Gelsy berjalan menuju Handphonenya yang berdering. Melihat nama yang tertera di layar Handphonenya membuat Gelsy memutar bola matanya malas, rasanya ingin sekali dia tidak mengangkat telpon itu tapi jika tidak di angkat Cantika akan terus menelpon. Jadi dengan ogah-ogahan Gelsy mengangkat telponnya.Ini adalah panggilan ke 14 Cantika sejak pukul 7 pagi, dan jam baru menunjukan pukul 11 siang, bisa di bayangkan berapa menit sekali Cantika menelponnya.
"Gue lagi di jalan ke rumah lo, siap-siap gih sana. Temenin gue ke Butik Tante Laras. Buruan mandi, gue sampe lo harus udah siap." Cantika berucap disaat Gelsy bahkan belum mengucapkan kata Halo.
"Apaan, gak mau gue. Ini tu tanggal merah. Waktunya libur, waktunya gue santai-santai di rumah. Ogah gue, pergi sendiri lo."
"Gak mau tau pokoknya gue sampe lo udah siap. Dua puluh menit lagi gue nyampe" Cantika langsung mematikan telpon secara sepihak.
Gelsy mencak-mencak sebelum kemudian berlalu menuju kamarnya, dan masuk ke kamar mandi.
Cantika menekan Bell yang terletak di samping pintu rumah Gelsy. Tak lama pintu terbuka dari dalam.
"El mana Bik?" tanyanya sambil masuk ke dalam rumah.
"Di kamar Non, langsung naik aja. Non mau di buatin minum apa?"
"Gak usah Bik, kita mau pergi" Cantika kemudian berjalan menaiki tangga.
Cantika membuka pintu kamar Gelsy, tetapi Gelsy tidak terlihat di kamarnya. Samar-samar dia mendengar suara dari kamar mandi. Ah Gelsy sedang mandi.
Cantika mendudukan dirinya di sofa yang berada di kamar Gelsy. Tak lama Gelsy keluar dari kamar mandi dengan pakaian rapi.
"Mau ngapain sih Tik ke tempat Tante Laras?" tanya Gelsy yang kini sedang memoles bedak ke wajahnya.
"Mau ambil baju pesanan gue"
"Astaga Tik acaranya masih 3 hari lagi" ucap Gelsy tak habis pikir dengan Cantika.
"Gue gak tenang kalau tu baju belum di tangan gue"
Gelsy hanya menggelengkan kepalanya.
Memang setelah pulang dari Mall Tiga hari yang lalu Gelsy menemani Cantika ke Butik Tante Laras karena Cantika ingin membuat Gaun untuk acara ulang tahun Aga.
***
Gelsy duduk sambil membolak-balik Majalah yang sedang di pangkunya. Cantika sedang mencoba Gaun nya di ruang ganti.
"Cantik gak El?"
Gelsy mengalihkan pandangannya dari Majalah ke Cantika. Gelsy melihat dengan serius sebelum menganggukan kepalanya.
"Cantik" ucapnya.
Cantika tersenyum mendengar perkataan Gelsy. Dia segera mengganti gaunnya agar bisa segera di bungkus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST'S ANOTHER SIDE (END)
Fantasy🐧 FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA 🐧 Gelsy Oceana Hanz adalah sosok perempuan yang bisa dikatakan sempurna. Dia cantik, kaya, dan pintar. Semua kemauannya dapat dimilikinya kecuali cinta seorang Alano Einhard Waller. Bagi Alano Einhard Waller, Gelsy O...