Update ❤
Jangan lupa untuk vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti aku terus ❤
Tandai jika kalian menemukan typo
🔍👀❗Happy Reading ❤
°°°
"Baiklah tugas ibu telah selesai, sampai di sini ibu harap kamu paham melakukan semuanya sesuai tugasmu. Ingat keturunan tanah Serana tidak boleh diinjak-injak orang lain," nasihat Zelena sebelum ditutup dengan kecupan di pipi putrinya.
Para dayang langsung bergeser memberikan ruang untuk grand duchess berjalan.
"Selesai ayo kita kembali ke dalam."
Tak lupa mereka kembali berlutut pada saat kereta kuda ratu kembali memutar untuk berjalan di tengah-tengah jalan utama.
"Siapa itu?" para rakyat menyipitkan mata mereka.
Satu pria penjual tomat ikut membenarkan. "Kereta yang mulia raja," tambahnya.
Tidak jauh dari jalan rahasia terdapat sebuah pasar, saat dibangun para pendahulu telah memikirkan seperti apa bentuk perkotaan disekitar istana.
Banyak orang berpikir jika yang jadi ada di dalam adalah peti mata raja, mereka mengejar kereta tersebut dan melempari dengan bunga.
Walau tak sedikit ada juga segelintir masyarakat memiliki untuk melempari batu atau sampah di sekitarnya sebagai tanda tidak puas atas pemerintahannya.
Kusir kereta kuda ratu memasang wajah datar, ia tidak mempedulikan orang-orang yang mulai penasaran akan sosok di dalam kereta.
"Minggir," teriakan itu bersamaan bersama suara lengkingan kuda.
"Yang mulia anda tidak apa-apa?" tanya dua penjaga di belakang kereta kuda.
Serena menggeleng. "Lanjutkan perjalanan, kita perlu sampai di istana sebelum kakek," titahnya.
Secara paksa mereka harus bertindak tegas mendorong para rakyat agar tidak mengikuti perjalanan ini.
Kaisar menggunakan jubah panjang berwarna hitam, dia menaiki kereta kuda bersama tangan kanan kepercayaan.
"Aku merasa sangat lemah sekarang," ujar kaisar Verdus. Di matanya sudah tidak ada lagi semangat untuk menjalani hidup.
Tangan kanannya langsung menipisnya. "Anda tidak boleh menyerah, semua ini adalah takdir, sebagai manusia kita hanya boleh berusaha dan berdoa."
"Apa yang lebih menyakitkan bagi seorang ayah, dari pada menghadiri pemakaman putranya."
"Saya ikut berduka."
"Diamlah kau sudah mengatakan hal itu lebih dari seratus kali." Kuping Verdus merasa panas, bicara soal panas kini ayah satu anak ini kembali mengingat penampilan terkahir putranya.
"Ini lagi kenapa para pendahulu membuat jalan istana berkelak kelok, ia saja saat muda aku menyukainya tapi saat tua punggungku mulai sakit saat menaiki kereta kuda."
"Tenang, lihat sang ratu sudah datang."
"Di mana? " tanya Verdus acuh sembari menyenderkan punggungnya di bantalan kursi. Hanya sebelah mata kiri ia buka untuk melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roos
Fantasy"Tolong jadikan aku rakyat biasa." Perkataan dari anak perempuan itu membuat satu aula terdiam. "Tapi kau berada di nomor dua puluh empat dari tahta," ucap kaisar yang juga kakeknya. "Benar, kau putri satu-satunya kekaisaran," jelas raja tak terima...