Maksih banyak untuk 2 Juta Pembacanya. Makasih juga buat kalian semua yang udah bertahan sama cerita ini sampai sejauh ini.
Untuk ngerayain 2 juta pembaca aku kasih double up ya.
Alano yang merasa tidak enak badan memutuskan untuk pulang, dia melihat jam ditangannya yang menunjukan pukul 3 sore.
Membereskan barang-barang dimejanya Alano bergegas turun menuju Loby. Supirnya sudah menunggunya disana.
Alano memijat kepalanya yang terasa berdenyut, hari ini ntah kenapa terasa berbeda. Alano terus merasa cemas dan gelisah untuk sesuatu yang bahkan dia sendiri tidak tau apa itu.
Alano menatap jalanan yang lumayan sepi karena belum jam pulang kantor, pikiran Alano saat ini tertuju kepada Gelsy. Ntahlah dia bingung harus apa sekarang. Beberapa bulan ini Alano terus berusaha untuk meminta maaf mengenai kejadian Tante Irsyi dan sikapnya selama di SMA tetapi Gelsy hanya mengacuhkannya saja dan enggan menanggapi.
Terlalu fokus melamun dia sampai tidak sadar mobil sudah memasuki pekarangan rumahnya. Alano segera turun dari mobil, dia ingin sekali istirahat karena memang dua hari ini Alano lembur terus.
"Loh Sayang, tumben kamu udah pulang?" Vio yang melihat Alano memasuki ruang tamu merasa heran.
"Ano gak enak badan Ma" ucapnya sambil duduk di samping Mamanya.
Vio yang mendengar itu langsung menyentuh kening Alano, agak hangat memang."Mau Mama panggilin Dokter?"
"Gak usah Ma, Alano cuma pengen istirahat aja. Alano ke kamar dulu Ma." Alano bangun dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya.
Menjatuhkan dirinya dikasur, Alano menutup Matanya menggunakan Lengan. Alano yang memang lelah dan merasa tak enak badan langsung tertidur.
Alano melihat sekelilingnya, dia merasa tidak asing dengan tempat ini. Samar-samar dia mendengar suara orang yang sedang bertengkar. Alano berjalan menuju sumber suara, dia bisa melihat dirinya dan Gelsy yang sedang bertengkar didepannya.
"Kalau kamu gak mau tunangan sama aku, aku bakal tusuk Pisau ini ke leher aku sekarang" Gelsy mendekatkan Pisau yang dipegangnya ke leher.
Alano yang melihat itu menjadi panik "Jangan nekat El, buang Pisaunya sekarang!"
"Nggak, sebelum kamu setuju tunangan sama aku."
"Jangan gila El, itu bahaya buang sekarang!" Alano membentak Gelsy.
"Tunangan sama aku atau kamu liat aku mati sekarang" Gelsy mulai menggoreskan Pisau tersebut ke lehernya, darah mulai mengalir dari lehernya.
Alano yang melihat itu menjadi panik. "Oke, oke kita tunangan."
"Kamu bisa aja bohong dan berubah pikiran" ucap Gelsy.
"Aku gak bohong, aku bakal bilang ke Mama untuk urus pertunangan kita secepatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST'S ANOTHER SIDE (END)
Fantasy🐧 FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA 🐧 Gelsy Oceana Hanz adalah sosok perempuan yang bisa dikatakan sempurna. Dia cantik, kaya, dan pintar. Semua kemauannya dapat dimilikinya kecuali cinta seorang Alano Einhard Waller. Bagi Alano Einhard Waller, Gelsy O...