AAS - 43

85.7K 7.7K 291
                                    

Part ini masih Falshback kehidupan dulu juga ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part ini masih Falshback kehidupan dulu juga ya.

Alano membeku melihat Gelsy yang sudah tergeletak tak sadarkan diri di lantai.

Melihat Cantika yang membawa Gelsy pergi Alano segera menyusulnya. Irene yang melihat itu pun juga ikut menyusul ke Rumah Sakit dengan Mobilnya sendiri.

Alano menatap pintu ruang Operasi yang lampunya masih menyala, sudah lebih dari 3 jam tetapi Dokter belum juga keluar.

Tak lama pintu ruang Operasi terbuka dan Dokter meminta berbicara di ruangannya, Alano yang melihat Cantika akan pergi meminta untuk ikut.

Jantung Alano rasanya berhenti berdetak ketika Dokter mengatakan bahwa kedua anaknya tidak selamat.

Du-a?anaknya kembar kenapa Gelsy maupun Dokter yang menangani Gelsy tidak pernah memberitahunya bahwa anaknya kembar. Selama ini setiap Alano bertanya hasil pemeriksaan Gelsy setiap habis cek kandungan Dokter akan menjelaskan semuanya kecuali bahwa anaknya kembar, kenapa Dokter tidak memberitahunya? Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.

Masih berkutat dengan pikirannya, tubuh Alano seketika membeku mendengar ucapan Dokter selanjutnya.

Rahim Gelsy di angkat, bukan hanya menyebabkan anaknya meninggal tapi dia juga membuat Gelsy tidak akan bisa memiliki anak lagi.
Sungguh Alano rasanya ingin membunuh dirinya sendiri yang sudah mendorong Gelsy. Ya, Alano tidak tau bahwa Irene lah penyebab Gelsy jatuh dari tangga. Alano mengira Gelsy jatuh dari tangga karena dia yang mendorongnya.

Setelah bicara dengan dokter Alano menuju ruangan anaknya berada.

Alano melihat kedua anaknya untuk pertama kalinya, sangat tampan dan cantik keduanya mirip dengan dirinya. Tangannya bergetar hebat ketika menyentuh Pipi anaknya yang dingin. Air matanya terus mengalir ketika menggendong anaknya yang sama sekali tidak bernafas dan membuka matanya. Jika bukan karena kesalahannya dia pasti bisa melihat anaknya membuka mata.

Dia memeluk dan menciumi kedua anaknya. Penyesalan seketika menghantamnya dengan bertubi-tubi.

Belum sampai disitu, Cantika tiba-tiba datang membawa anaknya dan memakamkannya tanpa memberi tahunya dimana Makam anaknya.

Alano sempat bertanya pada Cantika tetapi hanya penolakan yang didapatnya.

***

Alano terus mengunjungi Gelsy walaupun pihak rumah sakit melarangnya masuk keruangan Gelsy dan Cantika yang menempatkan penjaga didepan kamar Gelsy, dia hanya akan duduk di depan ruang inap Gelsy. Memandang Gelsy dari kaca kecil di pintu ruang inapnya.

Hingga suatu pagi Alano mendengar suara gaduh dari ruang inap Gelsy, dia juga mendengar Cantika yang meminta tolong. Saat kedua penjaga masuk Alano juga ikut masuk ke ruangan Gelsy, Dadanya terasa sesak melihat keadaan Gelsy yang kacau dengan sayatan dipergelangan tangannya.

Alano mengingat kejadian dulu saat Gelsy mencoba bunuh diri karena kepergian kedua orang tuanya. Rasa bersalahnya semakin besar terhadap Gelsy. Dia mengambil semua orang yang di sayangi Gelsy.

Sudah dua hari ini Alano tidak menjenguk Gelsy di Rumah Sakit karena ada urusan yang harus dia selesaikan.

Alano yang baru pulang dari pengadilan Agama setelah sidang cerai pertamanya dengan Irene merasa terkejut melihat Gelsy yang pulang ke rumah.

Ya, Alano memutuskan untuk menceraikan Irene, karena dia merasa sudah terlalu muak dengan Irene. Tetapi Irene mempersulit perceraian mereka sehingga mereka harus menjalani sidang kedua.

Alano duduk di depan Gelsy. Senyumnya mengembang, setelah sekian lama akhirnya dia bisa melihat Gelsy. Alano merasa ada yang berbeda dengan Gelsy, tapi dia mencoba untuk menepisnya.

Gelsy menyerahkan sebuah Map kepadanya, dengan penasaran Alano membuka Map tersebut.

Tangannya bergetar ketika membaca isi Map tersebut, Jantungnya berdebar dengan kencang dan tangannya terasa begitu dingin.

Alano yang mengerti maksud Gelsy langsung menolak, dia merobek surat itu di depan Gelsy.

Tetapi Gelsy hanya berkata akan mengirimkannya lagi dan berlalu pergi dari sana. Tanpa memperdulikan Alano yang mengejarnya

Irene menatap Gelsy yang keluar dari rumah dengan koper ditangannya, dia mengambil Handphone di sakunya dan menekan nomor seseorang.

Menempelkan Handphone tersebut di telingannya dan berkata "Dia baru saja pergi."

Irene menyeringai melihat taksi yang ditumpangi Gelsy mulai hilang di pandangannya.

"Selamat bertemu keluargamu."

***

Alano duduk termenung di kursi kerjanya. Mengapa semuanya menjadi seperti ini, Alano mengusap wajahnya kasar dan menjambak rambutnya.

Dering Handphone menghentikan jambakannya pada rambutnya. Dahinya berkerut melihat nomor asing menghubunginya, seingatnya ini nomor pribadinya dan hanya orang-orang tertentu yang tahu nomor ini.

Jantungnya serasa diremas tangan tak kasat mata setelah mendengar ucapan orang diseberang sana. Handphonenya jatuh kelantai, Alano yang berusaha bangun dari kursinya jatuh terduduk di lantai karena terlalu lemas.

Setelah bisa menguasai dirinya, dia berlari menuju mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi, dia bahkan beberapa kali hampir menabrak kendaraan lain.

Memarkirkan mobilnya asal di Loby rumah sakit kemudian berlari menuju Receptionist untuk bertanya dimana Gelsy berada.

Polisi yang kebetulan berada di sekitar Receptionist segera menghampiri Alano dan membawanya ke ruangan tempat Gelsy berada.

Alano menatap sedih ruangan didepannya dengan tangan bergetar dia menekan kenop pintu dan mendorong pintu tersebut.

Air matanya jatuh melihat Gelsy yang terbaring di Brankar tersebut, dengan kaki yang gemetar dan terasa lemas Alano berjalan menuju Gelsy.

Tangisnya seketika pecah melihat keadaan Gelsy, Alano menggenggam tangan Gelsy dan menumpukan kepalanya disana sambil berlutut. Kakinya tidak sanggup lagi menopang tubuhnya.

Alano menangis tergugu disamping Gelsy "El, jangan gini. Aku mohon, aku salah bener-bener salah, aku minta maaf."

Alano menggengam tangan Gelsy dan menciuminya "El please, jangan tinggalin aku. Bangun! TOLONG BANGUN EL!!!"

Tangisan Alano semakin kencang, dia bangun dan memeluk erat Gelsy "Aku salah, aku salah banget sama kamu. Aku mohon jangan tinggalin aku."

"Aku belum jujur sama kamu, kamu harus dengerin penjelasan aku dulu El. Bangun! aku mohon bangun! buka mata kamu."

Alano mengelus Pipi Gelsy yang terasa dingin. "El, Please bangun. Cukup anak kita yang pergi kamu jangan. Kenapa kalian gak ajak aku, aku mohon balik ajak aku bareng kalian. Aku gak mau di tinggal kalian. Tolong El tolong ajak aku, aku tau aku salah tapi jangan hukum aku kayak gini, aku mau bareng kalian."

Alano menempelkan keningnya dengan kening Gelsy "Please, jemput aku El, aku mau sama kalian."

Seperti biasa buat yang penasaran langsung ke Karyakarsa ya disana udah sampai Extra Part. Harganya 2000 untuk 2 part.

Ini linknya ya, kalau susah bisa liat d profil aku juga ya.

Https://Karyakarsa.com/Siskadina

Gak bosan-bosan aku ngajak kalian untuk follow aku d tiktok yukkk...

tiktok.com/@siskana_2

Peluk sayang buat kalian semua...

ANTAGONIST'S ANOTHER SIDE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang