Jangan lupa untuk tinggalkan vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti seluruh aktivitas aku ❤️
90k + pengunjung Roos. Terima kasih atas dukungannya. Maaf menghilang dari peredaran agak lama🐰
Happy reading 🐽
°•°•°•°•°•°•°
Sebelum berangkat ke akademi Dara kini sedang memegang gunting untuk merapihkan rambut putrinya. "Angkat dagumu, agar nanti hasil potongannya tidak miring," kata Dara dengan membenarkan posisi kepala Eren.
Dengan tubuh yang sudah ditutupi kain panjang berwarna putih Eren duduk dengan tenang. "Ibu lakukan yang terbaik," pinta Eren yang percaya sepenuhnya pada ibunya.
Jeffry kakak laki-laki Eren itu memilih untuk berangkat lebih cepat. Murid yang lebih senior memang memerlukan waktu yang lebih banyak untuk bersiap-siap. Sementara Eren masih menikmati waktu liburnya yang masih tersisa dua hari lagi.
"Ibu dan ayahmu akan pergi mengunjungi menara sihir, apa kau ingin ikut?" tanya Dara, tangannya sibuk membersihkan sisa rambut Eren yang berjatuhan.
Merasa itu adalah hal yang menarik Eren mengatakan bahwa ia ingin ikut. Karena ini kunjungan bukan di waktu kerja jadi Eren bisa ikut ke tempat ini.
"Pakai jaket dengan benar," peringat Dara yang merapihkan jaket Eren agar dikancingkan dengan baik.
Jaket berwarna biru muda itu sangat terlihat menyatu dengan warna rambut putrinya. Apalagi gaya rambut baru Eren membuat Dara terlihat senang.
Sean memakai jam baru miliknya, ia dan Dara sama-sama memakai jaket berwarna hitam. Keduanya memang sengaja untuk mengenakan warna pakaian yang agak gelap. "Ayo pakai sepatumu," pinta Sean pada putrinya.
Mereka bertiga akan pergi meninggalkan rumah hangatnya ini. "Ingat jangan dekat-dekat dengan orang menyebalkan itu," peringat Sean saat melihat Eren tengah mengetuk-ngetukkan ujung sepatunya untuk memastikan sepatu itu pas dan nyaman di kakinya.
Sean sangat cemburu melihat Eren yang masih kecil tapi telah diajak berdansa oleh orang lain. Beruntung berita ini agak lambat menyebar karena terjadi di saat liburan, jika itu terjadi di hari-hari biasa sudah pasti hal itu akan sangat besar.
Mengulas senyuman manis Eren mengambil tangan ayahnya untuk digandeng. Mereka kali ini baik kereta kuda biasa dengan dua kusir.
"Naiklah," titah Dara dengan mata ke arah dalam kereta.
Ketika Eren menaiki kereta itu ada sedikit guncangan saat naik. Setelahnya Eren duduk di kursi yang menghadap ke belakang jalan. Sebenernya Eren agak mual jika menaiki kereta di posisi ini.
Tapi bagaimana juga, pangkat dan status masih sangat kuat untuk menentukan di mana lokasi orang itu duduk. "Hati-hati," kata Eren saat melihat ibunya mulai masuk.
Ketika Dara telah duduk barulah Sean masuk, dan satu orang lagi yang menjadi kusir mengunci kereta itu.
Selanjutnya mereka mulai merasakan bahwa roda kereta mulai berputar, di tambah oleh suara pecutan kayu yang dilayangkan pada bokong kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roos
Fantasy"Tolong jadikan aku rakyat biasa." Perkataan dari anak perempuan itu membuat satu aula terdiam. "Tapi kau berada di nomor dua puluh empat dari tahta," ucap kaisar yang juga kakeknya. "Benar, kau putri satu-satunya kekaisaran," jelas raja tak terima...