Cantika yang melihat Gelsy tergeletak bersimbah darah menjerit dengan histeris dan berlari mendekati Gelsy.
Cantika memangku kepala Gelsy dan menepuk-nepuk pelan pipinya "Gelsy? Hei bangun. Elsy bangun, buka matanya" Cantika semakin menangis histeris ketika Gelsy tidak juga membuka matanya.
Alano yang sadar dari keterkejutannya langsung berlari menuruni tangga "Gel-sy..."
Cantika yang mendengar itu langsung mendongakkan kepalanya "Lo sengaja dorong Gelsy? Lo mau bunuh Gelsy? Gue pastiin lo bakal nyesel setelah ini"
"Pak tolong angkatin Gelsy ke mobil saya" Cantika yang melihat supir Alano meminta tolong lelaki tersebut.
Cantika rencananya ingin memberikan kejutan dengan tiba-tiba datang ke rumah Gelsy, tetapi malah dia yang diberi kejutan oleh Gelsy.
Cantika dan Gelsy sudah bersahabat sejak kecil, tetapi setelah SMA Cantika melanjutkan kuliahnya di Australia. Hari ini Cantika pulang ke Indonesia dan berencana mengejutkan Gelsy.
***
Cantika menunduk dengan sesekali melihat pintu ruangan dengan lampu yang menyala diatasnya menandakan operasi tengah berlangsung.
Sudah 3 jam Cantika duduk menunggu tapi dokter belum juga selesai. Cantika mengusap wajahnya frustasi dan sesekali menarik rambutnya. Dia sangat kalut melihat keadaan Gelsy yang bersimbah darah.
Tangannya bergetar hebat sedari tadi, air mata pun terus mengalir dikedua pipinya. Jika tidak sengaja bersitatap dengan Alano dan Irene, Cantika akan langsung membuang wajahnya.
Sejam kemudian lampu pertanda Operasi dimatikan, Cantika yang melihat itu langsung bangun dan bergegas ke arah pintu ruang Oprasi.
Tidak lama kemudian Dokter keluar dari ruangan "Dok gimana keadaannya?"
"Keluarga pasien?" Cantika langsung mengangguki pertanyaan Dokter tersebut. "Kita bicara di ruangan saya" Dokter tersebut langsung melangkah pergi dengan Cantika yang berjalan di belakangnya.
Ketika melewati Alano, Cantika merasakan tarikan di tangannya. Dia membalikan badannya menatap Alano "Gue ikut" Cantika yang malas berdebat pun hanya mengangguki ucapan Alano.
Cantika dan Alano sudah duduk di depan meja Dokter.
"Operasinya lancar kami berhasil menghentikan pendarahan dikepala pasien" Cantika yang mendengar itu menghembuskan napas nya lega.
"Tapi, kami tidak bisa menyelamatkan janin pasien, dikarenakan benturan yang sangat kuat mengakibatkan janin didalam rahim pasien tidak bisa bertahan dan kami mengangkat kedua janin tersebut"
"Du-a?" Ucap Alano terbata. Dokter tersebut mengangguk "Iya benar dua pak, pasien mangandung anak kembar laki-laki dan perempuan"
Cantika yang mendengar itu langsung menangis tergugu, bagaimana nanti dia akan menjelaskan kepada Gelsy, tidak hanya satu tapi kedua anaknya tidak ada yang bisa diselamatkan.
Sementara Cantika menangis dengan begitu hebatnya, Alano hanya membeku di tempatnya, dia merasa marah, sedih, kecewa, semua perasaannya bercampur menjadi satu. Anaknya sudah pergi tidak hanya satu tetapi dua.
Selama ini Alano memang tidak tau bahwa Gelsy mengandung anak kembar karena Gelsy sendiri memang tidak pernah bilang, Gelsy sengaja merahasiakan dari Alano untuk memberikan Alano kejutan.
Dokter kembali berkata "Kami juga terpaksa mengangkat rahim pasien karena pendarahan yang terjadi dan keadaanya yang rusak parah. Saat ini pasien masih di masa kritisnya, kita doakan semoga pasien segera melewati masa kritisnya dan sadar."
Oh tuhan apalagi ini Cantika membekap mulutnya sendiri. Bagaimana nanti cantika harus memberitahu semua hal ini kepada Gelsy. Cantika saja sudah ingin gila mendengarnya apalagi Gelsy.
Setelah selesai berbicara Cantika dan Alano keluar dari ruang dokter. Cantika manatap tajam Alano "Puas lo udah bunuh anak lo dan buat Gelsy gak akan bisa hamil lagi, gue pastiin lo bakal nyesel Alano." Cantika meninggalkan Alano yang masih diam membisu sedari tadi.
Alano memukuli tembok disampingnya berkali-kali untuk menyalurkan rasa frustasinya. Dengan tangan darah yang terus menetes dari tangannya Alano berjalan ke ruang dimana anaknya berada.
Untuk pertama kalinya Alano menangis melihat kedua anaknya. Wajah mereka sangat mirip dengan Alano dari semua sisi. Tangan Alano bergetar menyentuh pipi anaknya yang dingin. Tangis nya semakin keras ketika dia menggendong dan memeluk anaknya tapi tidak ada gerakan sama sekali dari kedua nya.
"Hai, ini Papa. Bangun Nak, ini Papa. Ma-af maafin Papa" Alano menangis dengan begitu hebat dengan kedua anaknya didalam pelukannya.
Dia menyesal, sangat menyesal. Melihat kedua bayi kecil itu tidak lagi bernapas karena salah nya. Hatinya hancur sangat hancur.
Tak lama kemudian suster masuk dan mengambil alih kedua bayi tersebut. Cantika meminta pihak rumah sakit untuk mempersiapkan segalanya.
Cantika akan mengurus pemakaman anak Gelsy sendiri, dia tidak akan memberitahu Alano dimana dia memakamkan anak Gelsy. Biar nanti jika mau, Gelsy sendiri yang memberitahu Alano.
Cantika sangat tau apa yang terjadi pada rumah tangga Gelsy, karena Gelsy yang selalu bercerita semua hal kepadanya. Dia akan memberi Alano pelajaran dengan tidak bisa mengunjungi makam anaknya. Itu pun jika Alano memiliki niat untuk datang ke makam anaknya.
***
Alano mengamuk dan berteriak hiasteris kepada pihak rumah sakit, menanyakan kemana anaknya dibawa pergi. Tapi pihak rumah sakit hanya mengatakan Cantika yang membawa kedua anaknya.
Beberapa jam kemudian Cantika kembali ke rumah sakit. Alano yang melihat Cantika pun segera menghampirinya "Lo bawa kemana anak gue, gue mau liat anak gue Tik. Tolong bawa gue kesana"
Cantika hanya diam melihat Alano "Sampai mati pun gue gak bakal kasih tau lo, kecuali Gelsy sendiri yang ngasih tau lo." Cantika meninggalkan Alano yang sudah berteriak-teriak memanggil nya di bekalang sana.
Dengan bantuan kedua orang tuanya Cantika memblokir semua akses Alano. Dia tidak memberikan izin Alano untuk menjenguk Gelsy keruangannya. Kenapa bisa karena rumah sakit ini adalah milik keluarga Cantika.
Seminggu berlalu, Cantika sering melihat Alano duduk di depan ruang rawat Gelsy setiap jam istirahat berlangsung. Kenapa tidak masuk karena Cantika menempatkan penjaga di depan pintu ruang rawat Gelsy untuk mencegah Alano masuk.
Awalnya Alano memberontak dan mengamuk ketika pertama kali dicegah untuk masuk, namun makin kesini Alano hanya akan datang dan duduk diam didepan ruang rawat Gelsy.
Gelsy juga sudah sadar dari 3 hari yang lalu. Dia menanyakan anaknya ketika mengetahui perutnya telah datar. Setelah mendengar cerita dari Cantika, Gelsy menangis histeris dan mengamuk dengan membanting semua barang-barang diatas nakas.
Melihat pecahan gelas, dengan cepat Gelsy mengambilnya dan menggoreskan ke tangannya. Cantika yang melihat itu berteriak meminta tolong hingga dua penjaga dan dokter masuk keruangan Gelsy. Alano yang melihat itu segera ikut masuk.
Dadanya terasa sesak melihat Gelsy yang dipeluk Cantika di lantai dengan darah yang terus menetes dari pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST'S ANOTHER SIDE (END)
Fantasy🐧 FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA 🐧 Gelsy Oceana Hanz adalah sosok perempuan yang bisa dikatakan sempurna. Dia cantik, kaya, dan pintar. Semua kemauannya dapat dimilikinya kecuali cinta seorang Alano Einhard Waller. Bagi Alano Einhard Waller, Gelsy O...