25. Raja Baru

287 23 3
                                    














Update ❤


Minal 'Aidin wal-Faizin, mohon maaf lahir dan batin. Maaf jika selama menulis ada kesalahan atau perkataan yang membuat rasa tak nyaman.

Semoga kita bisa bertemu di ramadhan tahun berikutnya ❤


Jangan lupa vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti aku terus ❤



Tandai jika kalian menemukan typo
🔍👀❗







Happy Reading ❤




°°°




"Clatss."

"TIDAK .... IBU!!!"

Tubuh Karin mulai diselimuti cahaya bulan, Julius berlari menemui ibunya. "Tidak, ibu tidak boleh meninggalkan aku," tolaknya.

Karin memang benar reinkarnasi dari salah satu anak Selane. Tanda mawar merah di langit berubah menjadi sebuah lingkaran. Seolah menarik ruh Karin untuk kembali ke rumahnya di atas langit.

Tangan Julius mengenggam erat tangan ibunya yang Perlahan-lahan mulai mendingin. "Semua orang boleh pergi, tapi ibu jangan.... "

"Uhukkk."

Karin memuntahkan darah kental dari mulutnya. "Ibu selalu menyanyi semua anak ibu," katanya sembari perlahan-lahan mulai menutup matanya.

Jerry melihatnya, Karin tersenyum. "Ibu juga menyayangi putra keduaku, Jerry mohon ... jangan benci i ... bu."

"Ibu.... "

"Brakkk."

Serena menjatuhkan diri berlutut di hadapan Julius dan ibunya, air matanya juga terjatuh. Semua sihir malam telah lenyap.

Sementara Jerry mematung, ia melihat ada setitik rasa bersalah. Langkah kakinya langsung bergerak cepat memeluk tubuh ibunya.

Kepergian Karin disertai iringan tangisan dari dua putra tertuanya.

"Serena," panggil Rexi pada adiknya. Di luar kakak sulung Serena berusaha mencari keberadaan adiknya saat sihir yang awalnya mengunci tangan dan kakinya telah lenyap.

Daren membuka topeng penyamaran dia menghampiri adiknya. "Serena, ayo bangun."

Julius merasa hatinya telah hancur saat ibunya sudah tidak punya tanda-tanda kehidupan lagi. Ia meletakkan jasad ibunya di sebuah batu dengan bentuk agak panjang.

"KAU," tunjuknya pada Serena.

"PEMBUNUH."

Aura kemarahan jelas sangat terpancar, itu bukan lagi Julius yang selalu bertingkah dingin dan semaunya atau bukan seperti Lius yang mudah tertawa.

"Julius, ibumu adalah alasan kenapa Serena melakukan ini. Dia tidak mungkin punya niat untu—." Penjelasan Daren terputus begitu saja.

Julius mengangkat tangannya. "Serena seharusnya membicarakan ini lebih dahulu, aku yakin pasti ada cara lain. Dan membunuh bibinya sendiri apa itu tindakan yang dibenarkan untuk seorang putri?"

"Julius aku tau kau sekarang sedang marah. Tapi Serena berusaha melindungi rakyat," jelas Daren pelan.

Serena menunduk ke arah tanah, "benar aku memang bersalah. Tidak seharusnya aku berbuat sesuatu tanpa bertanya pada pangeran mahkota. PANGERAN HUKUM SAJA AKU."

RoosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang