tak membuat masalah dan lulus tanpa hambatan.

Gadis yang diajaknya bicara juga sangat antusias. Terlihat dari binar matanya. "Apakah pangeran yang dari negeri seberang itu?"

Eren makin tak mengerti. Dari yang ia tahu kerajaannya adalah tempat yang sangat tertutup, mereka membatasi pergerakan rakyatnya untuk keluar masuk dari Serven. Terhitung jarang sekali ayahnya memiliki perkejaan di luar kerajaan yang mengharuskannya untuk mengunjungi negeri tetangga.

Para anggota dewan akademi meminta agar para murid untuk diam karena acara akan segera dimulai. Eren menegakkan tubuhnya agar terlihat sempurna. Ia sengaja melepaskan tasnya dan menaruhnya di samping kakinya, matanya fokus memperhatikan panggung di depannya.

"Para murid yang berbakat sekalian. Kami menyambut kalian semua dengan hati terbuka untuk menjadi bagian dari keluarga besar akademi utama Serven. Seleksi yang ketat dari panitia sangat membantu kami memilih para calon siswa dengan kualitas yang terbaik dari seluruh kerajaan. Tak heran jika seleksi kami adalah yang paling sulit," ucapan pembuka itu dibacakan oleh seorang wanita dengan memakai jubah panjang berwarna ungu.

RoosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang