AAS - 08

200K 18.5K 68
                                    

Sesampainya di rumah Gelsy langsung membersihkan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sesampainya di rumah Gelsy langsung membersihkan dirinya.

Pandangan Gelsy terarah Paper Bag yang terletak diatas kasur. Gelsy membuka Paper Bag tersebut, mengambil gelang yang Cantika belikan untuknya. Gelsy mengelus Gelang tersebut sambil tersenyum.

Gelsy mengingat kehidupan dulu dimana Cantika yang selalu ada untuknya. Walaupun Cantika kuliah di Luar Negeri tetapi setiap libur semester Cantika akan pulang.

Cantika selalu menjadi tempatnya untuk mengadu. Bahkan ketika Cantika sibuk dengan kuliahnya pun dia selalu mendengarkan keluh kesah Gelsy tentang Alano. Bahkan Cantika adalah orang yang mengurus semua keperluan pemakaman anaknya serta pengobatannya.

Cantika dan Gelsy bersahabat semenjak Sekolah Dasar. Orang tua Gelsy dan orang tua Cantika adalah mitra bisnis. Ditambah ibu Gelsy dengan Cantika teman arisan. Bisa di pastikan bahwa Gelsy dan Cantika sering bertemu dan berakhir menjadi sahabat.

Gelsy memakai gelang pemberian Cantika. Terlihat sangat cantik di tangannya. Gelsy menghela nafas kuat sebelum beranjak untuk mengambil koper di dalam lemarinya.

Gelsy hanya akan membawa sedikit baju-bajunya. Dia akan membawa yang perlu-perlu saja, sisanya akan dia beli disana. Tak lupa Gelsy juga memasukan baju dan topi yang dia beli tadi siang.

Setelah membereskan kopernya dan barang-barang yang lain, Gelsy menjatuhkan dirinya diatas kasur dengan pandangan menerawang jauh ke atas. Hari ini Gelsy sudah banyak membuat kenangan bersama Cantika, Cantika terlihat sangat bahagia tadi. Hal yang jarang Gelsy lihat setahun ini karena Gelsy yang sibuk terhadap Alano.

***

Pagi-pagi sekali Gelsy sudah duduk di meja makan dengan Bik Ati yang menghidangkan makanan untuknya.

"Aku pasti bakal kangen banget sama masakan Bik Ati."

Bik Ati yang mendengar itu pu  tertawa "Ya ampun Non, kalau mau makan kan tinggal bilang. Nanti Bibik masakin maunya Non. Pake kangen-kangenan segala, kayak mau pergi jauh aja. Padahal cuma pergi ke sekolah."

Gelsy hanya tertawa mendengar itu. "Bik hari ini Bibik sama Mamang jemput Rendi ya. Tapi sebelum pergi masakin aku Cumi asam manis, udang saus Padang, sup Kepiting, kangkung tumis terasi, sama sambal cumi asin ya Bik. Aku pengen makan itu untuk nanti siang, Ayam goreng Kalasan juga deh Bik."

"Tumben Non banyak bener, biasanya Non tukang diet"

"Hehehe... terakhir ni sebelum Bibik pulang ke kampung jemput Rendi. Hehehe mau ya Bik aku pengen makan itu semua."

"Iya-iya Non tenang aja beres itu" ucap Bik Ati sambil berlalu kedapur untuk memgambilkan susu Gelsy.

Gelsy tersenyum senang mendengarnya. Di kehidupan dulu ketika dia sudah menikah pun Bik Ati tetap bekerja dengannya di rumahnya dan Alano. Dia hanya merasa akan merindukan masakan Bik Ati karena itu dia ingin makan yang enak-enak sebelum berangkat nanti malam.

Selesai sarapan Gelsy langsung mengemudikan mobilnya menuju sekolah. Hari masih sangat pagi ketika Gelsy sampai di sekolah.

Gelsy memarkirkan mobilnya di parkiran. Dan berjalan menelusuri sekolah. Gelsy melihat dan mengingat setiap tempat yang ada di sekolah. Gelsy tersenyum mengingat kenangannya selama setahun di sekolah ini.

Puas berkeliling sekolah Gelsy melangkahkan kakinya ke kelasnya. Keadaan kelas sudah mulai ramai. Gelsy keluar kedepan kelas dan berdiri di pagar pembatas kelasnya. Karena kelasnya berada di lantai dua Gelsy dapat melihat suasana di lantai bawah.

Netranya terpaku pada Alano dan teman-temannya yang baru datang, dengan Irina yang berjalan di samping Alano. Mereka tertawa bersama ntah apa yang mereka bicarakan, Gelsy tersenyum kecut melihat itu kemudian melangkahkan kakinya kedalam kelas.

"Good morning El" ucap Cantika dengan suara toa nya tepat di kuping Gelsy.

"Pengang kuping gue Tik" Gelsy mengusap-ngusap kupingnya.

"Eh eh eh tau gak lo" sepertinya Cantika akan memulai sesi gosip pagi hari.

"Apaan" Gelsy sebenarnya malas mendengarkan. Tapi jika tidak di respon Cantika tetap akan bergosip juga.

"Lano tadi berangkat bareng Irina"

"Trus?" tanya Gelsy dengan tatapan bertanya.

"Trus? Lo bilang trus, lo gak ngamuk, biasanya kan lo ngereog kalau liat cewek deket-deket Lano. Ini di bonceng loh di motornya, di.mo.to.r.nya dan lo masih bilang trus" Cantika menatap horor Gelsy.

"Jujur sama gue lo kenapa, dari kemaren lo aneh tau gak. Biasanya nempelin Lano mulu ini sama sekali nggak. Lo kesambet?" sambung Cantika sambil memegang tangan Gelsy.

"Apaan sih lo, aneh banget" Gelsy melepas tangannya yang di genggam Cantika.

"ANEH... lo bilang gue aneh? Lo yang aneh El." Cantika berteriak di depan Gelsy.

Oke sepertinya Gelsy harus menjelaskan kepada Cantika bahwa Gelsy akan berhenti mengejar Alano. Memang Gelsy belum ada bilang apa-apa kepada Cantika. Gelsy hanya tiba-tiba menjauhi Alano, mungkin cantika bingung.

"Gue mau berhenti ngejar Alano. Kayaknya udah cukup deh gue berjuang selama setahun ini. Lagian lo liat kan Alano lebih tertarik sama murid baru dari pada gue. Jadi udah deh biarin aja dia bahagia sama hidupnya. Gak perlu gue rusuhin lagi." Gelsy dengan mantap mengatakan itu.

Cantika mengorek-ngorek kupingnya. Merasa ada yang aneh disini. Ini dia yang salah dengar atau Gelsy yang lagi mabuk atau ada bagian  kupingnya yang rusak.

"Tolong tiupin kuping gue El, kayaknya ada anginnya jadi gue mulai denger yang aneh-aneh kayaknya gue mulai budek deh jadi suka salah denger"

Gelsy memutar bola matanya malas melihat respon Cantika. "Lo gak salah denger, gue beneran bilang gitu"

"SERIUS, LO SERIUS DEMI APA?" Cantika berteriak sehingga seluruh teman sekelasnya menatap mereka.

Gelsy cepat-cepat membekap mulut Cantika. "Gila suara lo."

"Terkejut gue terheran-heran denger omongan lo" Cantika cengengesan menatap Gelsy. "Tapi bener lo serius?"

Gelsy hanya menganggukan kepalanya. Cantika yang ingin mengucapkan sesuatu harus terpotong karena guru yang mengajar sudah memasuki kelas.

***

"Alano, bisa ikut gue bentar. Ada yang mau gue bicarain" Alano hanya menatap datar Gelsy. Raka yang melihat itu menyenggol lengan Alano. Alano bangun dari kursinya mengikuti Gelsy yang sudah berjalan ke luar kelas terlebih dahulu.

 Alano bangun dari kursinya mengikuti Gelsy yang sudah berjalan ke luar kelas terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANTAGONIST'S ANOTHER SIDE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang