Jumpa lagi♥️
Vote and Komen dulu yuk ♥️
Jangan lupa untuk follow akun ViPril_Aprilia terhubung dengan penuh sama penulis🔜
Happy reading 🧘🏻♀️
∅⁰∅⁰∅
Bernan tersenyum puas karena adiknya telah memaafkannya. Sedari tadi ia asik mengajak adiknya untuk berkeliling akademi, sebagai calon murid Bernan tak diwajibkan untuk mengikuti pelajaran. Di sini mereka hanya diwajibkan untuk beradaptasi dan sedikit demi sedikit mengenal cara hidup di asrama.
"Kalian hati-hati. Ingat Bernan setelah itu antar kan Serena ke ruang para dewan perwakilan," titah Yuran sebelum beranjak pergi. Tadi ia sempat memergoki putranya yang tak serius dalam belajar. Untuk itu ia sedikit memberikan peringatan bahwa jika Bernan gagal dalam tes, maka Yuran akan mengirimnya ke akademi di kerjaan Serven yang memiliki daerah di kelilingi oleh dua laut dan satu samudera.
Mendengar itu Bernan langsung ketakutan. Kerajaan Serven yang memiliki bentuk seperti huruf 'r' itu sangat tertutup. Mereka cenderung lebih suka menyendiri dari pada menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan tetangga.
"Ya ayah," jawab Bernan seadanya.
Sebelum pergi Yuran kembali mengingatkan putranya untuk tidak main-main."Ingat apa yang aku bilang. Belajar dengan giat, dan dapatkan nilai terbaik. Jika tidak akademi Serven akan menjadi tempatmu selanjutnya," kata Yuran dengan dingin.
Bernan bukanlah pangeran dengan status istimewa yang dikhususkan secara pribadi. Tak seperti Julius, Jerry, Karen, William, Markus dan Serena yang semua biaya pendidikannya di atur oleh kekaisaran dan dibiayai penuh oleh pajak.
Semua anak grand duke Ayuran kecuali Serena, semua biaya pendidikannya di biayai penuh dari katung Yuran sendiri. Jadi pemegang keputusan terkuat atas tindakan dan kehidupan para putranya adalah di tangannya sendiri.
Ini sedikit berbeda dengan hak khusus pada Serena dan anak-anak raja Zorten yang hak terkuat diserahkan kepada kaisar, raja dan kepentingan Aranda. Barulah setalah semuanya orang tua baru boleh ikut memberikan pendapat.
Bernan menundukkan kepalanya saat melihat ayahnya pergi. "Kau tahu aku belakangan ini baru berjalan ke sekitar halaman belakang," ungkap Bernan dengan menggenggam tangan Serena erat.
Keduanya serasi berjalan dengan cara seperti ini. Mereka banyak melihat para siswa memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar seperti di sekitar bangku-bangku taman.
"Dia adalah mawar emas?" bisik seorang gadis dengan seragam akademi yang sepertinya baru menyelesaikan sebuah tes.
"Ah aku dengar ia datang bersama dengan grand duke Ayuran," tambah satu murid lagi memperhatikan penampilan keduanya.
"Dia benar-benar bersinar seperti emas."
Banyak diantara mereka terpaku dengan kulit seputih susu Serena yang dipadukan dengan rambut berwarna pirang keemasan yang di kepang satu itu.
"Ah kakaknya pasti sedang dalam masa adaptasi," terang satu siswa laki-laki yang melihat penampilan pangeran muda itu tanpa seragam.
"Lihatlah dia bahkan tak mengenakan perhiasan apapun tapi tetap terlihat sangat cantik dengan gaun hijau pastelnya," puji beberapa gadis yang merasa iri dengan penampilan putri muda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roos
Fantasy"Tolong jadikan aku rakyat biasa." Perkataan dari anak perempuan itu membuat satu aula terdiam. "Tapi kau berada di nomor dua puluh empat dari tahta," ucap kaisar yang juga kakeknya. "Benar, kau putri satu-satunya kekaisaran," jelas raja tak terima...