AAS - 41

89.9K 7.5K 260
                                    

Part ini berisi flashback kehidupan dulu ya, apa yang sebenarnya terjadi bakal diungkap satu persatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part ini berisi flashback kehidupan dulu ya, apa yang sebenarnya terjadi bakal diungkap satu persatu.

Ini adalah tahun kedua pernikahannya dengan Gelsy, Alano memutuskan untuk menikah dengan Gelsy karena Alano pada dasarnya memang mencintai Gelsy. Dia juga sudah mulai terbiasa menerima semua sikap Posesif Gelsy, menurutnya Gelsy seperti itu karena Gelsy terlalu mencintainya dan takut kehilangannya.

Itu semua wajar karena Gelsy hanya memiliki Alano di dunia ini. Jadi mungkin Gelsy takut kehilangan Alano karena itu Alano mencoba memahami semua sikap Gelsy.

Tapi untuk tidur bersama Alano belum mau, karena terkadang Alano masih sering memimpikan kejadian itu dia takut Gelsy akan mengetahui semuanya, sedangkan dia sama sekali belum siap jika harus mengatakan tentang Tante Irsyi kepada Gelsy.

Jadi Alano memilih pisah kamar dengan Gelsy.

Alano duduk di kursi kerjanya dengan mata yang fokus menatap berkas-berkas di depannya. Sesekali dahi berkerut menandakan dia tengah berpikir.

Tok…

Tok...

Tok... 

"Masuk" ucapnya pada orang di luar. 

Pintu terbuka menampilkan Irene, sekretarisnya. Irene berjalan mendekati meja kerjanya. 

"Pak, saya hamil." 

Alano hanya diam. 

"Saya mau Bapak bertanggung jawab terhadap anak ini." 

Alano masih diam dan menatap datar Irene.

"Saya mau kita secepatnya menikah." 

Dahi Alano berkerut. "Keluar" hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

"Bapak harus tanggung jawab kepada anak ini"

"Keluar saya bilang!!!" ucapnya sambil menatap tajam Irene.

"Saya gak akan pergi sebelum bapak mau nikahi saya." 

Alano bangun dari kursinya, dan berjalan cepat menuju Irene. Dia menjambak rambut Irene dengan kuat hingga wajahnya mendongak.

"Sepertinya saya harus mengirim kamu ke rumah sakit jiwa" ucapnya tersenyum sinis meremehkan Irene.

Dia tak habis pikir dengan Sekretarisnya ini, kenapa aneh sekali. Dimana sebenarnya Rama menemukan orang seperti ini.

"Bapak kira Bapak bisa melakukan itu kepada saya?" Tanya Irene dengan senyum licik. 

"Kenapa tidak?" Alano menyeringai sambil menguatkan jambakannya. 

"Bapak akan menyesal jika melakukan itu" 

"Saya tidak peduli" ucap Alano.

"Bapak harus bertanggung jawab kepada bayi saya." Kata Irene lagi. 

ANTAGONIST'S ANOTHER SIDE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang