Yok semangat bentar lagi 5k♥️
Jangan lupa untuk vote dan komen ♥️ Follow akun penulis ViPril_Aprilia dengan aktivitas aku 🌼
Happy reading 🧘
∅⁰∅⁰∅
"Nona Koctha ini kunci kamarmu," kata penjaga asrama, ya gedung pembelajaran akademi dan asrama memiliki gedung yang terpisah.
Eren mengambil kunci dengan nomor tiga ratus tiga puluh lima itu ia masukkan ke dalam saku seragamnya. "Apakah ada peraturan yang harus aku tempati?" tanya Eren.
"Perkenalkan aku adalah Revi penjaga asrama. Mengenai peraturan kita memiliki sedikit hal-hal yang tidak boleh kau lakukan nona muda pertama tidak boleh mengundang murid laki-laki ke kamarmu, kedua dilarang mencoret dinding, kursi dan meja atau barang-barang lainnya yang ada di kamarmu, tiga dilarang membawa makanan ke kamar. Ke empat —."
Eren merasa ia terkena sial karena telah menanyakan hal tadi, ia mengerutu kecil sambil berjalan. "Aku membuang waktu setengah jam," kesal Eren dengan menendang angin.
Ruangan dengan warna kayu pinus ini sangatlah besar, ternyata mereka memiliki tangga untuk naik ke kamarnya masing-masing. "Sepertinya aku akan lebih kurus," ungkap Eren melihat bahwa kamarnya ada di lantai tiga.
Beberapa murid juga berjalan dengan beberapa temannya sepertinya mereka telah terlihat sangat akrab. "Semangat Eren ayah bilang dia telah membawa perlengkapan milikmu," ingat Eren sebelum menaiki tangga.
Ya ia harus menaiki tiga tangga untuk naik dan turun, tangga itu terlihat sangat kokoh yang tak akan rubuh jika dinaiki oleh ribuan murid sekalipun. Eren sebenarnya belum tahu banyak tentang akademi ini yang ia tahu kakaknya lebih dahulu masuk, setelah itu ia baru mengikuti dengan mendaftarkan di tempat yang sama.
"Ini terlalu biasa," beber Eren saat mendapati kamarnya hanya tediri dari satu kasur untuk ukuran sendiri, di sebelahnya ada lemari dan meja belajar serta sedikit tempat untuk duduk di bawah.
Mengunci pintu kamarnya Eren menyibak sebuah gorden ternyata ia memiliki sebuah jendela bentuk segi empat yang memanjang. Lantai yang terbuat dari kayu ini lumayan hangat, ia harus memeriksa kamar mandi.
"Satu kolam dengan tulisan jangan membuang air cukup bagus," puji Eren pada kamar mandi yang untungnya masih diberikan cermin dan sebuah tempat untuk mencuci wajah.
Selain mencoret dan membawa laki-laki hingga makan, kamar ini tidak boleh diberikan tambahan hiasan yang memerlukan paku dan palu. Ya tidak boleh menempelkan hal yang akan meninggalkan bekas.
"Aku perlu teman," ucap Eren supaya lebih mudah untuk bergaul. Profesor Hisya telah mengatakan bahwa tidak ada keluarga kerajaan yang dalam tahap pembelajaran. Jadi Eren berpikir hanya ada keluarga bangsawan saja.
Hari yang menjelang malam, Eren turun dengan celana panjang berwarna cokelat susu, ia memadukan dengan kemeja tangan panjang kebesaran berwarna cokelat tua.
Dengan rambut dikuncir satu tinggi dan sebuah pita floral ia gunakan sebagai hiasan Eren keluar dari kamarnya, tak lupa kunci kamar harus selalu ia taruh di kantung. "Apa yang bisa kita makan malam ini?"
"Nona," panggil satu gadis dengan gaun santai.
Eren menaikkan satu alisnya. "Apa kau memanggilku?" tanya Eren yang menghentikan gerakan kakinya untuk turun di tangga kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roos
Fantasy"Tolong jadikan aku rakyat biasa." Perkataan dari anak perempuan itu membuat satu aula terdiam. "Tapi kau berada di nomor dua puluh empat dari tahta," ucap kaisar yang juga kakeknya. "Benar, kau putri satu-satunya kekaisaran," jelas raja tak terima...