.....Siapa yang terus pantengin cerita ini?
Jangan lupa untuk vote and coment dulu yuk 🏹
Follow ViPril_Aprilia untuk lebih dekat lagi dengan penulis ♥️
Happy reading 🧘🏻♀️
∅⁰∅⁰∅
Grand duke Yuran yang masih mengenakan pakaian resmi lengkap menatap datar sebilah pedang yang berjarak satu helai rambut dari lehernya. Semenjak ia memutuskan untuk mengirimkan Serena ketempat tersembunyi ada satu fakta yang terungkap.
"Kau hampir mengiris leher pamanmu sendiri Julius," kata Yuran dengan menarik pedang itu sedikit menjauhi lehernya.
Anak laki-laki yang dulu ia anggap hanya angin lewat, kini sudah berubah menjadi pria dewasa yang berdiri dengan tegap di depannya. Dari balik tubuhnya mengeluarkan aura mencekam, hingga beberapa pelayan tak berani untuk mendekati keduanya.
Julius yang selalu bersikap tenang dan tak pernah membuat keributan kini memiliki sifat tempramen. Marah adalah nama tengah Julius saat ini, "dimana putrimu paman?" tanya Julius dengan wajah frustasi.
Tidur siang di istana bersama Serena tujuh tahun yang lalu membawa dampak sangat fatal dalam hidupnya. Rambutnya kini seperti tidak terurus, Julius tak bisa fokus dalam bekerja dengan pola tidur yang berantakan. Statusnya sebagai putra mahkota semakin lama membuatnya tertekan harus mengunjungi para rakyat dengan topeng baik-baik saja.
Bukan Yuran namanya jika tidak mengambil tingkat kesabaran hingga tahap akhir. "Ayahmu meminta agar dirimu memutuskan memilih salah satu gadis bangsawan Julius," terang Yuran yang mengetahui bahwa kakaknya mengatur beberapa gadis untuk tinggal di istana sebagai calon putri mahkota.
"AKU TAK MENGINGINKANNYA!" Julius berteriak di depan wajah pamannya. Ia sangat marah dengan keputusan ayahnya yang memilih untuk membawa beberapa gadis ke istana.
Keputusan Julius yang memilih masih melajang di usia mendekati kepala tiga, membuat banyak gadis bangsawan di Aranda menjadi ikut melajang. Tak ayal sudah terlalu banyak orang tua gadis itu memberikan kecaman pada anggota kerajaan agar memaksa pangeran mahkota agar segera menikah.
Yuran mengeluarkan suaranya. "Kau membuat semua orang menjadi sulit," tolaknya dengan wajah kesal. Setelah ini pasti banyak orang yang akan membuat petisi-petisi untuk memaksa anak-anak mereka untuk menduduki posisi calon putri mahkota.
"Paman tahu bahwa aku hanya butuh Serena," bantah Julius dengan argumennya. Beberapa waktu ini ia sangat sulit untuk menemui pamannya yang ternyata dipindahkan ke istana kekaisaran atas perintah kakeknya.
"Serena masih terlalu muda." Ya pada akhirnya satu nama yang selalu ingin Julius dengar keluar dari mulut pamannya.
Yuran berusaha keras mencari cara agar kegilaan Julius tak melukai putrinya. Karena ia tahu mendekati Serena untuk kembali tinggal di Aranda sama saja seperti mengundang semua bencana untuk mendekat.
Memperlancar usahanya. Kaisar Verdus bahkan sampai mengeluarkan ultimatum agar seluruh keluarga putra bungsunya untuk tinggal bersamanya di istana kekaisaran guna membantu menangani berbagai macam pekerjaan. Para rakyat menganggap hal itu wajar di saat usia kaisar semakin bertambah, ia memerlukan bantuan dari orang-orang terdekatnya untuk memberikan dukungan.
Apalagi setelah putra sulungnya menjadi raja. Maka putra bungsunya yang sudah tidak memiliki kesempatan menjadi raja memilih untuk mengabdikan diri bersama keluarganya. Apalagi mengingat sistem antara bagian dari bangsawan inti atau tidak maka hal itu semakin mendukung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roos
Fantasy"Tolong jadikan aku rakyat biasa." Perkataan dari anak perempuan itu membuat satu aula terdiam. "Tapi kau berada di nomor dua puluh empat dari tahta," ucap kaisar yang juga kakeknya. "Benar, kau putri satu-satunya kekaisaran," jelas raja tak terima...