AAS - 14

183K 16.8K 593
                                    

Papa Alano yang mendapat telepon dari istrinya jika Alano terluka pun segera pulang dari kantornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Papa Alano yang mendapat telepon dari istrinya jika Alano terluka pun segera pulang dari kantornya.

Dia dengan tergesa memasuki rumah. Melihat istrinya yang duduk di ruang keluarga, Arya bergegas menghampirinya.

"Ma, kenapa kok tiba-tiba Alano sakit. Tapi tadi pagi baik-baik aja" tanyanya dengan wajah panik.

"Kata temen Alano, Gelsy pindah Pa. Alano ngamuk di rumah Gelsy, mereka paksa bawa pulang sampai rumah Alano ngamuk lagi di kamarnya."

Arya langsung memeluk istrinya yang kini sudah menangis terisak di pelukannya.

"Papa harus cari alamat Gelsy, Mama gak mau tau."

"Iya iya nanti Papa cari Mama jangan nangis lagi dong" Arya menciumi pucuk kepala istrinya.

Setelah istrinya tenang dia pergi menuju lantai atas, membuka pintu kamar Alano dan masuk ke dalam untuk melihat Alano.

Alano terlihat sangat pulas. Papanya mengelus kepalanya sebelum kemudian beranjak pergi dari sana.

***

"Gimana Pa?" Cantika bertanya kepada Papanya mengenai alamat Gelsy yang baru.

"Belum ada sayang, tapi menurut anak buah Papa gak ada pemesanan tiket pesawat atas nama Gelsy. Baik Luar negeri maupun dalam negeri. Kemungkinan Gelsy masih di sekitar sini aja Sayang"

"Anak buah Papa gimana sih, masak nyari Gelsy aja gak bisa. Aku beneran ngambek loh kalau Papa gak nemuin alamat Gelsy" Cantika membuang mukanya kesal.

"Eh jangan dong Sayang. Anak Papa kan Cantik kalau ngambek cantiknya ilang. Sabar ya Sayang secepatnya Papa pasti temuin Gelsy" ucapnya sambil menoel-noel Pipi Cantika.

"Papa ihhh, apaan sih. Awas aja kalau bohong aku beneran marah loh sama Papa."

"Biarin aja kali Pa dia marah sama Papa, sekalian aja potong uang jajannya." Mama Cantika tiba-tiba datang dan langsung mengompori Papanya.

"Mama ihh, Papa liat tu Mama jahat sama Tika. Tika mau Mama baru aja deh Pa."

"Hehh, mulutnya mau mama jahit?" Mamanya sudah melotot sambil berkacak pinggang.

Cantika tidak memperdulikan Mamanya yang sudah menatapnya tajam. Cantika yang kini berada di pelukan Papanya malah memeletkan lidah nya tanda mengejek kepada Mamanya.

"Papa, liat tu Tika ngejek Mama Pa" Mama Cantika menatap sebal Cantika.

"Udah-udah jangan berantem, sini peluk Papa" Papa Cantika merentangkan sebelah tangannya untuk di peluk istrinya.

ANTAGONIST'S ANOTHER SIDE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang